Connect with us

Sosial

Menyimak Perjuangan Zainal Bahri, Petarung Gunungkidul Yang Bidik Gelar Juara MMA Onepride

Diterbitkan

pada

BDG

Gedangsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Satu lagi putra daerah dari kabupaten Gunungkidul yang memiliki prestasi moncer di bidang olahraga. Adalah Zainal Abidin Bahri, warga asli Padukuhan Sambeng, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari yang baru-baru ini ramai diperbincangkan dan menjadi idola baru bagi warga Gunungkidul. Hal ini lantaran prestasinya gemilangnya saat mengikuti turnamen tarung bebas bertajuk MMA Onepride. Popularitas Zainal sendiri memang meninggi lantaran dalam pertarungan yang dimenangkannya tersebut, disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi nasional. Rekaman pertarungan maupun cuplikan wawancara Zainal yang sempat menyebut nama tanah tumpah darahnya Gunungkidul kemudian viral di media sosial dan mendapatkan banyak apresiasi positif dari warga Gunungkidul tentunya.

Sabtu (23/02/2019) lalu, Zainal Abidin Bahri tampil dalam ajang perbaikan peringkat di MMA Onepride. Pria asal Gunungkidul itu tampil dengan penuh determinasi dan kemudian berhasil mengalahkan petarung lawannya, Chandra Iwan. Pertandingan itu sendiri berlangsung seru dan dramatis. Berkali-kali Zainal mendapatkan serangan mematikan dari lawannya. Namun dengan teknik-teknik yang ia kuasai, pemuda ini kerap mampu terlepas dari cengeraman sang lawan.

Saat lawan sudah mulai percaya diri dapat mengalahkan Zainal, ia baru mulai menggunakan kelengahan lawannya itu. Serangan demi serangan gencar mulai dilancarkan. Hingga akhirnya kemudian, Zainal berhasil menumbangkan lawannya dengan menggunakan teknik ground and pound atau membanting lawan ke matras dan melakukan teknik kuncian.

Berita Lainnya  Ratusan Pedagang Pasar Argosari Segera Divaksin Covid19

“Ini merupakan even perbaikan peringkat, Alhamdulillah sekarang saya menempati peringkat ke 14 dari ratusan pertarung di kelas 70 kg,” kata Zainal Abidin Bahri, Selasa (26/02/2019).

Pria kelahiran Gunungkidul tahun 1983 silam itu tidak menyangka jika kemampuan bela diri yang ia miliki ternyata mampu membawanya sampai ke tahapan seperti sekarang ini. Ia mengakui jika Chandra Iwan dan beberapa petarung lainnya cukup tangguh dan kuat dalam melakukan pertahanan maupun penyerangan. Justru ternyata ia dapat mengalahkan petarungnya dalam waktu yang sangat singkat.

“Harapan ke depan jauh lebih baik lagi, sehingga dapat mengalahkan lawan lainnya dan dapat bertarung bertemu dengan sang juara. Latihan terus pastinya, perjuangan saya untuk sampai di sini tidaklah mudah dan saya akan terus berjuang,” ujar dia.

Diceritakan Zainal Abidin, sebenarnya, tidak ada latar belakang bela diri khususnya MMA yang ia geluti semula. Hanya saja mrmang sejak kecil ia gemar belajar bela diri bersama dengan keluarga dan teman-temannya. Tahun 2017 merupakan awal di mana ia merasa tertantang dan kemudian mencoba mendaftar menjadi salah satu petarung. Perjuangan pun dimulai dari sini mengingat tidak mudah dalam melewati segala macam tes yang diajukan.

Berita Lainnya  Permainan Tradisional Mulai Terlupakan, KORMI Gunungkidul Gelar Festival Gobak Sodor Untuk Pelajar 

“Saya itu jadi petarung gak ada yang nyambung karena sejak SMP sampai SMA saya tinggal di asrama sebuah madrasah di kecamatan Playen. Lulus sekolah langsung merantau dan sekarang kerja di sebuah perusahaan tambang. Untuk olahraga khususnya bela diri memang hanya hobi saja sih,” imbuhnya.

Namun ternyata di balik hobi itu menyimpan hal yang membanggakan bagi dirinya, keluarga maupun daerah. Selama ini dukungan penuh dari keluarga menjadi semangatnya. Jika bertanding keluarganya dan teman-temannya selalu mendukung secara penuh. Hal ini meningkatkan semangatnya dalam bertarung dan memenangkan pertandingan.

Seperti pada pertandingan Sabtu lalu, ada beberapa perwakilan warga Gunungkidul dan teman-temannya yang berdatangan untuk memberinya dukungan secara langsung. Pekikan penyemangat ini yang disebut Zainal menjadi faktor kemenangannya.

Berita Lainnya  Cacar Sapi Menyerang, Aktivitas Jual Beli Merosot Tajam

Putra kelima pasangan Siti Aminah dan almarhum Imam Safi’i itu memiliki impian yang cukup besar memang. Dari prestasinya ini ingin mengenalkan kabupaten Gunungkidul sebagai gudangnya atlet olahraga berbakat. Dari yang semula dikenal sebagai kota gaplek, akan tetapi dibalik julukan itu ada putra putri daerah yang memiliki ketangguhan dan kekuatan, serta etos kerja yang tak terpatahkan.

“Ingin mempromosikan Gunungkidul jangan dipandang sebelah mata. Buktinya anak anak Gunungkidul banyak yang berprestasi, mengangkat nama daerah itu pasti,” tambah dia.

Ia berkeinginan suatu saat dapat kembali ke Gunungkidul menyalurkan bakatnya pada generasi muda sehingga dapat meneruskan jejaknya. Sebenarnya jika sekarang ini ia diminta untuk kembali ke Bumi Handayani dan ada yang mampu memberikan fasilitas sesuai dengan jam terbangnya, tidak menutup kemungkinan ia akan mengiyakan. Karena kecintaannya terhadap Gunungkidul yang begitu besar.

“Yang saya bidik itu para atlet dan generasi penerus, ingin saya kasih apa ya semacam pemahaman mengenai dunia bela diri MMA dan olahraga dari Thailand yang belum terambah di Gunungkidul,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler