Budaya
Kurangi Klitih, Pemda DIY Diminta Contoh Sabtu Budaya






Jogja, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)– Kejahatan jalanan yang dilakukan sekelompok remaja usia sekolah atau yang biasa dikenal dengan istilah klitih, belum lama ini terjadi kembali di Yogyakarta. Terakhir, salah seorang siswa SMP dibacok menggunakan celurit di Dusun Teruman, Kabupaten Bantul pada Minggu (2/6/2024) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB.
Permasalahan berulang dan tak kunjung ada solusinya ini pun membuat DPRD DIY meminta Pemda untuk mencontoh program Sabtu Budaya yang diterapkan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Program ini dilakukan melalui pendekatan Pancasila dan budaya untuk mengalihkan energi anak-anak muda agar terarah kepada hal produktif dan menghindari hal-hal negatif. Program Sabtu Budaya tersebut dilaksanakan setiap akhir minggu. Anak-anak sekolah, terutama siswa SMA/SMK diminta untuk berkreasi dengan tema yang berbeda.
“Para siswa diberikan ruang untuk menampilkan tarian, kreasi fashion, olahraga hingga kesenian tradisi lainnya. Ini bisa jadi contoh positif untuk mengurangi kejahatan jalanan di Yogya,” kata Sekretaris Komisi A DPRD DIY, Rany Widayati usai bertemu Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Senin (03/06/2024).
Menurut Rany, program Sabtu Budaya sangat memungkinkan diberlakukan di Yogyakarta. Terlebih Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY maupun Disdik Kabupaten/Kota Yogyakarta memiliki agenda Kamis Pon yang mewajibkan seluruh siswanya mengenakan pakaian adat saat bersekolah.







“Momen [Kamis Pon bisa dijadikan program Sabtu Budaya]. Ini bisa dikolaborasikan dengan agenda budaya. Misalnya, hari kreasi di mana semua siswa tampil dan tentu mempersiapkan sepanjang proses 34 hari sebelumnya. Ini bisa menjadi ruang eksepresi sekaligus mendorong siswa berkegiatan positif,” tandasnya.
Rany menambahkan, Pemda DIY bisa mengalokasikan Dana Keistimewaan (danais) untuk menerapkan program Sabtu Budaya ataupun Kamis Pon sehingga pemanfaatan danais itu bisa semakin tepat sasaran bagi warga Yogyakarta.
Rany menilai, Dinas Kebudayaan (Disbud DIY) juga bisa berkolaborasi dengan Disdikpora dalam melakukan pendampingan pada sekolah. Terlebih DIY yang merupakan satu-satunya wilayah di Indonesia mempunyai Perda Pendidikan Pancasila dan Wawasan Kebangsaan yang bisa menjadi payung hukum.
“Kita bisa lakukan dengan pendekatan Pancasila dan budaya,” paparnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB, Aidy Furqan menambahkan, Sabtu Budaya diklaim bisa menjadi program yang efektif untuk mengurangi angka kejahatan jalanan di NTB.
“Siswa disibukkan dengan persiapan beragam kegiatan kebudayaan sehingga tidak memiliki waktu luang untuk hal-hal negatif,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Balai Teknologi Informasi dan Data Pendidikan Dikbud NTB, Agus Siswo Aji Utomo menerangkan, program Sabtu Budaya efektif mengurangi kriminalitas remaja. Meski belum ada data resmi tetapi anak-anak sehari-hari selalu disibukkan kegiatan sekolah dan budaya.
“Anak-anak tidak ada kegiatan santai karena mereka menampilkan kegiatan budaya setiap Sabtu, seperti ada mini konser jadi kan harus menyiapkan, jauh-jauh hari sehingga tidak sempat nakal,” pungkasnya.
(Ken).