Sosial
Penjelasan DLH Mengenai Penutupan Goa di Proyek JJLS Gunungkidul






Wonosari,(pidjar.com)– Pasca viral atas penemuan goa di Padukuhan Planjan, Kalurahan Planjan, Kapanewon Saptosari banyak warga yang berdatangan ke lokasi pengerukan dan pembuatan JJLS. Untuk mengantisipasi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan dan membahayakan, pihak pekerja proyek dan Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul kemudian melakukan penutupan di mulut goa yang ditemukan dalam proses pengerukan tersebut.
“Hasil koordinasi dengan beberapa pihak dan arahan pimpinan maka diputuskan di lokasi yang ditemukan goa tersebut ditutup dulu. Pelaksanaan di titik tersebut sementara dialihkan ke lokasi penanganan lainnya,” terang Kepala Dinas Lingkungan Hidup Gunungkidul, A. Hary Sukmono.
Lebih lanjut ia mengatakan, apabila di lokasi tersebut tidak dilakukan penutupan akan berisiko rentan jika terjadi runtuh dan sebagainya. Selain itu juga mengantisipasi vandalisme orang masuk ke gua dan merusak fenomena geologi tersebut.
“Penutupan ini bagian dari menyelamatkan fenomena alam itu,” jelasnya.
DLH dan pihak proyek telah berkoordinasi dengan Fakultas Geografi UGM, khususnya dengan Prof. Eko Haryono, seorang ahli karst untuk melakukan pengecekan dan kajian mengenai temuan di lapangan. Hasil kajian tersebut akan menjadi salah satu acuan keberlanjutan proyek di titik tersebut.







Selain itu, Harry mengatakan bahwa penemuan gua itu merupakan fenomena alam yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Mengingat mayoritas kawasan Bumi Handayani merupakan kawasan karst. Yang mana di kawasan karst di bawah tanah memiliki lorong-lorong sungai bawah tanah.
“Maka dari itu kita mengajak masyarakat untuk bisa memahami dan melihat kondisi itu terkait dengan fenomena alam, khususnya geologi yang ada di Kabupaten Gunungkidul,” sambung dia.
Sebagaimana diberitakan sebelumnua pada Selasa (15/10/2024) pekerja pembangunan JJLS menemukan sebuah goa dengan stalaktit dan stalagmit yang masih aktif. Pintu masuk ke goa tersebut sempit, namun di dalam luasnya sekitar 30 X 30 meter. Tinggi di dalam sekitar 5 meter.
“Saya belum pernah melihat gua sebagus itu. Dalamnya watu lintang (batu kristal karst) dan masih menetes airnya. Tadi malam banyak yang masuk untuk melihat, dalemnya gelap kebetulan pakai senter,” kata salah seorang warga setempat, Warijan.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
bisnis3 minggu yang lalu
Jelang Idulfitri, Daop 6 Yogyakarta Bagi 250 Paket Sembako kepada Para Porter