Budaya
Dusun Panjen Pucanganom Lestarikan Budaya Nyadran dengan Arakan Gunungan






Jogja,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Nyadran berasal dari bahasa Sanskerta “Sraddha”yang artinya keyakinan. Tradisi Nyadran merupakan suatu budaya mendoakan leluhur yang sudah meninggal dan seiring berjalannya waktu mengalami proses perkembangan budaya sehingga menjadi adat dan tradisi yang memuat berbagai macam seni budaya. Nyadran dikenal juga dengan nama Ruwahan, karena dilakukan pada bulan Ruwah. Nyadran termasuk sebagai salah satu tradisi menjelang datangnya bulan Ramadan.
Warga Desa Panjen Pucanganom Wedomartani menggelar acara nyadran pada Minggu (19/03/23). Arakan gunungan lengkap dengan bergada menyemarakkan acara nyadran tahun ini. Para warga yang mengikuti Nyadran biasnya berdoa untuk kakek-nenek, bapak-ibu, serta saudara-saudari mereka yang telah meninggal.
Setelah berdoa, warga menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan yang telah digelari tikar dan daun pisang. Tiap keluarga yang mengikuti kenduri membawa makanan sendiri. Makanan yang dibawa berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, nasi gurih, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, baceman, dan lain sebagainya.
Ketua panitia Nyadran Desa Panjen Pucanganom Wedomartani, Purwanto menjelaskan Nyadran atau Sadranan adalah tradisi yang dilakukan oleh orang jawa yang dilakukan di bulan Ruwah (Kalender Jawa) untuk mengucapkan rasa syukur dengan mengunjungi makam atau makam leluhur.
“Nyadran adalah sarana mendoakan leluhur yang telah meninggal dunia, mengingatkan diri bahwa semua manusia pada akhirnya akan mengalami kematian, juga dijadikan sebagai sarana guna melestrikan budaya gotong royong dalam warga sekaligus upaya untuk dapat menjaga keharmonisan bertetangga melalui kegiatan kembul bujono (makan bersama),”papar Purwanto.







Hal tersebut ditambahi oleh salah satu sesepuh Dusun Desa Panjen Pucanganom , Raden Gutoyo. Beliau menjelaskan jika warga memang setiap tahun mengadakan upacara nyadran dan kembul bujana.
“Diadakannya upacara nyadran dimaksudkan agar kita sebagai manusia tidak melupakan leluhur kita yang telah mendahului kita. Serta melestarikan budaya Jawa agar tidak tergerus arus zaman,”pungkas Gutoyo. (risbika)
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks