Sosial
Protes Keras Seleksi CPNS, GTT Gunungkidul Rencanakan Mogok Kerja Senin Depan






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Polemik terkait persyaratan seleksi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2018 terus memanas. Para Guru Tidak Tetap (GTT) yang memprotes terkait persyaratan umur bahkan sampai mengancam akan melakukan aksi mogok kerja. Hal ini merupakan bentuk protes akibat keputusan pemerintah yang dianggap tidak adil. Rencananya, aksi mogok kerja akan dilakukan pada Senin (24/09/2018) mendatang.
Forum Honorer Sekolah Negeri (FHSN) Gunungkidul, Aris Wijayanto mengatakan bahwa pihaknya memprotes keras adanya persyaratan yang sangat memberatkan para GTT. Batasan umur maksimal 35 tahun disebut tidak pas. Menurut data yang diperoleh pihaknya guru K2 berumur dibawah 35 tahun di Gunungkidul hanya tinggal 2 orang.
“Seharusnya, pemerintah meninjau kembali aturan tersebut, kalau perlu ubah aturannya sehingga dapat mengakomodir seluruh guru honorer, tidak hanya K2 saja dan tidak perlu batasan umur maksimal 35 tahun,” kata Aris ketika dihubungi pidjar-com-525357.hostingersite.com.
Aris mengatakan, saat ini santer terdengar ancaman mogok kerja yang hendak dilakukan oleh GTT. Menurut Aris, rencana mogok tersebut sudah dibicarakan di tingkat internal.
“Insya Allah, memang iya (akan mogok kerja) saat ini sedang kita bahas teknisnya,” ujarnya.







Namun demikian, hingga saat ini masih belum ada gerakan nyata (mogok kerja) yang dilakukan oleh para GTT. Namun informasi yang diperoleh pidjar-com-525357.hostingersite.com, aksi akan dimulai Senin depan.
Sementara itu, ketua Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gunungkidul Heri Kriswanto menyebut, pemerintah pusat tidak adil dalam memberikan formasi CPNS pada tahun 2018 kali ini. Khususnya di bidang pendidikan, di Kabupaten Gunungkidul untuk para guru honorer hanya diberikan prioritas 6 formasi.
“Kami sangat prihatin, seharusnya negara tidak seperti itu, negara tidak adil kalau seperti itu paling tidak mengakomodir mereka-mereka wiyata bhakti yang sudah lama. Mohon maaf, sedangkan mereka yang baru saja menjadi guru malah mendapatkan porsi yang lebih banyak,” katanya.
Ia mengatakan hal tersebut membuat ketimpangan di masyarakat. Namun demikian, pihaknya saat ini hanya bisa mendesak melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul agar meminta jatah kuota lebih ke Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara.
“Karena tidak hanya gunungkidul K2 juga banyak yang resah. K2 seharusnya diseleksi tetapi diprioritaskan karena di Gunungkidul hanya tinggal kurang lebih 60 guru K2. mereka menunggu lama dan berharap, minimal seperti kemarin-kemarin guru bantu dapat diambil semua, apalagi kali hanya diberikan 6 formasi itupun dibatasi dengan umur,” katanya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks