fbpx
Connect with us

Sosial

Kisah Divsa, Bayi dari Keluarga Miskin yang Miliki Kaki Besar Sejak Dalam Kandungan

Diterbitkan

pada

BDG

Semanu,(pidjar.com)–Memiliki anak yang sehat dan normal seperti pada umumnya menjadi dambaan setiap orangtua. Dengan hadirnya buah hati yang lucu dan menggemaskan, tentu menjadi pelengkap kebahagiaan dalam rumah tangga. Namun, dambaan tiap orang tersebut tak selamanya bisa didapatkan, karena pada hakikatnya manusia hanya bisa berencana namun tetap Tuhan yang menentukan takdirnya.

Seperti yang dialami pasangan Hadi Supono (48) dan Marsih (39) warga RT 06/RW 15 Bondorejo, Desa Semanu, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul. Sekitar 29 hari yang lalu, mereka dikaruniai seorang anak perempuan yang cantik, tepatnya pada 8 Desember 2017. Namun, anak ke lima dari pasangan ini mengalami bentuk tubuh yang tidak normal seperti anak kebanyakan.

Divsa Saputri, sejak lahir memiliki kaki kiri yang lebih besar dengan kulit menghitam dari kaki kanannya layaknya penyakit kaki gajah. Perubahan pada kaki yang membesar ini diketahui sejak usia kandungan Divsa memasuki 8 bulan saat melakukan USG. Belum diketahui penyebab kaki Divsa membengkak, namun menurut Dokter, apa yang dialami Divsa masih bisa disembuhkan.

Berita Lainnya  Persempit Sebaran Anthraks, Pemkab Kaji Rencana Penutupan Sementara Pasar Hewan

Ditemui di rumahnya yang sangat sederhana, Hadi menceritakan, saat lahir Divsa sempat dirawat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta selama 13 hari. Padahal menurut anjuran Dokter, paling tidak Divsa harus dirawat selama 2 bulan untuk proses penyembuhan. Namun, karena keterbatasan biaya, orang tua Divsa terpaksa membawa bayi mungilnya pulang ke rumah.

“Bolak-balik Semanu-Jogja cukup mengeluarkan ongkos yang lumayan banyak. Karena keterbatasan dana, kami terpaksa membawa anak kami pulang,” kata lelaki yang bekerja serabutan ini, Sabtu (06/01/2017).

Melihat rumah yang ditinggali keluarga kecil ini memang cukup memprihatinkan. Rumah limasan berwarna biru ini hanya berdinding papan dan bambu serta berlantai tanah. Tak ada cukup banyak perabotan yang mengisi rumahnya, hanya ada TV 14 inch dan sebuah lemari. Untuk duduk pun, Hadi harus menggelar tikar diatas lantai tanahnya.

Berita Lainnya  Melongok Rintisan Kampung Agrowisata Anggur di Rongkop Yang Asri

Bisa sembuh total dan memiliki kaki yang normal seperti anak kebanyakan tentu sangat diharapkan orangtua Divsa. Tumbuh besar dengan kaki yang lebih besar sebelah tak pernah dibayangkannya. Meski biaya yang dimiliki terbatas untuk melakukan pengobatan, harapan Divsa tumbuh menjadi gadis cantik selalu dipanjatkan dalam doa kepada Tuhan.

“Kalau kami punya dana yang cukup, saran dokter dirawat inap selama dua bulan dan perawatan rutin akan kami lakukan. Satu-satunya kendala kami saat ini adalah biayanya. Paling berat biaya transportasi Semanu-Jogja,” cerita Hadi didampingi sang istri yang sedang menggendong buah hatinya.

Meski Divsa tidak dirawat di rumah sakit, bukan tidak dibiarkan begitu saja dari pengobatan. Bayi perempuan yang dilahirkan secara sesar ini tetap menjalankan rawat jalan dengan melakukan kontrol selama dua minggu sekali. Dalam pengobatannya Hadi tidak memiliki BPJS, namun sedikit terbantu dengan adanya Bapel Jamkesos DIY.

“Kami tetap selalu berharap anak kami bisa sembuh total. Sehingga nanti gedenya dia nggak malu dan bisa bermain bebas dengan teman-teman sebayanya. Saya takut nanti kalau sudah besar, dia bakal malu dan dikucilkan. Untuk itu, semampu saya saat ini, saya akan tetap berusaha melakukan apapun untuk kesembuhan anak saya,” ucap Hadi dengan getir.

Berita Lainnya  Disuntik KB Oleh Perawat, Estik Alami Luka Menganga Hingga Harus Dioperasi

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler