Pemerintahan
Rusak Akibat Badai Cempaka 2017, Bupati Gunungkidul Usulkan Perbaikan Bendungan Bribin II


Semanu,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Badai Cempaka 2017 yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul masih menyisakan dampak yang belum tertangani, yaitu adanya kerusakan pada bendungan bawah tanah yang terletak di Bribin II yang berada di Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu. Baru-baru ini Bupati Gunungkisul beserta jajarannya dan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSO) melakukan peninjauan bersama pada bendungan bawah tanah satu-satunya di dunia tersebut.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, dampak badai cempaka beberapa tahun lalu membuat banyaknya kerusakan infrastruktur dan lainnya di Kabupaten Gunungkidul. Salah satunya adalah pada bendungan yang berada di kedalaman 104 meter tersebut. Bendungan yang seharusnya bisa mengaliri dan mencukupi kebutuhan warga di beberapa wilayah nyatanya sejak saat itu tidak dapat difungsikan, sehingga upaya mencukupi kebutuhan air bersih pun menjadi tersendat.
Maka dari itu, peninjuan dan redesain dilakukan oleh Pemkab Gunungkidul untuk perbaikan sehingga bendungan bawah tanah ini dapat difungsikan kembali.
“Sedang dicek, saya lihat kerusakannya luar biasa, sambungan pipanya patah dan air menghantam ruang mesin, debitnya cukup besar 500 liter per detik,” papar Bupati Gunungkidul, Sunaryanta.
Pihaknya kemudian berkoordinasi dengan BBWSO untuk mendesain ulang dan menghitung estimasi anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan. Rencananya Bupati Gunungkidul akan mengusulkan perbaikan menggunakan anggaran pusat.
“Nanti akan kami koordinasikan dan sampaikan apa yang terjadi di daerah dan keperluan berkaitan dengan penanganannya. Bendungan ini mampu mencukupi kebutuhan air bersih warga di 3 kapanewon yaitu Girisubo, Semanu, dan Rongkop,” sambungnya.
Sementara itu, Satker OP SDA BBWSO, Wardani mengatakan, redesain telah dilakukan. Adapun untuk kebutuban anggaran perbaikan di Bribin II ini membutuhkan dana sebesar Rp 45 miliar. Tentunya perlu komunikasi dengan beberapa pihak terkait untuk perbaikan peralatan di kawasan tersebut.
“Anggaran sebesar itu untuk biaya perbaikan, yang masih bagus kita amankan dan yang rusak kita perbaiki, karena kalau untuk mengganti biayanya tinggi sekali,” kata Wardani.
“Yang rusak itu modul penggerak untuk pemompa air ke atas, ada beberapa yang rusak, dan mainnya yang rusak,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, hasil review yang dilakukan bersama dengan sejumlah pihak saat itu, kemudian disampaikan ke pemerintah pusat termasuk dengan estimasi kebutuhan anggaran untuk revitalisasi atau perbaikan. Saat ini pihaknya masih menunggu keputusan dari PUPR pusat untuk biaya perbaikan tersebut.
-
Sosial5 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized5 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event6 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik5 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya5 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan2 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya