Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kegeraman warga Desa Ngawu, Kecamatan Playen terhadap kinerja Pemerintah Desa Ngawu mencapai puncaknya. Pada Senin (05/02/2018) siang tadi, sejumlah perwakilan RT/RW Desa Ngawu bersama tokoh pemuda dan karangtaruna mendatangi balai Desa Ngawu. Warga sendiri geram setelah mendengar kabar perihal kepindahan pada pedagang Pasar Playen ke lapangan serba guna Desa Playen. Aktifitas di Pasar Playen sendiri dipindahkan lantaran pasar terbesar di Kecamatan Playen tersebut akan dibangun dalam waktu dekat ini.
Â
Warga yang datang beranggapan bahwa pihak pemerintah Desa Ngawu lamban dalam menggambil tindakan sehingga pada akhirnya lokasi pasar darurat dipindahkan ke Desa Playen. Lepasnya untuk sementara Pasar Playen tersebut disebut sangat merugikan warga setempat.
Â
Koordinator Forum RT/RW dan tokoh masyarakat Desa Ngawu, Suharjono mengatakan, kedatangan perwakilan masyarakat sendiri bermula ketika warga mendapat keluhan para pedagang yang keberatan dengan pemindahan pasar sementara di lapangan serba guna yang berada di wilayah Desa Playen. Ia mempertanyakan mengapa hal semacam ini bisa terjadi mengingat keberadaan Pasar Playen di Ngawu selama ini sangat membantu perekonomian warga.
Â
“Kami meminta kejelasan kenapa Pasar Playen yang ada di Desa Ngawu kok bisa di pindahkan ke Desa Playen. Kami beranggapan bahwa Pemerintah Desa ini sangat lamban dalam bertindak,” ujar dia.
Â
Ia memastikan, dengan terlepasnya Pasar Playen yang nantinya akan berdiri secara sementara di lapangan serba guna Desa Playen akan berdampak besar bagi masyarakat. Sebab hampir 50 % masyarakat setempat menggantungkan hidupnya di Pasar Playen.
Â
“Ya kami mendengar keluhan dari pedagang yang merupakan warga Ngawu keberatan lantaran pindahnya terlalu jauh. Selain itu kita juga kehilangan pemasukan dari parkir,” imbuh Suharjono.
Â
Menurut Suharjono, selama ini buruknya kinerja Pemerintah Desa Ngawu sudah menjadi rahasia umum di kalangan warga. Namun begitu, warga hanya bisa sabar dan memaklumi kenyataan yang terjadi. Akan tetapi dengan sampai terlepasnya Pasar Playen ini menurutnya sebagai sebuah dosa yang sangat besar. Untuk itulah ia meminta pertanggungjawaban dari pihak Kepala Desa maupun perangkat desa Ngawu.Â
Â
Berdasarkan informasi yang ia terima, kinerja yang lambat dan buruk ini merupakan dampak dari buruknya hubungan antara para perangkat dengan Kepala Desa. Dan bahkan, peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga tidak tidak dioptimalkan oleh pemerintah desa.
Â
“Selama ini BPD tidak dilibatkan pada rembugan pemindahan Pasar Playen,” keluhnya.
Â
Kepala Desa Salahkan Buruknya SDM Perangkat Desa
Â
Terpisah, PJ Kepala Desa Ngawu, Suyanto mengakui bahwa pihaknya bergerak terlalu lambat. Dirinya mengklaim hal itu dikarenakan minimnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh pemerintah Desa Ngawu.
Â
Suyanto juga mengatakan bahwa sebelumnya Pemerintah Kabupaten dalam hal ini Dinas Pasar Kabupaten Gunungkidul telah mendatangi pihaknya pada bulan November 2017 lalu. Kedatangan pemerintah untuk menanyakan perihal sewa lahan di lapangan Desa Ngawu. Namun lantaran sesuai Perdes yang ada, harga sewa terlalu mahal, pihak pemerintah kabupaten saat itu belum memberikan keputusan.
Â
“Sesuai Perdes yang ada sewa itu besaranya Rp 200 ribu per hari. Tapi karena itu untuk kepentingan umum, kita sudah membenahi peraturan tersebut sesuai arahan Pak Camat dengan poin bisa menentukan harga sesuai keputusan bersama,” kata Suyanto.
Â
Namun demikian, pihaknya pun mengakui bahwa setelah itu tidak ada respon dari pemerintah Desa Ngawu. Hingga muncul informasi bahwa lokasi sudah diperoleh di Desa Playen.
Â
“Untuk menampung aspirasi masyarakat dalam waktu dekat ini kita akan menghadirkan pemerintah kabupaten untuk berkomunikasi bersama di sini,” terang dia.