fbpx
Connect with us

Sosial

Musim Hajatan dan Rasulan Buat Harga Cabai Melejit Hingga 50%

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari, (pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Harga cabai di Kabupaten Gunungkidul mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Harga komoditi ini bahkan makin pedas hanya dalam hitungan hari. Berdasarkan pantauan di Pasar Argosari Wonosari harga cabai terus merangkak hingga menembus angka Rp. 60.000,- dalam sepekan terakhir. Dalam beberapa waktu terakhir, harga cabai sangat fluktuatif yang artinya bisa dengan cepat berubah. Faktor tingginya permintaan dari masyarakat lantaran banyaknya event bersih desa dan hajatan diduga menjadi salah satu penyebab melejitnya harga cabai.

Salah satu pedagang cabai di Pasar Argosari Wonosari, Prenjak mengatakan, harga cabai rawit merah yang tadinya hanya Rp. 40.000 kini merangkak menjadi Rp. 60.000,-. Kenaikan harga yang mencapai 50% ini sendiri hanya terjadi dalam waktu tujuh hari. Hal serupa juga dengan harga cabai merah kriting yang tadinya Rp. 45.000,- saat ini seragam menjadi Rp. 60.000,-.

Berita Lainnya  Sumpah Pemuda Diharapkan Jadi Momentum Pemuda Gunungkidul Ikut Kembangkan Pertanian Modern

“Kemudian yang menjadi masalah apabila ada pembeli yang minta cabai dengan harga rendah, misalnya mau beli Rp.5.000 saya tidak bisa melayani,” kata Prenjak kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Jumat (05/07/2019).

Ia menganggap kenaikan harga cabai yang terjadi saat ini sama saja dengan perubahan harga. Menurutnya kenaikan sangat tidak logis karena hanya dalam sepekan saja cabai merah naik hingga Rp.20.000,-.

“Yang sama sekali tidak naik cabai hijau Rp. 28.000,- tapi memang di musim hajatan seperti sekarang tidak ada peminatnya,” ujarnya.

Akibat kenaikan,ini ia tidak berani berspekulasi menyetok cabai dalam jumlah banyak. Ia takut jika menyetok barang dalam jumlah dan kemudian terjadi fluktuasi harga, nantinya akan mengalami kerugian.

Berita Lainnya  Tiga Badan Usaha Plat Merah Gunungkidul Borong Penghargaan Bergengsi

“Kenaikan harga yang terjadi membuat minat masyarakat menjadi rendah. Karena naiknya memang sangat tinggi,” bebernya.

Salah satu konsumen cabai yang juga pedagang Mie Ayam, Tri mengaku sangat terdampak dengan naiknya harga cabai. Terlebih olahan cabai menjadi sambal untuk pedagang mie ayam tidak memiliki nilai jual. Ia biasanya membeli cabai 1 kilogram setiap harinya.

“Sekarang ya tidak berani tiap hari bikin 1 kilogram paling seperempat terus saya goreng dulu cabainya baru dibuat sambal dikasih kuah,” kata dia.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kabupaten Gunungkidul Yuniarti Ekoningsih mengatakan, kenaikan harga cabai yang saat ini terjadi disebabkan oleh supply and demand. Di musim hajatan dan tradisi rasul seperti sekarang masyarakat membutuhkan banyak cabai. Dengan permintaan yang tinggi namun pasokan ke DIY sama, membuat harga cabai akhirnya melambung.

Berita Lainnya  Rusak dan Kurang Fasilitas, Pos Pantau SAR Wediombo Butuh Direhab

“Harga dari petani pun tinggi karena stok terbatas tapi permintaan banyak,” pungkasnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler