Sosial
Pencarian Markiyem Resmi Dihentikan, Keluarga dan Warga Masih Lakukan Pencarian Mandiri


Ngawen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Setelah tujuh hari sejak dilaporkan hilang, upaya pencarian Markiyem (72) warga Padukuhan Suru, Desa Kampung, Kecamatan yang dilakukan oleh tim SAR gabungan akhirnya dihentikan. Secara resmi, pada Jumat (15/11/2019) kemarin ditetapkan sebagai hari terakhir pencarian. Hal ini sesuai dengan aturan yang berlaku yaitu jika sekiranya 7 hari target pencarian tidak kunjung ditemukan, maka upaya tersebut otomatis dihentikan. Kendati demikian, masyarakat dan pihak keluarga masih akan berusaha melakukan pencarian secara mandiri.
Kepala Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Suparna mengungkapkan, pencarian terhadap Markiyem (72) yang dilakukan oleh petugas telah dihentikan sejak sore kemarin. Meski demikian, Sabtu (23/11/2019) pagi tadi, masyarakat masih tetap melakukan pencarian meski hanya dilakukan secara mandiri. Selain menyisiri kawasan Hutan Wonosadi, sekitar 20 warga tersebut juga menyisir ke beberapa wilayah.
“Masih dilakukan pencarian, tapi hanya mandiri. Pakai motor ke beberapa daerah yang dimungkinkan dikunjungi simbah itu,” ucap Suparna.
Adapun perluasan wilayah pencarian saat ini sampai ke daerah Karangmojo, Semin, Nglipar, Gedangsari, Patuk, Wedi dan Bayat, Klaten. Tak hanya itu, desa-desa di Kecamatan Ngawen pun juga dilakukan penyisiran oleh masyarakat dengan harapan agar lansia tersebut segera ditemukan dalam kondisi baik.
“Mudah-mudahan segera ketemu, masyarakat setempat masih berusaha maksimal,” terangnya.
Sementara itu, Humas Basarnas DIY, Pipit Eriyanto mengungkapkan, selama pencarian, tim SAR gabungan sudah menyisir di area dalam Hutan Wonosadi. Ratusan personil dari sejumlah komunitas dan instansi telah dikerahkan, namun hingga hari terakhir, tidak ditemukannya tanda-tanda Markiyem di dalam hutan.
Dilanjutkannya, dalam proses pencarian tersebut sejak hari pertama, Tim SAR Gabungan dibagi menjadi 4 SRU dan area pencarian sejauh 3 km ke segala arah dari titik awal rumah korban.
“Sampai dengan hari ke 7 belum ada hasil yang sesuai, masih nihil,” ucap Pipit.
Dalam proses pencarian ini, pihaknya juga mendatangkan 1 tim K9 dari unit satwa Polda DIY. Anjing pelacak terlatih ini digunakan untuk membantu kemungkinan adanya jejak yang bersangkutan di area hutan. Namun kemudian pada hari ke 3 hujan turun sehingga pencarian menggunakan anjing pelacak tersebut tak bisa dilanjutkan.
“Sesuai dengan SOP yang berlaku, kemarin sore dihentikan upaya pencarian dari petugas. Tapi kami tetap melakukan pemantauan,” imbuh dia.
Sebelumnya Pipit juga menjelaskan terkait kemungkinan peluang Markiyem masih hidup. Pasalnya di dalam hutan tersebut ada beberapa tanaman yang dapat dikonsumsi oleh korban. Meski usianya cukup tua, namun kondisi badan terakhir kali dilihat sebelum hilang dalam kondisi sehat. Sehingga dengan demikian masih ada kemungkinan yang baik.
Namun demikian, ada kekhawatiran tersendiri pula mengingat kondisi geografis hutan yang memang cukup ekstrem di mana banyak terdapat luweng dan jurang.
-
Uncategorized4 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event4 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
Sosial3 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
musik4 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya4 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan1 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya