Pariwisata
Menikmati Kuliner Khas Gunungkidul dalam Balutan Suasana Njawani






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Masakan dengan rempah yang komplit dipadukan dengan rasa manis sejauh ini masih menjadi ciri khas tersendiri dalam masakan Jawa, khususnya Gunungkidul. Segala macam sayur yang tumbuh di pekarangan rumah sering dimanfaatkan untuk diolah menjadi makanan. Kondisi seperti ini kemudian dibaca oleh para pelaku usaha, yakni di bidang kuliner. Saat ini, banyak bermunculan tempat-tempat kuliner yang menyuguhkan beragam olahan menu.
Selain mengedepankan cita rasa yang khas dan masakan asli Gunungkidul, suasana di rumah makan juga mulai dikembangkan oleh para pelaku usaha. Tak sedikit dari mereka yang mengadopsi gaya bangunan dan suasana dari luar. Pada akhirnya, kue pariwisata Gunungkidul terus mengalami perkembangan yang inovatif. Karena semakin banyak pengunjung yang datang, maka pundi-pundi rupiah terkumpul dan pajak ke daerah dari sektor rumah makan juga mengalami peningkatan. Salah satunya Jodhang Jowo. Deinasi kuliner ini menggabungkan masakan, bangunan, dan suasana.

Suasana di Rumah Makan Jodhang Jowo
Bangunannya yang berbentuk Pendopo Joglo sangat memberi kesan Jawa. Meski berada tidak jauh dari tengah kota, suasana berbeda akan terasa saat masuk ke tempat ini. Nyaman dan adem. Bagaimana tidak, pohon-pohon tertanam apik di setiap sudut. Selain itu, mayoritas tanah pun juga ditutup dengan rerumputan sehingga menambah kesan silir, hijau dan adem. Ada beberapa spot tempat duduk yang disediakan baik di dalam Joglo atau di pinggiran. Gemricik air dari kolam ikan pun menambah dramatis suasana.
Lalu, makanan favorit tempat ini ialah nila bakar, gudeg godhong kates, lombok ijo, nasi merah, terancam, sop iga, dan bebakaran lainnya. Cita rasa dari makanan pun cukup nendang di lidah. Racikan bumbu sesuai dengan masakan orang Jawa terdahulu, kaya akan bumbu dan rempah. Sehingga serasa dimanjakan dengan masakan leluhur. Hal tersebut dikuatkan oleh ucapan sang pemilik, Agus Setiawan.







“Njawani adalah konsep yang saya usung. Kenapa memilih Jawa? Saya orang Jawa dan bangga dengan apa saja yang menjadi cirri khas orang Jawa. Mulai dari masakan, bangunan, suasana dan lainnya,” ucap Agus.
Meski letaknya agak masuk gang kecil, jalur ini sangatlah strategis. Di mana menjadi jalur utama kendaraan pribadi dan bus pariwisata untuk menuju ke objek pantai selatan Gunungkidul. Tidaklah begitu sulit menemukan tempat ini. Lokasinya pun cukup luas. Cocok untuk tempat berkupul dengan keluarga, hingga pertemuan formal.
Warga Padukuhan Wukirsari, Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari ini mengaku tengah berupaya melakukan inovasi dalam dunia kuliner di Gunungkidul. Kurang lebih 2 bulan ini, ia dan keluarga membuka sebuah tempat makan Jodhang Jowo yang berada di Jalan Baron, tepatnya di Desa Karangrejek, Kecamatan Wonosari.
Pengunjung yang mampir ke rumah makan ini juga bisa sembari memberi makan ikan-ikan di kolam kecil. Beberapa kelinci juga sengaja dilepas di sini, menemani para pengunjung makan. Bagi yang ingin memberi makan kelinci juga disediakan oleh penjaga rumah makan. Tentu ada keasyikan tersendiri dan nilai plus. Tak perlu khawatir dengan kebersihan, tentu terjaga kehigienisannya.
“Kami mengutamakan kualitas. Baik rasa, kebersihan, dan pelayanan tentu kami jaga. Namanya juga orang Jawa pasti semua sudah diperhitungkan tidak mau membuat pelanggan atau pengunjung kecewa,” terang sang pemilik.
Meski konsep Jawa yang diusung, namun pengunjung dapat memesan menu yang lain seperti seafood hingga steak. Tidak perlu khawatir pula dengan harga, dijamin standar dengan kantong para pengunjungnya. Tentu kualitas masakan dan pelayanan lebih diunggulkan. (arista)