Sosial
Melongok Sejarah Serangan Umum 1 Maret Dari Monumen Stasiun Radio Banaran


Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kabupaten Gunungkidul rupanya memiliki peranan yang sangat penting saat peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. Pasalnya di Padukuhan Banaran, Desa Banaran, Kecamatan Playen terdapat Monumen Stasiun Radio PHB AURI PC-2 yang memiliki sejarah dalam menyiarkan berita serangan umum 1 Maret 1949 saat ibukota RI masih berada di Yogyakarta.
Dikatakan sangat penting, mengingat dengan disiarkannya berita tersebut memberitahukan bahwa Indonesia masih berdiri pasca agresi militer II pada akhir Desember 1948. Tidak hanya itu saja, melalui stasiun Radio Auri itu, berita-berita tentang perjuangan bangsa Indonesia dapat tersebar luas hingga mancanegara.
Sejarah menceritakan bahwa tepat saat 1 Maret 1949 pagi, terjadi serangan besar-besaran di jantung Ibu Kota Indonesia yang saat itu adalah Yogyakarta. Selama kurang lebih enam jam, Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama rakyat berhasil menguasai Ibu Kota Yogyakarta.
Serangan Umum 1 Maret 1949 yang menggelegar hingga penjuru dunia pasca disiarkannya peristiwa tersebut lewat Radio PC AURI atas pimpinan Opsir Udara III, Budiardjo. Di rumah milik Prawirosetomo inilah radio PC AURI memberitakan jika ibu kota berhasil dikuasai tentara Indoneis setelah lewat serangan umum.
Pengurus Monumen Stasiun Radio PHB AURI PC-2, Sumarno mengatakan, siaran serangan umum dilakukan dini hari pukul 02.00 WIB tanggal 2 Maret 1949 ke seluruh jaringan radio Auri hingga PBB. Siaran dilakukan dini hari untuk menghindar dari pasukan Belanda yang saat itu mengusai Yogyakarta. Pasalnya saat itu keberadaan radio masih disembunyikan sehingga ketika ingin menyiarkan serangan umum, harus memanjat pohon kelapa untuk memasang antena yang sebelumnya disembunyikan di belakang rumah.
"Supaya tidak ketahuan Belanda, antena disembunyikan di dapur. Kalau mau siaran, petugas harus memasang antena dengan manjat pohon kelapa. Selesai siaran, antena diturunkan lagi dan disembunyikan lagi," tuturnya, saat ditemui pidjar-com-525357.hostingersite.com, Kamis (01/03/2018).
Berita tersebut, dikirimkan oleh Sersan Basukihardjo, seorang operator stasiun PHB AURI PC-2 yang diterima oleh Sersan Udara Kusnadi operator radio Bidar Alam. Keesokan harinya, pada tanggal 3 Maret berita tersebut dilaporkan oleh Opsir Udara III Dick Tamimi dan Umar Said kepada Ketua PDRI Mr. Sjafruddin Prawiranegara di Bukit Tinggi. Pejabat perwakilan RI di PBB pun membeberkan berita tersebut di depan sidang Dewan Keamanan PBB pada tanggal 7 Maret 1949.
"Akhirnya berita ini sampai ke dunia yang memberitahukan mereka akan keberadaan perjuangan Bangsa Indonesia yang masih terus berjuang untuk mencapai kemerdekaan," jelas Sumarno yang telah menjadi penjaga museum sejak tahun 1992 ini.
Tahun pun berganti hingga Indonesia menjadi negara yang aman tanpa penjajah. Ahli waris Pawirosetomo, Sumardjono lalu mewakafkan tanah pekarangan beserta rumah joglonya untuk dijadikan monumen. Tanggal 10 Juli 1984 oleh Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono IX meresmikan Monumen Stasiun Radio PHB AURI PC-2.
Saat ini, rumah joglo yang dibuat museum tersebut terpajang 12 foto tentang dokumentasi saat pembangunan monumen dan peresmiannya. Sementara untuk perangkat radio yang saat itu digunakan untuk menyiarkan Serangan Umum 1 Maret 1949 disimpan di Monumen Jogja Kembali.
-
Sosial6 hari yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Uncategorized7 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event1 minggu yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik7 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Budaya7 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara
-
Info Ringan4 hari yang lalu
Semarak Ulang Tahun Perak Tunas Mulia, Gelar Sarasehan Pendidikan Tamasya