Pemerintahan
Cacar Sapi Menyerang, Aktivitas Jual Beli Merosot Tajam


Playen,(pidjar.com)– Penyakit Lumpy Skin Disease atau cacar sapi yang belakangan ini ramai diperbincangkan mengakibatkan jual beli sapi di Kabupaten Gunungkidul mengalami penurunan. Tak tanggung-tanggung, aktivitas jual beli mengalami penurunan hingga 50 persen, pun demikian dengan harga yang juga turun.
Seperti yang diungkapkan oleh salah seorang pedagang sapi di Pasar Siyono, Joko Mulyono. Menurutnya, merebaknya penyakit LSD berdampak pada permontaan sapi yang berkurang jika dibandingkan dengan hari pasar kondisi normal. Harga ternak pun juga sejak beberapa waktu lalu mulai turun.
“Ya ada penurunan memang untuk permintaan. Mungkin mereka khawatir dengan penyakit LSD ini. Kalau ada sapi dengan gejala penyakit cacar sementara tidak diperjual belikan diobati dulu tapi yang jadi kendala karena obat-obatannya kalau beli sendiri ya mahal,” ucap Joko.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Pengelola Pasar Hewan Siyono, Kapanewon Playen, Isnaning Suindarti. Aktivitas jual beli di pasar mengalami penurunan hingga 50 persen jika dibandingkan dengan hari pasar pada umumnya. Tingkat penjualan dan harga ternak pun juga ada penurunan.
“Aktivitas turun hampir separuh,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari mengatakan penyakit cacar sapi masih menjadi ancaman sebab penyakit ini bisa menular sesama ternak. Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh tim dari dinas, di Kabupaten Gunungkidul tercatat ada 302 sapi yang terjangkit penyakit cacar tersebut. Pada kasus ini rerata yang terpapar cacar sapi adalah sapi-sapi muda.
“Dari jumlah ini sudah ada 3 sapi yang mati karena penyakit LSD,” papar Wibawanti Wulandari.
Kasus cacar sapi ini sudah ditemukan di 14 kapanewon di Gunungkidul. Adapun kapanewon yang masih nihil kasus ada lima meliputi Saptosari, Tanjungsari, Tepus, Playen dan Paliyan. Adapun tanda-tanda umum ternak terjangkit LSD yakni pada bagian kulit nampak dan muncul benjolan-benjolan.
Dijelaskan untuk sapi-sapi yang terjangkit cacar sapi telah dilakukan penanganan dan pemberian obat sejak muncul gejala. Pengawasan secara rutin juga dilakukan oleh medis kesehatan hewan.
“Termasuk pengawasan di pasar hewan. Untuk ternak yang terjangkit tidak diperjual belikan,” imbuhnya.
Wibawanti menghimbau agar peternak di Gunungkidul menjaga kebersihan kandang agar lalat, nyamuk dan caplak tidak berkembang di sekitar kandang. Hewan-hewan ini merupakan penyebar virus cacar pada ternak.
“Kesadaran pemilik juga dibutuhkan agar ternak tidak terjangkit atau terpapar cacar sapi. Kebersihan kandang harus dijaga,” pungkas dia.
Selain hal tersebut, pemerintah saat ini juga telah mebgajukan bantuan vaksin LSD ke pemerintah pusat. Jika nantinya telah ada kuota vaksin yang didistribusikan tentu akan segera ditindak lanjuti pemberian vaksin ke ternak-ternak tersebut.

-
Sosial3 minggu yang lalu
SMP Swasta Ini Borong Juara di LBB Gunungkidul 2023
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Tragis, Warga Prigi Tewas Usai Terlindas Bus Pariwisata di Jalan Jogja-Wonosari
-
Pariwisata4 minggu yang lalu
Menikmati Asrinya Perkampungan Sisi Utara Gunungkidul di Punthuk Kepuh
-
Hukum4 minggu yang lalu
Wanita Pelaku Pembunuhan dan Pembuangan Bayi Ditangkap
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Kecelakaan di Jalan Baron, Pengendara Motor Tewas Mengenaskan Terlindas Truk
-
Sosial3 minggu yang lalu
Asa Warga Karangnongko Miliki Jalan Layak Akhirnya Terwujud, Pria Ini Berjalan Merangkak
-
Hukum4 minggu yang lalu
Komplotan Pencuri Baterai Tower Telekomunikasi Diringkus Petugas
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selingkuhi Warganya, Oknum Dukuh Dituntut Mundur
-
Politik4 minggu yang lalu
Empat Program Kunci Untuk Kemajuan Gunungkidul
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Korupsi RSUD Wonosari, Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum Ajukan Kasasi
-
Hukum4 minggu yang lalu
Kasus Naik Penyidikan, Korban Bullying di SD Elite Ternyata Sempat Opname di RS
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Disapu Angin Kencang, Sejumlah Rumah di Semin Rusak