Connect with us

Sosial

Keunikan Kampung Terpencil di Aliran Bengawan Solo Purba, Terang Terlambat Gelap Lebih Cepat

Diterbitkan

pada

BDG

Girisubo,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)--Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Jawa. Pada masa kini, sungai tersebut membentang dari hulu di Kabupaten Wonogiri hingga Gresik, Jawa Timur. Pada masa purba, Sungai Bengawan Solo bahkan membentang hingga Pantai Sadeng di Kapanewon Girisubo. Namun lantaran adanya proses alam berupa pengangkatan tektonik pada jutaan tahun silam, aliran yang menuju Pantai Sadeng tak lagi mengalir Sungai Bengawan Solo.

Seiring berjalannya waktu, aliran Sungai Bengawan Solo purba beralih fungsi. Sebagian besar menjadi lahan pertanian, namun ada segelintir pula yang kemudian menjadi pemukiman warga. Padukuhan Wotawati di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo merupakan perkampungan yang berdiri di bekas aliran Bengawan Solo purba ini.

Dengan topografi wilayah yang berada di lembah dan dikelilingi perbukitan, kawasan ini memang memiliki keunikan tersendiri. Yang tak ditemukan di daerah lain adalah kampung ini mengalami keterlambatan sinaran matahari saat pagi. Selain itu, pada sore hari, kampung ini juga sudah mulai gelap.

Untuk menuju Padukuhan Wotawati yang memang cukup terpencil ini memang membutuhkan perjuangan yang cukup ekstra. Setelah menempuh perjalanan hingga 36 kilometer dari pusat kota Wonosari melalui JJLS menuju Kapanewon Girisubo, pengunjung atau warga kemudian harus melalui jalur yang cukup ekstrim. Turunan curam dengan kondisi jalan seadanya harus ditaklukkan untuk menuju perkampungan ini. Padukuhan Wotawati memang terletak di bagian paling ujung timur Gunungkidul dan lansung berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri.

Berita Lainnya  Puluhan Pengembang Perumahan Serbu Gunungkidul, Bakal Bangun Ribuan Rumah Bersubsidi

Dukuh Wotawati, Robby Sugihastanto (27) menuturkan, padukuhannya memang sangat unik. Untuk warga pendatang atau pengunjung mungkin akan terheran-heran saat mengalami pergantian siang ke malam atau sebaliknya di wilayahnya. Saat pagi hari, wilayah Wotawati baru mulai terang terkena sinar matahari pada pukul 08.00 atau 08.30 WIB. Sementara pada sore harinya, kampung tersebut sudah mulai gelap dan tidak tersinari matahari pada pukul 17.00 WIB.

Menurut Robby, hal ini terjadi lantaran sinar matahari ke wilayahnya tertutup perbukitan yang memang mengelilingi perkampungan.

“Wilayah kami memang dikelilingi perbukitan. Jadi memang di lembah,” terang Robby.

Berdasarkan penuturan para sesepuh dan cerita yang berkembang secara turun temurun, Padukuhan Wotawati memang pada masa lalu merupakan aliran Sungai Bengawan Solo purba. Konon, ratusan tahun silam kemudian ada satu keluarga yang bercocok tanam di kawasan bekas aliran sungai dan kemudian membangun gubuk. Dari situ kemudian mulai berkembang pemukiman warga yang sampai kini mendiami Wotawati.

Berita Lainnya  Membanggakan, Kalurahan Banaran Dinobatkan Sebagai Forum Anak Desa Terbaik

Menurut dia, warga Wotawati sendiri saat ini ada 82 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk mencapai 450 jiwa. Lantaran memang adanya keterbatasan lapangan kerja, banyak dari warganya yang memilih untuk merantau. Robby sendiri baru pulang sejak setahun terakhir setelah 8 tahun merantau.

“Kebetulan saya mendaftar dukuh dan diterima saat tes, akhirnya pulang,” lanjutnya.

Hampir seluruh warga yang tinggal Wotawati memang berprofesi sebagai petani. Warga sibuk dengan kegiatan pertanian maupun peternakan sebagai mata pencaharian harian.

Sebagai wilayah dengan lokasi terpencil dan di kawasan perbatasan, warga Wotawati juga harus menerima kenyataan kurangnya pembangunan di wilayahnya. Seperti misalnya perihal fasilitas umum seperti jalan sebagai akses utama mobilitas warga. Selama ini, warga belum pernah merasakan jalan mereka dilakukan pengaspalan. Padahal, medan jalan sendiri cukup sulit lantaran didominasi turunan maupun tanjakan yang cukup curam.

Berita Lainnya  Rawat Keberagaman, Pemuda Kalurahan Beji Kibarkan Ribuan Bendera

“Jalan ya seperti ini, hanya corblok dan belum pernah diaspal,” keluh dia.

Selain kondisi jalan, ada beberapa hal lain yang juga menjadi keterbatasan warga Wotawati. Diantaranya adalah fasilitas air bersih. Meski layanan PDAM Tirta Handayani telah terpasang, namun tak bisa optimal dalam mencukupi kebutuhan air bersih warga. Menurut Robby, sebagian besar layanan PDAM di wilayahnya mengalami kerusakan sehingga tidak bisa dimanfaatkan.

“Dari 21 titik yang ada, 15 titiknya bermasalah dan tak kunjung diperbaiki. Misalnya selama 3 bulan terakhir ini praktis kita hanya bayar beban,” lanjutnya.

“Kami hanya bisa mengandalkan air dari swasta, beli dari truk-truk tangki,” beber dia.

Tak hanya air, warga juga kesulitan untuk mendapatkan sinyal televisi maupun sinyal internet. Untuk sinyal internet sama sekali tak memadai. Manakala hujan deras, bahkan sinyal internet hilang. Sementara untuk bisa menonton acara televisi, warga juga harus menggunakan parabola.

“Pakai antena tidak bisa,” sambung Robby.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler