Peristiwa
Operasi Pasar Darurat Playen, Petugas Temukan Kerupuk Mengandung Pewarna Tekstil






Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Petugas Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) DIY menggelar pengecekan pangan di Pasar Darurat Playen, Kamis (20/12/2018). Dari penyisiran dan uji laboratorium terhadap sejumlah jenis makanan yang dilakukan di lokasi, petugas menemukan bahan makanan yang sebenarnya tidak layak untuk dikonsumsi namun masih terus beredar di kalangan masyarakat. Terdapat 3 makanan yang mengandung rhodamin B dan satu makanan mengandung boraks yang terdeteksi oleh petugas.
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi, BBPOM DIY, Diah Cahyonowati menerangkan bedasarkan penyisiran dan pengambilan sampel pada 12 jenis makanan, petugas mendapati 3 jenis makanan berupa kerupuk yang positif mengandung Rhodamin B masih terjual bebas di pasaran. Selain itu 1 bahan lain yang positif mengandung boraks yakni pengembang yang sering kali digunakan untuk membuat krupuk atau nasi puli.
“Pewarna tekstil (rhodamin) atau yang biasa digunakan untuk pewarna kertas, bambu dan payung. Namun digunakan sebagai pewarna makanan,” kata Diah Cahyonowati, saat ditemui usai kegiatan.
Adapun jika terlalu sering mengkonsumsi makanan yang mengandung bahan tidak layak ini dapat merusak sel-sel tubuh dampak terberat atau jangka panjang yakni dapat menyebabkan kanker. Sedikit tips dari petugas BPOM yakni masyarakat diminta untuk lebih berhati-hati, dalam membeli makanan paling tidak dikurangi memilih yang bewarna terang.
“Kalau rhodamin kan identik dengan warna pink (merah muda). Tapi produsen sekarang sering kali berbuat curang dengan pencampuran warna lain sehingga tidak terlihat terang. Yang paling mudah kalau ditemui makanan dengan corak warna terang dan tidak rata atau bintik-bintik,” imbuh dia.







Ia pun menghimbau bagi masyarakat untuk lebih jeli kembali terhadap pembelian bahan makanan. Bukan tidak mungkin meski terlihat baik-baik saja namun ternyata mengandung zat-zat yang berbahaya bagi tubuh. Selain itu, dari instansi lain juga perlu melakukan sosialisasi agar nantinya kesadaran masyarakat maupun produsen juga tumbuh, kesehatan jauh lebih diutamakan dibandingkan dengan lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Biro Admisistrasi Perekonomian dan Sumber Daya Alam, Setda DIY, Sugeng Purwanto menyatakan terhitung mulai Kamis (20/12/2018) pagi tadi sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga. Meski demikian kenaikan pun belum begitu signifikan.
“Harga telur hingga Rp 24.000 ribu dari harga sebelumnya Rp 20.000 ribu dan harga cabai rawit yang hingga Rp 10.000 kenaikannya dari harga Rp 30.000 bisa tembus di harga Rp 40.000,” jelas dia.
Namun demikian sejauh ini masih dalam harga normal jika pun ada kenaikan hanya berkisar Rp 1.000 hingga Rp 3.000. Untuk harga minyak goreng justru mengalami penurunan. Harga bawang merah mengalami kenaikan dari Rp 18.000 perkilo menjadi Rp 26.000 per kilo. Untuk harga ayam potong mencapai Rp 33.000, dari sebelumnya hanya Rp 28.000 hingga Rp 30.000. Sementara untuk komoditi dari laut mengalami kenaikan sebesar Rp 3.000 hingga Rp 5.000 per kilonya.
Dari pemerintah daerah maupun DIY nantinya akan terus bekerjasama dalam melakukan pemantauan harga, sehingga tidak ada inflasi yang cukup tinggi di suatu daerah. Berkaca pada tahun lalu dimana inflasi akhir tahun begitu tinggi, maka pemantauan dan pengawasan ini dilakukan setiap hari baik mendekati hari raya ataupun hari biasa.