fbpx
Connect with us

Pariwisata

Geopark Gunungsewu di Tengah Desakan Investasi Penambangan, Industri dan Pariwisata

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Tahun 2019 silam, Geopark Gunungsewu dilakukan revalidasi oleh UNESCO. Pada saat itu kawasan geopark Gunung Sewu yang meliputi 3 wilayah yaitu Gunungkidul, Wonogiri, dan Pacitan dinyatakan mengantongi Green Card. Namun demikian dalam catatannya, masih ada beberapa hal yang perlu dilakukan ditingkatkan dalam pengembangan dan tata kelolanya. Sekarang ini, dari semua pihak tengah mempersiapkan revalidasi II yang akan dilaksanakan 2 tahun ke depan.

General Manager (GM) Geopark Gunung Sewu, Budi Martono mengungkapkan saat ini pegiat geopark dan lini lainnya tengah mempersiapkan Revalidasi II dengan menindaklanjuti rekomendasi revalidasi I yang diselenggarakan pada tahun 2019 silam. Revalidasi kedua ini rencananya akan diselenggarakan pada tahun 2023 mendatang. Untuk itu 3 kabupaten yang tergabung dalam Geopark Gunung Sewu sendiri mulai bersiap diri.

Berita Lainnya  Anggaran Sudah Defisit Untuk Menggaji ASN, Pemkab Gunungkidul Belum Berencana Rekrut PPPK

Persiapan yang dilakukan diantaranya menambah visibilitas dengan menambah penunjuk arah ke geosite, optimalisasi geotourism dan lainnya, pengaktifan media sosial, kemudian peningkatan implementasi edukasi di kawasan Gunungsewu UNESCO Global Geopark misalnya ke sekolah-sekolah. Di samping itu, persiapan sendiri juga berkaitan dengan pengetahuan mitigasi di kawasan tersebut dan peningkatan peran aktif dalam promosi secara internasional.

“Sekarang ini tengah dipersiapkam geotourism pasca covid19, sebab akan terjadi perubahan trend pariwisata pasca pandemi ini. Kami tentu mulai bersiap dengan perubahan itu,” kata Budi Martono, Senin (06/12/2021).

Di samping itu, saat ini pegiat geopark, akademisi dan masyarakat memiliki peran yang sangat penting. Berkaitan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, edukasi dan konservasi di kawasan Gunung Sewu UNESCO Global Geopark juga menjadi hal penting untuk kedepannya.

Berita Lainnya  PSTKM Jogo Wargo, Kalurahan Manfaatkan Dana Desa dan Bentuk Posko

“Sesuai dengan konsep pengembangan yang ada, pertumbuhan ekonomi masyarakat perlahan mulai membaik. Edukasi dan konservasi ini juga sangat penting dilakukan,” terangnya.

Memiliki kawasan geopark yang diakui secara internasional ini tentu menjadikan Gunugkidul dan 2 kabupaten memiliki daya tarik yang luar biasa. Potensi serta peluangnya jika digarap dengan baik akan sangat berdampak pada kemajuan daerah.

Disinggung mengenai investasi di kawasan geopark, Budi mengungkapkan jika geopark tidak menentang ataupun menolak kegiatan investasi. Namun ada catatan khusus yang harus dipenuhi jika ada calon investor yang masuk. Diantaranya berkaitan dengan ketaatan dalam peraturan mulai dari Tata Ruang, Amdal, izin prinsip, izin mendirikan bangunan dari tingkat kabupaten hingga pusat, serta ketentuan sesuai dengan peraturan.

Berita Lainnya  Berpotensi Jadi Jalur Penyelundupan Narkoba, Kawasan Pantai Selatan Mulai Mendapatkan Pengawasan

“Misal pertambangan atau perhotelan dan lainnya itukan sudah ada tata ruang yang mengatur, harus diketahui mana-mana yang boleh atau tidak. Konsep geopark bukan kawasan konservasi tapi geosite yang ada sudah dilindungi dengan peraturan menteri dan peraturan Gubernur,” papar dia.

Perkembangan geopark di Gunungkidul menujukkan jarum yang progresif. Di mana salah satu geosite yang ada di Gunungkidul yaitu Gosite Nglanggeran berhasil menyabet penghargaan The best Tourism Village oleh UNWTO-PBB. Nglanggeran sendiri menjadi satu-satunya dari Indonesia yang berhasil menyabet predikat itu. Selain itu juga memperoleh Subroto award sebagai Kawasan Konservasi Geologi dari Kemen ESDM.

“Komitmen untuk pengembangan dan kelestarian ini perlu dijaga agar semua lini memiliki peran aktif,” tutup mantan Sekda Gunungkidul ini.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler