Pemerintahan
Lima Sekolah Ini Akan Ditetapkan Sebagai Sekolah Siaga Bencana






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)--Berkaca pada banyaknya kejadian bencana alam di setiap daerah, pemerintah pusat merasa perlu untuk mengambil langkah berkaitan dengan kebencanaan. Salah satu langkah yang diambil yakni dengan akan ditekankan mengenai edukasi dan mitigasi kebencanaan pada anak-anak sekolah. Edukasi dan mitigasi ini sangat diperlukan sebagai dasar pembekalan jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Rencananya pada tahun 2019 ini, akan dibentuk sekolah siaga bencana di Gunungkidul. Tidak hanya menyasar di daerah pelosok dan rawan kejadian, namun sekolah kebencanaan juga akan dibentuk di wilayah kota.
Beberapa waktu lalu, pemerintah pusat telah menegaskan jika kebencanaan tidak masuk dalam mata pelajaran anak sekolah, melainkan akan dilakukan penguatan pengetahuan melalui pemahaman ilmu, teknik dan simulasi. Hal ini sangatlah perlu diterapkan mengingat kondisi geografis yang ada di mana cukup rawan terjadinya bencana.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, melihat kondisi daerah Gunungkidul yang berada di daerah pegunungan dan memiliki garis pantai yang cukup panjang tentu ada kekhawatiran tersendiri mengenai bencana. Terbukti beberapa tahun ini mulai dari tanah longsor, banjir, hingga gelombang tinggi sempat melanda wilayah Gunungkidul.
Maka dari itu, jika program memberikan pemahaman dengan menyisipkan materi kebencanaan pada materi lain atau pemberian ilmu mengunakan metode lain sangat ia dukung. Atau melalui kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Pasalnya hal semacam ini sangatlah penting sebagai dasar pengetahuan dan langkah yang harus diambil saat menghadapi suatu bencana.
“Tahun lalu sudah ada pembentukan sekolah kebencanaan 3 sekolah. Tahun 2019 juga akan kami lakukan lagi, yakni menyasar pada 5 SMA di Gunungkidul. Setiap tahun memang ada agenda semacam ini kok,” kata Edy Basuki, Selasa (08/01/2018).







Dalam waktu dekat ini sekolah kebencanaan akan diterapkan di SMA Rongkop, SMK 1 Gedangsari, SMK Tepus, MAN Wonosari, dan SMK Girisubo. Sekolah-sekolah ini dianggap penting, sebenarnya tidak hanya SMA/SMK saja, juga ada SMP atau SD juga perlu diberikan pemahaman mengenai hal ini.
Koordinasi dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga atau melalui Balai Dikmen pun juga akan diberlakukan. Hal ini guna mengantisipasi adanya korban atau hal-hal yang tidak diinginkan, sehingga meski terjadi bencana namun untuk kerugian dapat diminimalisir.
“Kepekaan dan tanggap mengenai kondisi atau karakter lingkungan sangatlah dibutuhkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Bahron Rosyid mengungkapkan jika program dari pemerintah pusat itu telah didengarnya. Namun demikian belum ada komando secara formal yang disampaikan. Khusus wilayah Gunungkidul sendiri sejak beberapa tahun lalu memang telah menggiatkan mengenai pembelajaraan kebencanaan.
“Kita gandeng BPBD selaku instansi yang berwenang untuk memberikan arahan, membentuk sekolah atau daerah tangguh bencana,” ucap dia.
Namun demikian dari Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul belum melakukan persiapan mengenai jika program ini akan segera diterapkan. Jika nantinya telah ada instruksi dari pusat tentu langkah untuk menyusun mulai dari sarana prasarana dan sumberdaya manusia dan beberapa lainnya akan langsung dilakukan.
“Kalau diterapkan justru bagus sekali, mengingat kondisi daerah yang seperti ini langkah nyata yang perlu didukung. Pengetahuan kebencanaan memang sangat penting, sebagai antisipasi hal-hal yang merugikan,” tambah Bahron.