fbpx
Connect with us

Sosial

Digerogoti Sel Kanker, Ngatirah Terbaring Lemah di Atas Lincak

Diterbitkan

pada

BDG

Karangmojo,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Tidak ada yang mau bila hari-harinya hanya diisi dengan terbaring lemah dan menahan rasa sakit yang luar biasa. Akan tetapi, hal itu harus diterima dan dijalani dengan ikhlas oleh Ngatirah (42) Padukuhan Grogol V (03/05), Kalurahan Bejiharjo, Kapanewon Karangmojo. Perempuan ini diketahui menderita kanker rahim. Di tengah kondisi seperti ini, dan ketidak mampuannya dalam ekonomi, sehingga penanganan kesehatan perempuan ini hanyalah semampunya saja.

Penyakit Ngatirah ini, baru diketahui beberapa tahun lalu. Semula kondisi kesehatan Ngatirah memang ada penurunan dan ada hal janggal di perutnya. Ia kemudian memeriksakan diri ke dokter, sampai pada akhirnya diketahui ada miom tumbuh di rahimnya.

Tindakan medis sangat disarankan untuk pengobatan perempuan tersebut. Namun keterbatasan ekonomi, sempat menjadi pertimbangan pula. Sampai pada akhirnya, tahun 2019 silam, Ngatirah mengalami pendarahan hebat. Akhirnya tindakan operasi dilakukan oleh petugas medis.

Operasi miom dilakukan Agustus 2019 lalu,”kata Basuki kerabat dekat Ngatirah saat ditemui, Selasa (06/10/2020).

Tindakan medis ini membuat Ngatirah cukup sehat dan mampu kembali beraktivitas seperti biasa. Akan tetapi harapan Ngatirah dan Mudiyono (45) sebagai sepasang suami istri untuk memiliki momongan layaknya pasangan umumnya harus pupus akibat penyakit yang derita perempuan tersebut.

Berita Lainnya  Kembangkan Perpustakaan Dengan Sekolah Alam dan Pelatihan, Dua Perpusdes di Gunungkidul Rajai Lomba Tingkat DIY

Setelah setahun berselang dari operasi pengangkatan miom, kondisi kesehatan Ngatirah justru kembali drop. Saat dilakukan pemeriksaan oleh dokter, ternyata di sekitar titik operasi pertama tumbuh benjolan yang besar.

Dia sering mengeluh sakti. Saat dibawa ke dokter divonis kanker dan harus dioperasi,” tambah Basuki.

“Operasi kembali dilakukan. Sel kanker yang kecil-kecil itu berhasil diangkat satu toples kira-kira pas itu dikumpulkan,” jelasnya.

Namun, di tengah menjalani operasi, saat dokter hendak mengangkat sel yang berukuran besar, cucuran darah menyembur. Pendarahan hebat mengharuskan operasi harus berhenti.

Perutnya dijahit lagi dan justru muncul permasalahan baru,” ujar Basuki.

Sejak Agustus hingga saat ini, sel kanker yang tumbuh di rahim Ngatirah menjumbul ke luar. Membelah jahitan operasi. Bisa dikatakan, perutnya menganga. Untuk menjaga kesterilan luka yang ada, harus dilakukan penggantian perban setiap tiga hari sekali.

Berita Lainnya  Istilah Micin Viral, Bagaimana Dampak Micin Sesungguhnya Bagi Kesehatan?

Ganti perban di puskesmas. Kemudian seminggu sekali kontrol ke Sardjito,” papar dia.

Hingga pagi tadi, Ngatirah harusnya ke RSUP dr Sardjito untuk kontrol. Namun, kondisinya semakin tidak memungkinkan. Setiap hari ia hanya terbaring lemas di lincak atau tempat tidur yang beralas kasur tipis. Tak bisa lagi berbicara dan menggerakkan badannya.

Dia dibawa ke RSUD Wonosari untuk mendapatkan bantuan,” tukas Basuki

Untuk pembiayaan sendiri juga sangat sulit. Terlebih, Mudiyono sekarang juga tidak bekerja lagi. Awalnya, dia menjadi salah seorang pekerja di Goa Pindul, tetapi masa pandemi ini obyek wisata itu sempat tutup dan kondisi istrinya yang tidak stabil membuat Mudiyono harus meninggalkan pekerjaan untuk mengurus istri.

Berita Lainnya  Dianggap Efektif dan Efisien dalam Penyembuhan, Penyintas Covid19 Lakukan Donor Plasma Konvalesen

Sejak menikah, pasangan ini tinggal rumah ukuran 6×6 meter berdinding anyaman bambu. Rumah sederhana tersebut sebuah saksi bagaimana jatuh bangunnya krluarga ini mrngsrungi kehidupan dan menerima cobaan dari Yang Maha Kuasa. Tak ada perabot yang mecolok di rumah itu.

Mereka memang punya tekat untuk hidup mandiri, makanya punya rumah meskipun seadanya,” jelas Basuki.

Sampai setengah tahun belakangan ini istrinya sakit-sakitan penghasilannya juga mati karena pandemi, hidupnya dibantu kerabat, tetangga,” imbuh dia.

Saat dikonformasi, Ketua RT 03, Supriyanto mengatakan, keluarga ini sudah dicarikan bantuan kesana kemari. Entah dari pemerintah maupun bantuan dari masyarakat.

Saat ini sudah dicover Kartu Indonesia Sehat untuk pengobatannya, sedangkan untuk operasional kami carikan bantuan warga sini, ada juga masyarakat perantauan,” tandasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler