fbpx
Connect with us

Sosial

Klaster Hajatan dan Terima Tamu Luar Daerah, Puluhan Warga Panggang Terpapar Corona

Diterbitkan

pada

BDG

Panggang,(pidjar.com)–Kluster baru penularan virus corona terus berumunculan di Gunungkidul. Saat ini ada beberapa kluster besar yang terjadi sehingga pemerintah dan satgas yang ada di setiap wilayah harus bekerja dengan ekstra. Adapun kluster yang saat ini tengah menjadi fokus penanganan yaitu kluster hajatan di Kapanewon Panggang, Kluster Pondok Pesantren Playen, dan kluster tunangan di Kapanewon Karangmojo. Dari ketiga klaster ini, tercatat telah ada puluhan orang yang tertular covid19.

Lurah Girisekar, Sutarpan mengakui adanya klaster corona yang terjadi di wilayahnya. Untuk sementara, ada 24 warganya yang tertular virus corona. Namun demikian, untuk kondisi warganya sendiri cukup baik dan hanya menjalani isolasi mandiri. Adapun sebaran kasus covid19 di Girisekar sendiri berada di 2 padukuhan yaitu Padukuhan Warak dan Jeruken. Menurut Sutarpan, sejarah penularan di dua padukuhan tersebut berbeda.

Untuk di Padukuhan Jeruken, penularan berawal dari hajatan yang dihelat warga. Belum lama ini, salah seorang warga Padukuhan Jeruken mengadakan hajatan. Sesuai dengan adat istiadat setempat, warga maupun tetangga berbondong-bondong untuk ikut membantu hajatan tersebut.

Berita Lainnya  Budaya Baju Baru Saat Rayakan Lebaran, Para Penjahit Harus Berpacu Dengan Waktu

“Ada cukup banyak warga yang rewang di hajatan tersebut, karena memang adat istiadat di sini seperti itu kalau ada warga yang punya gawe,” beber Sutarpan, Kamis (11/06/2021).

Penularan sendiri terjadi dari salah seorang warga yang rupanya tengah mengalami demam dan batuk. Warga tersebut tetap nekat datang dan membantu hajatan meski kondisinya sedang tak prima. Karena tak ada yang mengetahui kondisi warga tersebut, aktifitas maupun interaksi pun kemudian berjalan seperti biasa.

“Jadi salah satu perewangnya itu merupakan yang penglajon. Usai rewang, dia sempat periksa dan ternyata positif covid19,” lanjut dia.

Mengetahui ada warga yang terpapar covid, Satgas kemudian turun lapangan untuk melakukan tracing awal. Diketahui ada belasan hingga puluhan orang di lokasi hajatan yang sempat melakukan kontak langsung dengan yang bersangkutan. Saat diswab, ada 14 orang yang kemudian positif covid19.

Berita Lainnya  Sengketa Upah Pekerja Yang Tak Kunjung Dilunasi, Proyek Pembangunan JJLS Girisekar Terhenti

“Akan kami tracing lagi dari 14 orang ini ini, tentu ada kemungkinan bertambah. Ini kita sedang lakukan koordinasi,” imbuhnya.

Sementara di Padukuhan Warak, belum lama ini ada warga yang menerima tamu saudaranya yang berasal dari Sleman. Ternyata, tamu tersebut mengalami gejala batuk dan demam. Saat diperiksa, yang bersangkutan juga positif covid19 sehingga kemudian tracing dilakukan.

“Yang di Warak kita swab 10 orang kemarin, hasilnya 9 orang positif covid19. Jadi total di wilayah kami ada 23 kasus baru dan 1 kasus lama, nanti tracing tetap akan kami lakukan,” jelas Sutarpan.

Selama 14 hari ke depan, para warga yang dinyatakan positif akan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. Pemerintah Kalurahan mengambil kebijakan dengan adanya kasus ini dalam waktu tersebut di wilayah Jeruken dan Warak tidak diperkenankan mengadakan kegiatan kemasyarakatan seperti hajatan ataupun lainnya.

Berita Lainnya  Dari 4G Hingga Heha Sky View, Ini Daftar Obyek Wisata Yang Ditutup Akibat Pandemi Corona

“Tidak ada kegiatan kemasyarakatan yang diadakan di wilayah yang ada orang terpapar covid. Ini menjadi evaluasi dan fokus penanganan kita,” ungkapnya.

Disinggung mengenai penanganan, Sutarpan mengatakan jika mereka yang isolasi mandiri tetap mendapatkan pengawasan dari puskesmas dan satgas. Untuk logistik, pemerintah kalurahan juga menyalurkan bantuan sembako.

Sementara itu, Panewu Playen, Muhammad Setyawan menambahkan, di wilayahnya ada beberapa kluster yang muncul. Dimulai dari kluster pabrik tas kemudian muncul kluster di Kalurahan Dengok, dan saat ini yang terbaru muncul kluster pondok pesantren. Ia menjelaskan kluster pondok pesantren ini bermula ketika sejumlah santri putri mengeluhkan kehilangan indera penciumannya. Saat diperiksa, ternyata para santri tersebut positif covid.

“Tracing tetap dilakukan di masing-masing kluster ini,” ucap Setyawan.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler