Sosial
Bagi-bagi Pupuk Gratis Ala Prof Sutrisna Wibawa Telah Rambah Kawasan Selatan
Panggang,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Kapanewon Panggang merupakan salah satu daerah yang menjadi langganan kekeringan saat musim kemarau. Hal itu menjadikan aktivitas pertanian di wilayah ini saat musim kemarau tak bisa berjalan maksimal. Dengan hampir seluruh lahan pertanian merupakan sawah tadah hujan, para petani di Padukuhan Wintaos, Kalurahan Girimulyo, Kapanewon Panggang bahkan hanya bisa satu kali melakukan panen padi dan sekali palawija. Itupun tak semuanya lahan bisa berproduksi.
Salah seorang warga setempat, Satriatno mengatakan, ladang di wilayahnya merupakan lahan tadah hujan. Sehingga untuk aktivitas pertanian hanya mengandalkan saat musim penghujan. Sedangkan ketika musim kemarau, saat musim penghujan, hanya sebagian kecil lahan petani yang mampu berproduksi dan itupun jenis tanaman yang tak membutuhkan air terlalu banyak.
“Selama ini kalau untuk pada hanya sekali panen. Kemudian diteruskan kacang atau singkong,” papar Satriatno.
“Iya untuk air itu agak sulit. Kalau musim kemarau seperti ini banyak lahan yang nganggur,” jelasnya.
Selain permasalahan air, petani di wilayah ini juga banyak yang mengeluhkan tentang kesulitan untuk mendapatkan pupuk. Selama ini, jika mengambil jenis pupuk subsidi, jumlahnya sangat terbatas padahal untuk kebutuhan petani sendiri cukup banyak. Sehingga mereka harus membeli secara mandiri dengan harga yang lumayan mahal. Hal ini tentu berdampak terhadap ongkos produksi para petani yang semakin mencekik.
Minggu (06/08/2023) kemarin, masyarakat setempat mendapatkan bantuan pupuk dari Prof. Sutrisna Wibawa untuk memenuhi kebutuhan mereka menjelang masa tanam yang tinggal menghitung bulan. Bantuan pupuk sejumlah 7 ton ini tentunya mendapatkan respon baik dari masyarakat setempat. Kelompok tani setempat tentunya bisa bernafas lega lantaran bantuan yang diberikan ini sangat membantu mengurangi biaya produksi para petani.
Kepada Pidjar.com, Prof. Sutrisna Wibawa mengatakan, ia bersama dengan tim telah menerima keluhan mengenai air bersih di wilayah tersebut. Termasuk keluhan mengenai pupuk yang keberadaanya sering kali sulit didapatkan oleh para petani terutama ketika musim tanam.
“Kalau untuk pengairan kami sudah mendapatkan keluhan. Konsep pengairan saat ini masih mengandalkan pompa, ini akan kami upayakan akan kami bawakan tim ahli geologi yang bisa melihat mana sih lokasi yang ada sumber air bawah tanahnya,” ucap Prof. Sutrisna Wibawa.
“Biasanya untuk biaya setiap lokasi membutuhkan anggaran ratusan juta. Mungkin untuk di daerah itu (Wintaos) kedalamannya 100 meter bahkan lebih ya,” jelasnya.
Disinggung mengenai program plasma pemberian pupuk gratis ini, mantan rektor UNY tersebut mengatakan pada minggu kemarin menggelontorkan total17,5 ton pupuk kepada petani di Wintaos, Kalurahan Girimulyo dan wilayah Pampang, Kapanewon Paliyan.
Sebagaimana diketahui, Sutrisna Wibawa bersama dengan Sumanto dan Koperasi Jaringan Jasa Usaha Bersama menggagas Bantuan subsidi pupuk kepada warga Gunungkidul. Sebanyak 10.000 ton akan digelontorkan ke petani di Kabupaten Gunungkidul secara bertahap. Pupuk ini nantinya akan dibagikan secara gratis.
“Saya bersama pak Sumanto memiliki keinginan untuk pengentasan kemiskinan di Kabupaten Gunungkidul. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan perhatian ke hulu yaitu kepada petani,” papar Sutrisna Wibawa, saat ditemui Padukuhan Kwangen Lor, Kalurahan Pacarejo beberapa waktu silam.
Dijelaskan, bantuan 10.000 ton pupuk ini akan diserahkan secara bertahap untuk petani di seluruh wilayah Gunungkidul. Untuk saat ini lebih dari 50 ton pupuk telah diserahkan ke kelompok tani di beberapa padukuhan dan kalurahan.
“Untuk sekarang ini sudah 100 ton lebih pupuk yang tersalurkan. Program bersama dengan koperasi ini dimaksudkan untuk membantu sedikit meringankan beban petani, sebab selama ini banyak yang mengeluh tentang keterbatasan pupuk dan harga pupuk yang cukup tinggi. Kemudian juga berupaya untuk peningkatan hasil produksi pertanian,” ucap dia.
“Kalau untuk sekarang kami berikan secara gratis, tapi ke depan tentu tidak. Harapannya ini bisa menjadi pengungkit para petani agar bisa lebih sejahtera. Kami ke depan juga berupaya memilah apa yang menjadi kebutuhan petani, misal bibit atau bagaimana penanganan pasca panen (penjualan) dalam bentuk mentah, setengah jadi atau sudah siap edar akan kami bantu pasarkan. Namun tentu dalam jumlah besar karena operasi ini kan nasional,” ujar mantan Rektor UNY yang sekarang menjabat sebagai ketua Koperasi Jaringan Jasa Usaha Bersama ini.
Dengan program tersebut, isu kemiskinan daerah nasional dan sedikit demi sedikit teratasi. Dijelaskan sekitar 80% penduduk Gunungkidul berprofesi sebagai petani. Hal itu menunjukkan bagaimana pentingnya penguatan di sektor pertanian sebagai sumber perekonomian warga dan daerah.
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Habiskan Anggaran 41 Miliar, Puluhan Titik Ruas Jalan Gunungkidul Diperbaiki
-
Olahraga2 minggu yang lalu
PON XXI Aceh, PDBI Gunungkidul Sabet Juara Umum 2
-
Politik4 minggu yang lalu
Sunaryanta -Ardi Sisir Basis Muhammadiyah
-
Olahraga2 minggu yang lalu
Kejurkab Gunungkidul, Ganeksa Bhumikarta Rebut Gelar Juara Putra
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Tertabrak Fortuner, Pemotor di Gunungkidul Terseret 20 Meter Hingga Tewas
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kapasitas Mulai Penuh, Pemkab Gunungkidul Wacanakan Perluasan TPAS Wukirsari
-
Pemerintahan3 minggu yang lalu
Ratusan Kilometer Jalan Rusak, Pemerintah Usulkan Perubahan Status di Sejumlah Titik
-
Hukum3 minggu yang lalu
Ngaku Bisa Gandakan Uang, Dukun di Gunungkidul Diringkus Polisi
-
Politik4 minggu yang lalu
Benyamin Sudarmaji Deklarasikan Dukungan Untuk Sunaryanta-Ardi
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Rem Blong, Bus Pariwisata Tabrak Lapak Pedagang di JJLS
-
Sosial3 minggu yang lalu
Ardi di Depan Umat Katholik: Hanya di Era Sunaryanta Insiden SARA Tak Pernah Terjadi
-
Hukum2 minggu yang lalu
Sempat Disekap di Rumah Kosong, Siswi 11 Tahun Dicabuli Pemuda Bejat