fbpx
Connect with us

Sosial

Beras Kelas Medium Menghilang di Pasaran. Harga Beras Premium Terus Melambung Tak Terkendali

Diterbitkan

pada

BDG

Ponjong,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Layaknya Bahan Bakar Minyak (BBM), beras merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan masyarakat. Namun hal yang cukup memprihatinkan di negara Indonesia yang konon merupakan negara agraris, ketersedian bahan makanan pokok ini masih kurang mencukupi. Pertanian yang menjadi ujung tombak produksi beras terkesan masih menjadi anak tiri. Kebijakan pemerintah pun nampaknya kurang mendukung berkembangnya dunia pertanian dan terkesan hanya mencari jalan pintas daripada menggenjot produksi padi seperti yang selama ini digembar-gemborkan. Terakhir yang tengah kencang menuai pro kontra, rencana impor 500.000 ton beras menjadi salah satu bukti dari masih belum berhasilnya program pengembangan pertanian dari pemerintah.

Saat ini, masyarakat dibuat kalang kabut dengan melambungnya harga beras. Beras kelas medium cukup langka dan sulit dicari di pasaran. Lantaran hal tersebut, masyarakat kelas menengah ke bawah pun kemudian terpaksa beralih ke beras premium yang lazim dikonsumsi oleh kalangan menengah ke atas. Efek domino dari ketidaktersediaan beras medium ini adalah melambungnya harga beras kelas premium yang membuat beban masyarakat kurang mampu semakin bertambah.

Carut marut distribusi beras di Indonesia ini diakui oleh Ketua DPC Persatuan Pengusaha Penggilingan Beras Seluruh Indonesia (Perpadi) Gunungkidul, H. Sukaryadi. Menurut dia, saat ini di Gunungkidul stok beras kelas medium nyaris tidak ada. Penetapan harga eceran tertinggi (HET) beras medium seharga Rp9.450 per kilogram oleh pemerintah menjadi tak berguna lantaran barang di pasaran sudah tidak ada.

Berita Lainnya  Upaya Pemkab Gunungkidul Dongkrak Popularitas IKM Lokal

"Kalau saat ini di pasaran memang sudah tidak ada. Lha wong menurut pantauan yang kami lakukan, stok petani di gudangnya sudah menipis dan hanya cukup digunakan untuk kebutuhan mereka saja," papar Sukaryadi, Sabtu (13/01/2018) siang.

Ketiadaan stok semacam ini menurutnya kemudian membuat harga beras kelas premium yang masih tersedia di pasar pun merangkak naik. Untuk menstabilkan harga beras di pasaran sekaligus juga membantu masyarakat menengah ke bawah yang terbebani harus membeli beras kelas premium, pihaknya bekerja sama dengan Bulog kemudian berinisiatif untuk menggelar operasi pasar. Pada Minggu (14/01/2018) esok, operasi pasar DPC Perpadi akan digelar di Pasar Argosari Wonosari. Sejumlah 5 sampai 6 ton beras disediakan dan bisa ditebus di bawah harga pasar. Untuk kalangan masyarakat umum, beras kelas medium berkualitas dijual dengan harga di bawah HET dengan harga Rp9.350 per kilogram, sementara untuk kalangan pengecer pihaknya memberikan harga sebesar Rp8800 perkilogram untuk pembelian di lokasi dan Rp9000 per kilogram untuk layanan antar.

Berita Lainnya  Gagal Panen Terparah Jadi Pelajaran, Petani Diminta Gunakan Benih Yang Tahan Kekeringan

"Untuk pengecer kita layani dengan syarat tidak boleh menjual di atas HET atau dilempar keluar daerah. Operasi pasar kita mulai pukul 06.00 WIB sampaj pukul 10.00 WIB," urainya.

Wakil Sekretaris DPC Perpadi Gunungkidul, Joko menambahkan bahwa operasi pasar semacam ini akan terus digelar pada bulan Januari 2018 ini. Namun rencana ini nantinya juga sangat tergantung pada ketersedian beras di Bulog sebagai yang menggandeng mereka untuk  melakukan distribusi. Pihaknya pada Sabtu pagi tadi telah menggelar operasi pasar di Pasar Ponjong. Dalam kesempatan ini, sebanyak 4 ton beras dilepas ke masyarakat. 

"Beras operasi pasar kita kemas dengan ukuran 5 kilogram, 25 kilogram dan 50 kilogram," ucap Joko.

Ia mengungkapkan, operasi pasar yang bekerjasama dengan Bulog ini digelar secara serentak di seluruh DIY. Diharapkan dengan adanya operasi pasar semacam ini, ketersediaan beras kelas medium di pasar bisa kembali ada setelah sejak akhir tahun 2017 menghilang dari pasaran. Menurutnya, menghilangnya beras medium ini sangat memberatkan kalangan masyarakat kelas menengah ke bawah yang notabene merupakan konsumen utama.

"Kasihan kalau mereka harus terus membeli beras premium yang harganya saat ini terus naik tak terkendali," lanjut dia.

Berita Lainnya  Potensi Tinggi, Raupan Pajak Pertambangan Gunungkidul Lampaui Target

Sementara itu, pemerhati pertanian Gunungkidul, Sukrisno meminta pemerintah lebih memperhatikan pengembangan sektor pertanian. Ketersediaan beras sebagai bahan makanan pokok menjadi hal yang mutlak dan harus dijamin pemerintah. Ia sendiri mengapresiasi langkah Bulog dalam menggandeng Perpadi untuk menyalurkan beras melalui operasi pasar. Hal semacam ini merupakan langkah tepat lantaran jaringan dari Perpadi saat ini sudah menyentuh ke seluruh desa di Gunungkidul. Sebagai praktisi, anggota Perpadi yang mencapai 300 lebih anggota dan tersebar di 144 desa di Gunungkidul disebut mantan anggota DPRD DIY  ini tentunyai lebih mengetahui seluk beluk dan permasalahan di lapangan yang sesungguhnya. 

"Kita harapkan masalah pangan ini bisa segera ditemukan solusi pastinya. Jangan sampai terus terjadi sehingga memberatkan masyarakat," tuturnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler