Sosial
Semarak Rasulan Berakhir, Harga Kebutuhan Pokok Mulai Turun






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sejak beberapa waktu terakhir, terutama dimulai sejak menjelang hari raya lebaran 2018 silam, masyarakat Gunungkidul harus menerima kenyataan garha-harga kebutuhan pokok melonjak. Berakhirnya momen hari raya tak lantas membuat harga bahan kebutuhan pokok menurun. Maraknya prosesi rasulan di berbagai desa membuat permintaan akan komoditi tersebut tetap tinggi sehingga berimbas pada harga yang tak kunjung turun.
Mulai berakhirnya rasulan di seluruh pelosok Gunungkidul pada awal September 2018 nanti mulai terasa berdampak pada harga kebutuhan pokok. Di sejumlah tempat, harga komoditi ini sudah mengalami penurunan yang cukup signifikan. Trend ini diperkirakan akan terus terjadi dan harga akan kembali normal.
Salah satu pedagang kebutuhan pokok di Pasar Argosari Wonosari, Tugiyati (45) mengatakan, penurunan harga sudah terjadi sejak beberapa waktu terakhir ini. Penurunan harga terjadi pada sejumlah komoditi unggulan yang selama ini memang memiliki permintaan cukup tinggi. Namun, ada pula sebagian kecil bahan kebutuhan pokok yang justru mengalami penurunan meski tidak terlalu signifikan.
Menurut Tugiyati, menurunnya permintaan masyarakat membuat penurunan harga terjadi. Sebagian besar desa memang telah melaksanakan hajatan rasulan, sehingga kemudian permintaan kembali menurun.
"Sudah mulai turun di pekan terakhir Agustus ini, penyebabnya ya memang karena permintaan menurun, sudah tidak ada rasulan," ucapnya, Selasa (28/08/2018) siang.







Adapun sejumlah komoditas yang mengalami penurunan harga adalah daging ayam yang harganya saat ini sudah menurun di angka Rp35.000 per kilogram dari Rp40.000 per kilogram di awal Agustus silam. Sementara untuk cabai merah keriting, dari harga Rp26.000/kg turun menjadi Rp23.000/kg. Penurunan turut terjadi pada cabai rawit merah, dari Rp36.000/kg menjadi Rp30.000/kg.
“Bawang merah juga turun sebesar Rp4.000, jadi Rp22.000 per kilogramnya,” urainya.
Sementara kenaikan harga justru terjadi pada komoditi cabai rawit hijau yang naik Rp4.000 menjadi Rp22.000 per kilogram. Tugiyati mengaku tak mengetahui penyebab kenaikan harga tersebut. Menurutnya, harga dari penyetor memang sudah tinggi sehingga ia tak bisa berbuat apa-apa.
Sementara itu, Kasi Distribusi dan Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Gunungkidul, Sigit Haryanto mengatakan tradisi rasulan yang memang marak digelar usai lebaran lalu memang sangat berpengaruh terhadap stabilitas harga kebutuhan pokok. Permintaan yang tinggi dari masyarakat terkait bahan-bahan tersebut membuat harga pun melambung tinggi.
“Karena saat ini rasulan sudah berakhir. Pasti terjadi penurunan permintaan sehingga harga juga akan turun dengan sendirinya,” tutupnya.