Pemerintahan
Lima Tahun Berturut-turut Sukses Cegah Pernikahan Dini, Pemdes Mertelu Diganjar Penghargaan






Gedangsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemerintah Desa Mertelu, Kecamatan Gedangsari diganjar penghargaan dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. Pemdes Mertelu dianggap secara konsisten mampu mencegah terjadinya pernikahan usia dini di masyarakatnya.
Pernikahan dini sendiri merupakan permasalahan yang cukup rentan terjadi di masyarakat Gunungkidul. Angka pernikahan dini di Gunungkidul selalu tinggi. Padahal seperti diketahui bersama, pernikahan dini sangat beresiko bagi kesehatan reproduksi dan rentan memicu masalah sosial dikarenakan masih belum matangnya psikologis para pelaku pernikahan dini. Banyak diantara pernikahan dini yang terjadi kemudian berakhir dengan perceraian yang tentunya memicu masalah sosial lanjutan.
Kepala Desa Mertelu, Tugiman yang terlihat sumringah pasca mendapatkan penghargaan mengatakan bahwa pencegahan pernikahan usia dini yang dilakukan oleh pihaknya sudah berlangsung selama lima tahun terakhir. Pencegahan ini diawali dengan dibuatnya deklarasi anti pernikahan usia dini oleh segenap Dukuh di Desa Mertelu pada tahun 2013 lalu.
Momentum deklarasi sendiri kemudian ditindaklanjuti oleh jajaran pemerintah Desa Mertelu dengan gencarnya melakukan pendekatan kepada masyarakat. Sejumlah perangkat desa maupun relawan giat melakukan sosialisasi mengenai bahaya serta resiko pernikahan dini yang terjadi baik secara kesehatan maupun secara psikologis.
"Kita setiap ada pertemuan entah itu di pengajian, arisan maupun kumpulan lainnya selalu mensosialisasikan bahaya pernikahan dini," kata Tugiman, Kamis (12/04/2018) sore.







Dampaknya pun sangat dapat dirasakan dan dilihat selama lima tahun terakhir ini di wilayah Mertelu. Masyarakat yang mulai memahami bahaya pernikahan dini tersebut, mulai sadar dan pada akhirnya berimbas pada terjun bebasnya angka penikahan dini di Desa Mertela. Bahkan Kades mengklaim bahwa tidak hanya minim, konflik maupun masalah sosial yang terjadi akibat dari pernikahan usia dini sudah beberapa waktu ini tidak terjadi di wilayah Mertelu.
"Tidak ada kasus yang menonjol, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan, kekerasan terhadap anak itu tidak ada," ucapnya bangga.
Tugino sendiri sangat mengapresiasi adanya penghargaan dari Pemkab Gunungkidul kepada pihaknya terkait pencegahan pernikahan dini. Hal ini disebutnya akan semakin memacu jajarannya untuk senantiasa mewujudkan Desa Mertelu sebagai kawasan yang bebas dari pernikahan dini.
“Tentunya (penghargaan) ini akan membuat kami lebih bersemangat karena kerja keras kita ternyata terpantau oleh pemerintah kabupaten,” imbuh dia.
Pemberantasan pernikahan dini disebut kepala desa merupakan salah satu dari program pihaknya dalam pengentasan kemiskinan. Hal ini lantaran dampak sosial yang sangat mungkin ditimbulkan dari pernikahan dini yang terjadi adalah terjerembabnya para pelaku pernikahan dini ke jurang kemiskinan. Para pelaku pernikahan dini memang biasanya putus sekolah dan memilih bekerja sebagai tenaga kasar untuk menghidupi keluarga. Penghasilan dari tenaga tak terdidik semacam ini tentunya sangat kecil dan memicu kemiskinan.
Salah satu hal lain yang menjadi andalan Pemerintah Desa Mertelu dalam program pengentasan kemiskinan adalah dengan menggenjot sektor pariwisata. Sektor ini menurutnya sangat potensial mengingat selain pemandangan yang indah khas pegunungan karst yang menjadi primadona pariwisata kawasan utara, di Desa Mertelu saat ini juga sudah berdiri wahana flying fox yang disebut-sebut sebagai yang terpanjang di Asia Tenggara. Ia sangat berharap obyek wisata ini akan bisa berkembang secara maksimal sehingga bisa memutar roda perekonomian warga setempat.
"Saat ini ada pokdarwis anggotanya 35 orang. Warga lainnya juga banyak yang berdagang dan memulai industri untuk menunjang pariwisata. Semoga berangsur-angsur masyarakat Mertelu bisa sejahtera," tutup dia.
Sebagai informasi, pernikahan pada usia dini dapat menimbulkan dampak secara fisik dan psikis. Secara fisik pasti ada ketentuan-ketentuan umur berapa yang sudah matang untuk melakukan fungsi-fungsi reproduksi.
Jika seorang wanita secara fisik belum seharusnya untuk melahirkan seorang anak, maka akan menimbulkan dampak yang sangat mengkhawatirkan, seperti meningkatnya angka kesakitan hingga angka kematian ibu. Meningkatnya angka kematian ibu dapat juga disebabkan oleh karena pernikahan di usia dini.
Kemudian, secara psikologis emosional seorang anak belum matang. Hal itu bisa menyebabkan persoalan pada rumah tangga hingga menimbulkan kekerasan yang berujung pada perceraian.
Karena emosi belum stabil, jika terjadi sedikit saja persoalan akan menyebabkan terjadinya pertengkaran, KDRT hingga perceraian. Menikah di usia dini akan memiliki banyak peluang untuk mempunyai anak yang banyak. Untuk itu sebaiknya diatur jarak kelahiran dengan cara menggunakan KB agar terhindar dari kasus kematian, terutama angka kematian ibu.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks