Sosial
Bio Solar Langka, Supir Truk: Waktu Kami Habis Hanya Untuk Antri






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Bahan bakar kendaraan berjenis biosolar untuk kendaraan angkutan seperti truk saat ini langka di Gunungkidul. Akibatnya antrian memanjang terlihat di sejumlah SPBU di Gunungkidul. Sulitnya mencari biosolar ini tentunya menjadi keluhan para pengemudi truk yang harus kelabakan untuk bisa beroperasi. Kelangkaan ini diakibatkan lantaran adanya pengurangan kuota jenis BBM ini di Gunungkidul oleh Pertamina.
Salah satu pemilik usah dump truk, Sulistyo mengaku, kelangkaan biosolar sendiri sudah terjadi sejak beberapa minggu terakhir. Akibatnya, di SPBU-SPBU Gunungkidul, belakangan ini menerapkan kebijakan pembatasan pembelian biosolar untuk kendaraan. Pembatasan tersebut berupa, para sopir truk hanya boleh membeli maksimal Rp. 150 ribu per kendaraan.
“Pengaruhnya ya kami ini kesulitan membeli BBM, harus rela antri pagi hingga siang,” ucap Sulis, Minggu (16/10/2021).
Adanya kendala kelangkaan bio solar ini sangat berimbas kepada pekerjaannya. Untuk penyetoran material, seringkali harus terlambat sehingga pihaknya mendapatkan komplain dari klien. Selain itu juga, operasional truk-truk juga menjadi sangat terbatas lantaran kesulitan mendapatkan bahan bakar.
Sulis menambahkan, antrian hanya untuk mendapatkan biosolar sendiri bisa mencapai satu hingga dua jam. Sementara harga Rp. 150 ribu tersebut hanya bisa digunakan satu kiriman saja.







“Jadi kami ini waktunya hanya habis untuk ngantri, kalau untung ya antrinya cuma sebentar. Tapi masalahnya waktu pengambilan solar ini bagi sopir truk biasanya bareng sehingga ya memang harus antri,” ungkap dia.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi, Kepala Seksi Distribusi, Bidang Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Gunungkidul, Sigit Haryanta mengungkapkan, saat ini memang ada kebijakan pengurangan kuota solar bersubsidi di Gunungkidul. Namun demikian, untuk penyebab dari adanya kebijakan pengurangan tersebut, pihaknya tidak mengetahui secara pasti. Hal ini lantaran, kebijakan ini memang langsung dari pusat.
“Kuota untuk biosolar di Gunungkidul pada Agustus ada 1.560 Kilo Liter, sedangkan pada September ini dikurangi menjadi 1.376 Kilo Liter. Untuk sebab pengurangannya apa, kami tak tahu,” tandas dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
bisnis3 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar