Connect with us

Sosial

Mata Buta Setelah Dua Bulan Terserang Penyakit Misterius, Petani Miskin Ini Kehilangan Semangat Hidup

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sejak dua bulan terakhir Suridi (48) warga Padukuhan Putat RT 47 RW 07, Desa Bleberan, Kecamatan Playen tak bisa lagi beraktifitas seperti biasa. Akibat penyakit misterius yang dideritanya, kedua mata Suridi saat ini tak lagi bisa melihat lagi. Area di sekitar matanya membengkak dan penglihatannya pun berangsur-angsur merabun dan akhirnya buta. Ironisnya, meski penyakitnya semakin parah, pengobatan yang diterima tak maksimal lantaran terbentur biaya sementara ia tak mempunyai jaminan kesehatan apapun. Hingga kini, masih belum diketahui secara pasti penyakit yang menggerogoti penglihatan Suridi tersebut.

Ditemui di kediamannya, Istri Suridi, Rubini menceritakan, sebelumnya sang suami sehat-sehat saja dan tak pernah mengeluhkan sakit. Hingga kemudian 2 bulan yang lalu, tepatnya pada bulan Februari 2018, Suridi mengeluhkan gatal pada bagian mata dan telinganya terasa berdengung.

Dalam sekejap, penyakit yang diderita Suridi tersebut semakin parah. Bagian matanya terus membengkak dan pada akhirnya saat ini, penglihatannya tersebut tak hanya kabur saja, melainkan juga sudah total tak lagi berfungsi. Suridi buta tak lagi bisa melihat. Dari mata yang membengkak hingga bola mata hampir keluar ini, juga terus mengeluarkan cairan kuning.

Berita Lainnya  Nelayan Masih Paceklik, Gunungkidul Terpaksa Datangkan Ikan Dari Cilacap dan Semarang

“Awalnya memang saat penyakit mulai semakin parah, kami ingin berobat, tapi kami terganjal biaya sedangkan untuk jaminan kesehatan, kami sama sekali tak mempunyai,” ucap Rubini, Kamis (26/04/2018) siang.

Saat ini praktis tak ada aktifitas yang bisa dilakukan Suridi. Setiap harinya ia hanya berkutat dengan kesakitan yang harus dirasakannya. Ia tak lagi bisa bertani sebagaimana yang ia lakukan untuk menyambung hidup selama ini. Situasi ini tentu saja semakin sulit untuk keluarganya yang kehilangan sang pencari nafkah.

“Setiap hari, hanya duduk dan tidur saja. Suami saya juga saat ini stress dan sering mengamuk semenjak sakit itu,” ucapnya lirih.

Sementara itu, kondisi mengenaskan yang dialami oleh Suridi tersebut juga terdengar oleh para tetangga maupun warga masyarakat Bleberan. Diungkapkan Dukuh Putat, Rubikin, pihaknya telah berusaha untuk mencarikan bantuan di luar pemerintah. Melalui grup WA, ia bersama warga lainnya kemudian menggalang bantuan dana. Ia cukup bersyukur lantaran penggalangan dana ini cukup berhasil dan banyak masyarakat yang bersimpati dan mengulurkan bantuan.

Berita Lainnya  Jalani Ritual, Ibu dan Ayah Korban Tenggelam Datang ke Pantai Baron

"Dari relawan terkumpul uang Rp 8,5 juta, itu uang dari teman-teman tetangga dan warga di perantauan," kata Rubikin.

Uang tersebut lalu digunakan oleh pihaknya untuk melakukan pengobatan. Suridi lalu dibawa ke RS Mata dr Yap, Yogyakarta guna mendapatkan perawatan medis. Namun di rumah sakit ini, pihaknya tidak mendapatkan diagnosa dari penyakit yang diderita oleh Suridi.

“Rencananya pada Jumat (27/04/2018) pagi esok, akan kita bawa ke RS Sardjito untuk berobat lagi. Karena kata dokter ada kemungkinan penyakit diderita Suridi adalah kanker atau tumor,” imbuh dia.

Rubikin menambahkan, ia saat ini terus mewanti-wanti kepada pihak keluarga Suridi agar melakukan pengawasan ketat. Pasalnya, sejak penyakitnya terus memburuk dan penglihatannya hilang, Suridi menderita depresi dan sering mengamuk. Dimungkinkan Suridi stress menghadapi sakit yang dideritanya itu.

Berita Lainnya  Pasca Bentrok Ojek Online vs DC, Komunitas Ojol Gunungkidul Dilarang Turun Ikut Aksi

Ia khawatir jika lepas dari pengawasan, Suridi bisa melakukan hal-hal yang nekat termasuk yang paling ia khawatirkan adalah jika sampai bunuh diri.

“Ini sering teriak-teriak kalau sudah tidak kuat (menahan sakit),” lanjut Rubikin.

Ia menegaskan bahwa pemerintah desa bersama warga lainnya siap terus untuk memberikan dukungan dan bantuan kepada Suridi dan keluarganya. Penggalangan dana hingga hari ini masih terus dilakukan mengingat diperkirakan ongkos pengobatan untuk penyembuhan Suridi akan memakan banyak biaya.

“Kita juga berikan motivasi kepada keluarga, jangan sampai kendor dalam memberi semangat,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler