fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Tanah Masih Labil di Titik Longsor, Pemerintah Belum Berani Ambil Tindakan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Pemerintah Kabupaten Gunungkidul masih merasa was-was dengan kondisi tanah di titik longsor Padukuhan Tegalrejo, Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari. Tanah yang masih labil menjadi perhitungan tersendiri bagi pemerintah untuk menunda gerakan karena diprediksi akan ada longsor susulan. Dengan demikian, masyarakat setempat harus melaju memutar sejauh 5 kilometer untuk beraktivitasblantaran masih terbendung material. 

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, mengatakan dari laporan data kejadian kebencanaan, sebanyak 204 bencana terjadi hingga saat ini. Kejadian kebencanaan didominasi oleh tanah longsor dengan 127 kejadian. Guna menyikapi potensi terjadinya kebencanaan, dirinya meminta masyarakat di kawasan rawan bencana meningkatkan kewaspadaan khususnya saat terjadi hujan dengan durasi yang lama.

“Himbauan tentu agar masyarakat meningkatkan kewaspadaan manakala terjadi cuaca ekstrim untuk segera berlindung ke tempat yang lebih aman, kemudian perbarui informasi cuaca dari BMKG,” kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Purwono, Rabu (22/02/2023).

Berita Lainnya  Diterapkan Mulai 1 April, Denda Administrasi dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Dihapus

Memang, tanah longsor yang cukup besar terjadi di Kalurahan Tegalrejo, Kapanewon Gedangsari, beberapa waktu lalu. Dalam penanganannya, pihaknya bersama instansi terkait sudah mengunjungi lokasi longsor. Namun demikian, kondisi tanah yang masih labil dan material yang cukup banyak membuat pihaknya belum dapat mengevakuasi material longsor. 

“Kendala melakukan evakuasi karena kemiringan medan dan banyaknya material, kami tetap koordinasi dengan DPUPRKP sebagai dinas teknis dan penganggaran dari Bappeda,” terang Purwono.

Kepala Bidang Bina Marga, DPUPRKP Gunungkidul, Wadiyana, saat ditemui mengatakan penanganan jalan di Kalurahan Tegalrejo yang putus akibat material longsor tengah dikoordinasikan dengan pimpinan. Dari informasi yang ia terima, tanah di lokasi longsor masih terdapat pergerakan sehingga membahayakan ketika dilakukan evakuasi. 

Berita Lainnya  Dinas Pertanian Dorong Petani Panen Lebih dari 2 Kali di Lahan Tadah Hujan

“Sedang dikoordinasikan dengan Sekretariat Daerah, kan itu butuh anggaran besar. Masih kita kajian secara teknis,” ucap dia.

Sementara Dukuh Tegalrejo, Fajar Dwi Prasetyo, menyampaikan jika akibat terputusnya jalan akibat material longsoran menyebabkan warga harus menggunakan jalan alternatif yang jaraknya lebih jauh. Dijelaskannya, arus kendaraan dialihkan menuju Dusun Harga sari menuju Trembono yang tembus di Wilayah Bayat. Hal itu menurutnya cukup menyulitkan warga yang akan beraktifitas, pasalnya jalan yang tertutup material merupakan jalan utama masyarakat.

“Ya harus menambah waktu sekitar 30 menit di jalan alternatif, tertutupnya jalan menghambat warga menuju ke sekolah, ke pasar, dan pergi bekerja,” ungkapnya.

Saat ini, material longsoran masih menutup seluruh badan jalan disana. Sehingga ia berharap agar pemerintah dapat bergerak cepat guna mengatasi hal tersebut. Menurutnya, setidaknya instansi terkait dapat membuka akses jalan bagi kendaraan roda dua sehingga mempermudah warga setempat.

Berita Lainnya  Geliat Investasi Pariwisata di Gunungkidul, Baru 4 Lokasi Kantongi Izin

“Kalau bisa dibantu supaya roda dua bisa lewat, disini mayoritas kerja di Bayat dan jalan utamanya cuma itu. Harus muter lebih jauh dan lebih lama kalau warga mau ke tempat kerja,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler