Politik
Ikut Penjaringan Calon Bupati Dari NasDem, Budi Utomo Siap Tanggalkan KTA PDIP






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pilkada Gunungkidul 2020 mendatang nampaknya sangat menarik minat berbagai macam tokoh masyarakat maupun politisi. Sejumlah manuver terus dilakukan untuk bisa berlaga dalam event 5 tahunan ini. Salah seorang politisi yang saat ini cukup santer dikabarkan akan terjun dalam Pilkada Gunungkidul 2020 mendatang adalah Budi Utomo. Dengan segala pengalamannya, termasuk sempat menduduki jabatan Ketua DPRD Gunungkidul maupun Ketua DPC PDIP Gunungkidul, Budi Utomo memang pantas untuk diperhitungkan.
Namun nuansa berbeda nampak dalam manuver politik Budi Utomo kali ini. Bukan memilih PDIP yang selama ini membesarkannya, Budi justru melirik partai lain untuk menjadi kendaraan politiknya. Beberapa waktu silam, Budi menjalin komunikasi politik dengan Partai NasDem. Besar kemungkinan nantinya, Budi Utomo akan menjadi personel kesekian dari PDIP yang menyeberang ke Partai NasDem. Sebelumnya, tercatat nama Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Suharno yang menyeberang ke NasDem. Sebelumnya selama 2 periode dan bahkan sampai memegang jabatan Ketua DPRD, Suharno sangat identik dengan PDIP.
Kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Budi Utomo mengakui bahwa hingga saat ini, ia masih memiliki Kartu Tanda Anggota (KTA) PDIP. KTA ini menurutnya sudah ia miliki sejak tahun 2002. Hampir 2 dekade memiliki KTA PDIP, Budi Utomo siap untuk melepaskan keanggotaan ini.
Dipaparkan Budi Utomo, sejak beberapa waktu silam, khususnya usai tidak menjabat sebagai Ketua DPC PDIP, ia memang sudah tidak aktif di dunia politik kepartaian. Ia beberapa waktu terakhir ini lebih sibuk untuk memilih jalur kemasyarakatan dengan membangun LSM Pusat Studi Gunungkidul (PSG).
“Selama ini saya nyaman dengan aktifitas di LSM PSG, jadi saya tetap ingin berkarya untuk Gunungkidul tapi dengan metode yang lain yaitu bukan dari kepartaian atau politik, tapi melalui kegiatan-kegiatan di PSG,” urai Budi, Selasa (22/10/2019) siang.







Namun demikian, ia menyadari bahwa ada aturan di Partai NasDem yang mengharuskan bagi semua tokoh yang diusung untuk menjadi anggota. Atas hal ini, ia siap apabila nantinya harus menyeberang ke Partai NasDem. Apalagi selama ini, jalinan komunikasi politik antara dirinya dengan Partai NasDem sudah terhubung dengan baik. Dan hubungan baik itu kemudian juga diwujudkan NasDem dengan langkah nyata untuk mendatangi dirinya langsung ke kediamannya untuk memintanya ikut dalam seleksi balon Bupati.
“Jadi bukan baru-baru saja atau ujug-ujug jika saya bergabung ke NasDem. Platform NasDem ini saya rasa sangat sesuai dengan perjuangan Bung Karno yang selalu saya pegang teguh,” tandasnya.
Ia juga mewanti-wanti bahwa jangan sampai nantinya langkah tersebut menimbulkan asumsi negatif khususnya dari para kader PDIP yang dulu sangat lekat dengannya. Perjuangannya bersama para kader dan simpatisan PDIP ini adalah bagian dari perjuangan politiknya. Bersama dengan kader PDIP lah dia juga membangun Gunungkidul.
“Tidak ada itu yang ditinggalkan dalam hal ini. Justru saya ingin mengajak bersama-sama warga saya dulu untuk ikut bersama saya membangun Gunungkidul,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua DPD Gunungkidul Partai Nasdem, Suparjo mengatakan, dalam penjaringan kali ini pihaknya tidak melihat latar belakang tokoh yang dijaring. Dalam artian, bisa saja tokoh yang merupakan kader partai lain bisa direkrut menjadi calon bupati wakil bupati.
“Siapa saja bisa dijaring, dari manapun kalau potensial bisa kita jaring,” kata Suparjo.
Namun begitu, sesuai aturan dari Partai NasDem, jika nantinya sudah ditetapkan akan diusung, tokoh tersebut diwajibkan menjadi anggota Partai Nasdem. Tetapi, jika tokoh tersebut diusung dari partai koalisi, barulah calon tersebut tidak diwajibkan.
“Kalau belum jadi anggota partai ya harus pakai Nasdem. Tapi kalau lewat partai koalisi ya bisa jadi anggota koalisi itu,” tambahnya.
Disinggung mengenai status Budi Utomo yang saat ini masih memiliki KTA PDIP, Suparjo justru belum mengetahuinya. Namun begitu, dirinya tidak mempermasalahkan hal tersebut.
“Apa iya? (Masih pegang KTA PDIP). Tidak masalah, nanti jika sudah lewat kita juga jadi anggota Nasdem,” pungkasnya.