Advertorial
Fenomena Munculnya Tanah Ambles di Gunungkidul, Ini Kata Ahli Dari UGM






Jogja,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pasca bencana banjir akibat hujan deras saat kedatangan Siklon Cempaka pada November 2018 silam, di sejumlah tempat di Gunungkidul mulai muncul fenomena tanah ambles. Hingga beberapa bulan berselang, munculnya lubang di tanah karst Gunungkidul tersebut membuat masyarakat khawatir lantaran kini semakin melebar dan semakin dalam.
Tanah ambles maupun lubang misterius sedikitnya muncul di 8 titik antara lain di Luweng Blimbing, Kecamatan Semanu; Padukuhan Ngondel Kulon, Desa Krambilsawit, Kecamatan Saptosari; kolam ambles di Padukuhan Petoyan, Desa Giritirto, Kecamatan Purwosari; munculnya lubang di Telaga Mboromo Padukuhan Trowono A, Desa Karangasem, Kecamatan Paliyan; serta 4 titik lubang di Desa Bedoyo, Kecamatan Ponjong.
Melihat fenomena alam ini Ahli Geologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Wahyu Wilopo menyampaikan, amblasnya tanah tersebut terjadi lantaran tingginya curah hujan yang terjadi belakangan ini. Air kemudian mengumpul di satu titik karena buruknya drainase. Menurut Wahyu, lubang atau tanah ambles hanya muncul di lokasi tanah di mana di bawahnya terdapat aliran sungai bawah tanah ataupun goa.
“Tanah yang berada di atas rongga ini kemudian mengalami erosi. Tanah dari atas terdorong beban air yang berat dan kemudian masuk ke dalam lubang,” papar Wahyu, Rabu (07/02/3018) pagi.
Berdasarkan beberapa penelitiannya yang telah dilakukan di Gunungkidul, ada beberapa wilayah yang memiliki karakteristik semacam ini sehingga rawan terjadi amblasan. Adapun area yang rawan tersebut ada di bagian tengah dan selatan.







"Paling rawan di Gunungkidul tengah dan selatan, zonasi batu gamping," imbuhnya.
Pencegahan yang bisa dilakukan manusia untuk mengantisipasi fenomena ini disebut Wahyu cukup sulit. Salah satu yang mungkin bisa sedikit membantu adalah pembuatan drainase yang baik. Hal ini dilakukan guna mencegah air berkumpul di satu titik yang menjadi pemicu tanah ambles.
“Untuk mencegah air berkumpul di wilayah rendah atau cekung, sehingga jika ada goa atau sungai bawah tanah maka kemungkinan besar terjadi amblesan,” tutupnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jelang Idulfitri, Daop 6 Yogyakarta Bagi 250 Paket Sembako kepada Para Porter