fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Konflik Warga dengan Monyet yang Tak Kunjung Usai, DLH Gunungkidul Lakukan Kajian Penanganan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)– Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) tengah melakukan kajian penanganan monyet ekor panjang yang selama ini cukup meresahkan warga. Hal ini dilakukan agar konflik monyet dengan warga di daerah pinggiran dapat teratasi dan hasil pertanian masyarakat tidak diganggu oleh kawanan MEP.

Kepala DLH Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan saat ini pihaknya tengah bekerjasama dengan Fakultas Kehutanan UGM untuk melakukan sebuah kajian atau penelitian terhadap MEP yang tersebar di wilayah Gunungkidul. Kajian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana perilaku, sifat, koloni, dan karakter monyet-monyet yang sangat meresahkan warga Gunungkidul.

Kajian ini dimaksudkan untuk mendapatkan rekomendasi penanganan. Sehingga konflik dapat berkesudahan, monyet-monyet ini dapat tertangani dan aktivitas pertanian masyarakat Gunungkidul juga bisa optimal tanpa adanya serangan monyet di lahan pertanian mereka.

Berita Lainnya  Sosialisasikan 16 Perda Kepada Masyarakat, DPRD Anggarkan Lebih Dari 2 Miliar

“Ini sedang kami upayakan pengkajian atau penelitian. Dilakukan pengamatan sifat karakter dan diambil bagaimana penanganan yang tepat,” papar Harry Sukmono.

“Hasil kajian ini nantinya akan diterapkan,” jelasnya.

Tahun 2023 ini, DLH memiliki 2 kegiatan yang berkaitan dengan penanganan satwa di Gunungkidul. Selain pengkajian MEP, Pemkab Gunungkidul akan merealisasikan program konservasi satwa lokal di Kalurahan Giritirto, Kapanewon Purwosari. Hal ini dilakukan agar satwa-satwa lokal memiliki tempat sesuai dengan habitatnya dan tentunya mendapatkan penanganan yang tepat.

“Kalau untuk konservasi satwa lokal itu ada MEP nya namun tidak sepenuhnya hanya penanganan MEP. Kalau itukan (MEP) sudah ada Suaka Margasatwa di Paliyan nah kami lanjutkan dengan kajian penanganan lanjutan,” sambung dia.

Berita Lainnya  Puluhan Desa Akan Diaudit Inspektorat Daerah Gunungkidul

Sebagaimana diketahui, konflik MEP dengan manusia memang sanggat mengganggu dan merugikan. Bagaimana tidak, keluhan masyarakat di wilayah pinggiran banyak yang mengalami gagal panen karena lahan pertanian mereka yang dirusak oleh kawanan monyet ekor panjang.

Di Kalurahan Giripurwo, Purwosari misalnya baru saja petani melakukan kegiatan ngawu-awu jelang musim tanam, paginya lahan pertanian sudah di obrak abrik monyet. Di beberapa wilayah untuk mengantisipasi serangan monyet bahkan banyak yang memasang jaring atau terpaksa menunggui ladang mereka agar tidak dirusak.

Selain itu di Kalurahan Nglanggeran, MEP banyak yang turun ke pekarangan warga dan mengambil buah-buahan yang masih berada di pohon.

Anggota DPRD Gunungkidul, Supriyadi mendukung penuh langkah Pemkab Gunungkidul untuk melakukan penanganan dan menekan dampak serangan MEP yang cukup meresahkan dan merugikan petani.

Berita Lainnya  Mewah dan Megah, Gedung Perpustakaan Daerah Gunungkidul Diresmikan

“Mudah-mudahan dengan adanya rencana pembangunan kawasan konservasi satwa lokal di Giritirto dan upaya pengkajian yang dilakukan dengan UGM ini bisa mengurangi gangguan MEP. Selama ini keluhan masyarakat akan serangan atau gangguan ini banyak kami dengar,” ucap Supriyadi.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler