Sosial
Kampus UNY Baru Akan Segera Dibangun, Harga Tanah di Pacarejo Telah Melambung






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Berdirinya Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) di Padukuhan Kepuh, Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu diharapkan mampu memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar. Salah satu dampak berdirinya UNY yakni harga tanah di sekitar lokasi yang mulai melambung jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Desa Pacarejo, Suhadi mengungkapkan, pada pembebasan lahan di tahap pertama lalu, tanah di pinggir jalan di kawasan tersebut hanya dihargai pada kisaran 200 ribu per meter dan untuk tanah yang tidak berada pinggir jalan raya dihargai 60 ribu per meternya. Namun seiring berkembangnya waktu dan rencana pembangunan kampus, harga tanah sendiri terus mengalami kenaikan.
“Sudah ada kenaikan yang signifikan untuk harga tanah di sekitar calon kampus itu. Informasi dari masyarakat, memang sudah beberapa waktu terakhir ini terus naik,” kata Suhadi, Kamis (23/01/2020).
Saat ini menurut Kepala Desa, harga tanah yang berada di pinggir jalan khususnya dekat dengan calon bangunan utama harga tanah sudah mencapai 300 ribu hingga 350 ribu rupiah per meternya. Sementara untuk lahan yang masuk ke bagian dalam, saat ini naik hingga menembus angka kenaikan ratusan ribu.
Meski ada kenaikan, ia yakin jika masyarakat nantinya akan menaati aturan yang berlaku berkaitan dengan kenaikan harga. Adanya pembangunan UNY memang menyimpan harapan besar dari pemerintah desa dan masyarakat berkaitan dengan kemajuan daerah. Tanah-tanah yang tidak terbeli oleh pemerintah dapat dimanfaatkan untuk dibangun tempat kos, rumah makan ataupun tempat-tempat lainnya.







“Ke depan kan tentunya akan ada aturan yang turun mengenai batas harga tanah di lokasi itu. Saya yakin masyarakat akan taat tidak seenaknya saja dalam menaikkan harga tanah,” tambahnya.
Dari masyarakat dan pemdes sendiri juga akan mengupayakan atau mengusulkan ke pemerintah maupun pihak UNY untuk perluasan. Pihaknya mengharapkan adanya akses dari sisi timur yakni Jelok, Jonge agar ada pemerataan perekonomian bagi masyarakat. Dengan begitu pembangunan dan perekonomian masyarakat ada perbaikan dibandingkan dengan sebelumnya.
“Untuk dampaknya sendiri kami harap dapat menyeluruh. Jadi ekonomi masyarakat di sisi barat (Kepuh, Kenteng) juga dirasakan oleh mereka yang di timur,” imbuh dia.
Sementara itu, Asisten 1 Pemkab Gunungkidul, Anik Indarwati juga mewanti-wanti masyarakat setempat untuk tidak menaikkan harga tanah sembarangan. Untuk konsep pembangunan sendiri tidak terikat sehingga jika harga jual tanah sesuai, maka dapat dialihkan ke lahan yang harganya sesuai dengan yang ditetapkan oleh tim.
“Jadi ndak masalah kalau ada penolakan dari pemilik tanah. Misalnya ada penolakan bisa dialihkan, tapi saya harap memang masyarakat dalam penentuan harga tidak sembarangan,” ucap Anik.
Rektor UNY, Sutrisna Wibawa sendiri juga meminta masyarakat untuk memanfaatkan lahan mereka untuk menunjang keperluan pembangunan UNY. Tahun 2021,2022 dan tahun berikutnya, akan ada pengembangan kampus ini. Nantinya lahan-lahan yang ada bisa ikut dalam pembebasan lahan di tahun berikutnya.
“Kami harap masyarakat juga bisa membaca peluang. Nantinya para mahasiswa pasti membutuhkan kos maupun tempat-tempat lainnya,” ujarnya.