fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Bantuan Perangkap Lalat Dibagikan ke Petani, Alat Yang Buat Serangga Tak Bisa Berkembang Biak

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar.com)–Hama lalat merupakan salah satu kendala yang biasa dihadapi oleh para petani, khususnya buah maupun sayur. Mengantisipasi hal tersebut terus menjadi gangguan, pemerintah memberikan bantuan perangkap lalat buah. Adapun melalui alat ini, nantinya serangga-serangga seperti lalat ini akan dibuat tak bisa berkembang biak. Sehingga kemudian dengan populasi yang menurun, hama jenis ini tak akan lagi menjadi gangguan bagi para petani.

Salah satu yang mendapatkan bantuan ini adalah Kelompok Petani (Poktan) Jaka Berek di Padukuhan Gading IV, Kalurahan Gading, Kapanewon Playen. Bantuan ini diberikan oleh Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) Playen.

Petugas POPT Patuk dan Playen, Sujaka menjelaskan, alate perangkap lalat buah sendiri dibuat menggunakan petrogenol yang dicampur dengan air. Melalui perangkap ini, lalat buah nantinya tidak bisa berkembang biak sehingga tidak berpotensi merusak tanaman holtikultura.

Berita Lainnya  Menilik Kampung Pande Besi di Kalurahan Karangtengah

Zat campuran Petrogenol dan air tersebut diletakkan di dalam botol plastik yang digantung di batas lahan. Jika nanti ada lalat, khususnya jenis jantan yang terjebak di dalam botol, zat tersebut akan bereaksi dan berpengaruh pada hormon untuk berkembang biak dari lalat jantan ini.

“Jadi hormon lalat jantan akan termanipulasi, sehingga saat bertemu dengan lalat betina tidak bisa terjadi perkembangbiakan,” kata Sujaka saat ditemui, Jumat (07/01/2022).

Adapun selain memberikan bantuan perangkap hama, Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul juga sudah memberikan dukungan berupa benih hingga pupuk. Termasuk dengan bahan khusus agar tanah semakin subur.

Sujaka pun menghimbau kepada para petani setempat untuk rutin menjaga kondisi tanah agar tetap subur. Antara lain dengan memberikan jeda saat pengolahannya.

Berita Lainnya  Lima Kalurahan Lolos Seleksi Penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru

“Paling tidak ada jeda waktu sekitar sebulan didukung pupuk agar hasil panen nantinya lebih optimal,” ucapnya.

Sementara itu Ketua Kelompok Tani ‘Jaka Berek’, Antonius Marsudi Nugroho mengaku sangat berterimakasih dan merasa bersyukur bisa mendapat bantuan dan dukungan dari DPP Gunungkidul. Apalagi, ia bersama rekan-rekannya terbilang baru dalam mengelola dan mengembangkan lahan tersebut.

Kebanyakan anggota Jaka Berek memang masih berusia muda alias petani milenial. Saat ini pihaknya mengelola lahan seluas 1 hektare yang berstatus sewa tanah kas Kalurahan Gading. Adapun tanaman holtikultura yang dibudidayakan oleh poktan tersebut adalah cabai, bawang, sawi, hingga bayam dengan model tumpang sari. Adapun rencananya lahan tersebut akan mereka kembangkan menjadi objek wisata berkonsep agrowisata.

Berita Lainnya  Bermodal Uang Patungan, Komunitas Ini Salurkan Bantuan ke Wilayah-wilayah Pinggiran di Gunungkidul

“Kami berharap dukungan dan pendampingan terus diberikan kepada kami, mengingat kami masih baru,” ujar Marsudi.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler