Pariwisata
Eksotisme Pantai Ngobaran, Nuansa Bali di Bumi Handayani






Saptosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Diantara deretan gugusan pantai di sepanjang pesisir selatan Bumi Handayani, belum lengkap rasanya jika tidak menikmati eksotisme Pantai Ngobaran yang terletak di Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari. Hanya dengan bermodal membayar tiket retribusi masuk sebesar Rp 5000,-, pengunjung sudah dapat menikmati keindahan bak Pulau Dewata yang tersaji di Pantai Ngobaran. Pantai Ngobaran ini sendiri hanya terletak sejauh dua kilometer di sebelah barat Pantai Ngrenehan.
Daya tarik pantai tersendiri membuatnya dikagumi, gulungan ombak beradu cantik diantara karang. Ngobaran adalan pantai dengan tebing yang cukup tinggi. Hamparan pasirnya pun cukup luas, barisan batu karang terlihat ikut meghiasi pantai. Warna hijau dari alga (rumput laut) dan deretan pohon pandan laut menambah warna ketika memandang. Yang menarik, Pantai Ngobaran juga kental dengan nuansa mistis juga tersaji dengan berbagai versi cerita di dalamnya.

Pantai Ngobaran yang kental dengan nuansa Hindu
Belajar dari sejarah, bangsa indonesia sudah mengenal toleransi dalam beragama sejak dulu kala, terlihat dari bangunan tempat ibadah yang letaknya cukup dekat. Hal tersebut juga tersaji di Pantai Ngobaran. Sebuah Masjid berdiri berdampingan dengan Pura. Selain itu, juga terdapat tempat ibadah kepercayaan Kejawen juga terdapat pula beberapa arca sebagai tempat upacara agama Hindu serta Budha.
Sisi unik Ngobaran tidak hanya datang dari bangunan pura, arca, candi, masjid ataupun pantainya. Ternyata ada sejarah Pantai Ngobaran yang konon kabarnya berkaitan dengan Kerajaan Majapahit. Berkaitan dengan adanya pura dan patung-patung bernuansa Hindu yaitu adanya kisah pelarian dan peninggalan Prabu Brawijaya V. Konon di pantai ini ia membakar dirinya dalam pelariannya menghindari Raden Fatah yang tidak lain merupakan anaknya yang menginginkan Prabu Brawijaya V masuk ke dalam agama Islam.
“Berdasarkan cerita turun temurun, menjelang keruntuhan Kerajaan Majapahit, Prabu Brawijaya V melarikan diri dari kejaran puteranya, Raden Patah yang telah mendirikan Kerajaan Demak. Berhubung tidak ingin ada peperangan dengan puteranya, Sang Prabu lantas moksa dengan membakar diri disini hingga menimbulkan kobaran api yang besar. Itulah awal mulanya tempat ini dinamai Ngobaran,” terang Paimo, warga setempat sekaligus sesepuh di Pantai Ngobaran.







Berhubung Prabu Brawijaya V adalah penganut Hindu yang taat, maka didirikanlah pura sebagai tempat peribadatan umat Hindu di tempat tersebut. Di Pantai Ngobaran itu pulalah setiap tahun digelar upacara Melasti menjelang Nyepi oleh umat Hindu dari DIY. Tak hanya umat Hindu, adanya candi bernuansa Budha menambah khasanah keaneka ragaman pluralism di Ngobaran.
Di Pantai Ngobaran ini wisatawan bisa menikmati keindahan pantai dari atas pura atau di atas tebing. Pengunjung juga bisa ingin turun langsung ke pantai dengan menuruni anak tangga yang telah disediakan. Hamparan pasir putih membuat wisatawan serasa di Pantai Kuta, sementara spot foto dari sebelah bawah menyajikan nuansa pura dan candi menjadikan nuansa serasa di Uluwatu. Jadi wajar kiranya jika mengunjungi Pantai Ngobaran serasa berwisata ke Pulau Dewata.

Masjid Aolia yang terdapat di Pantai Ngobaran
Meskipun di Pantai Ngobaran pengunjung tidak bisa bermain air di bibir pantai karena ombak membentur tebing-tebing yang curam. Kkan tetapi cukup dengan memandang pemandangan yang disajikan dari pantai ini sudah akan cukup puas. Ketika air surut, hamparan rumput laut di bawah tebing akan terlihat hijau kecokelatan seperti kita melihat sawah yang berdempetan dengan rumah penduduk dari ketinggian. Selain rumput laut, di sela-sela karang wisatawan bisa menyaksikan beragam satwa laut seperti bintang laut, landak laut dan berbagai jenis kerang.
Sementara itu, salah seorang pemancing, Fajar (35) warga Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari menuturkan, berkunjung ke Pantai Ngobaran memang menyenangkan. Fajar memaparkan bahwa Pantai Ngobaran merupakan salah satu spot favoritnya untuk memancing. Hal ini lantaran selain berburu ikan, di Pantai Ngobaran ini ia seakan bisa menentramkan diri dari kesibukan keseharian yang ia lakukan. Fajar sendiri mengaku sudah berkali-kali memancing di Pantai Ngobaran.
“Salah satu spot favorit saya ya di sini (Pantai Ngobaran),” tutup dia.
-
Olahraga1 minggu yang lalu
Mengenal Demon Pratama, Pemuda Gunungkidul yang Masuk Timnas Bola Pantai Indonesia
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Bupati Copoti Reklame Tak Berizin yang Bertebaran di Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km
-
Hukum3 minggu yang lalu
TNI dan Satgas PKH: Garda Terdepan dalam Penegakan Hukum Perkebunan Sawit Ilegal
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Bupati Endah Soroti Banyaknya Kasus Perselingkuhan yang Melibatkan ASN
-
Uncategorized1 minggu yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP
-
Hukum3 minggu yang lalu
Terlibat Kasus Pemyimpangan TKD Sampang, Dirut Perusahaan Tambang Resmi Ditahan
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Seorang Penambang Batu Meninggal Usai Tertimpa Runtuhan Batu Besar
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
MBG di Gunungkidul Tetap Berjalan Selama Ramadhan, Berikut Menu yang Akan Dibagikan
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Tren Takbir Keliling Gunakan Sound System, Ini Strategi Pemkab, FKUB dan Polisi
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Tebing di Tanjakan Clongop Longsor, Akses Jalan Ditutul Total
-
film3 minggu yang lalu
Film horor “Singsot: Siulan Kematian”, Bawa Petaka saat Magrib