Pendidikan
Puluhan SD di Gunungkidul Masukkan Pelajaran Membatik ke Kurikulum



Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Daerah Istimewa Yogyakarta sejak dulu dijuluki sebagai Kota Batik Dunia. Guna mempertahankan julukan dan meningkatkan kualitas batik asli daerah, para pelajar sejak beberapa tahun lalu mendapat pengetahuan tambahan mengenai membatik yang dimasukkan dalam mata pelajaran muatan lokal. Di Kabupaten Gunungkidul, langkah pemerintah khususnya bidang pendidikan untuk menerapkan program pembelajaran tersebut terus ditingkatkan. Pada tahun ajaran baru ke depan, sedikitnya 25 hingga 40 sekolah dasar (SD) akan menjadi sekolah yang menerapkan pembelajaran batik dalam kurikulumnya.
Kepala Bidang Sekolah Dasar, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Sumarto mengatakan, sesuai dengan Surat Edaran Gubernur DIY dan Peraturan Bupati nomor 197 tahun 2017 tentang penetapan muatan lokal (Mulok), pemerintah terus mengkaji batik agar masuk dalam pembelajaran kepada para pelajar Gunungkidul. Barulah beberapa waktu lalu disepakati, jika pengetahuan membatik harus ditingkatkan dengan memasukannya ke dalam kurikulum pembelajaran.
Hal ini adalah sebagai bentuk pembekalan terhadap para pelajar agar dapat mengembangkan dan melestarikan potensi dan keunggulan yang dimiliki. Terlebih saat ini dunia batik di bumi handayani semakin melejit. Berbagai motif menggambarkan kondisi daerah atau menceritakan suatu hal terus dikembangkan oleh para pengrajin batik.
“Ada sekitar 25 hingga 40 sekolah yang tahun ini akan kami bentuk untuk penerapan muatan lokal ini. Belum bisa semua sekolah dasar yang kami berikan pelatihan dan mengembangkan muatan tersebut karena banyak hal,” kata Sumarto, Kamis (23/05/2019).
Lebih lanjut, puluhan sekolah dasar yang tahun ajaran pendidikan 2019/2020 ini akan menerapkan muatan lokal dengan penguatan pengetahuan membatik tersebut tersebar di 18 kecamatan di Gunungkidul. Untuk titiknya sendiri disesuaikan dengan kondisi daerah masing-masing. Sejauh ini kurikulum pembelajaran telah dipersiapkan oleh dinas sebagai bahan pembelajaran terhadap siswa sekolah dasar.
“Yang kami tunjuk untuk ke depan menerapkan muatan lokal ini adalah sekolah perintis batik. Di mana fasilitasnya sudah memadai kemudian gurunya sudah kami bina dan ada pelatihan,” imbuhnya.
Nantinya seluruh sekolah di Gunungkidul akan menerapkan muatan lokal ini. Secara perlahan dari dinas akan memberikan diklat dasar dan lanjutan bagi para guru untuk meningkatkan kemampuan mereka di bidang membatik. Saat ini telah terdapat 6 sekolah dasar di Kecamatan Gedangsari yang menjadi sekolah uji coba penerapan pengetahuan dasar membatik.
“Evaluasi pasti ada, disesuaikan dengan kondisi kemampuan dan perkembangan daerah,” tambah dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Gunungkidul, Bahron Rosyid mengatakan, jika nantinya pengetahuan mengenai membatik tidak hanya akan dilakukan di tingkat sekolah dasar melainkan secara berjenjang ke tingkat lebih tinggi. Sebenarnya pengetahuan mengenai batik telah diterapkan sejak lama, akan tetapi keseriusan mulai ditekankan beberapa waktu terakhir berkaca pada potensi yang saat ini dimiliki.
“Secara berjenjang dari Sekolah Dasar sampai SMK/SMA. Sebenarnya sudah banyak sekolah yang menerapkan tapi hanya sebatas ekstrakulikuler atau pengetahuan dasar saja,” ujar Bahron.
Menurutnya, harapan terbesar pemerintah atas pengembangan muatan lokal ini ialah para lulusan SD menguasai teknik dasar batik. Kemudian siswa SMP terampil dalam membatik dan dijenjang lebih tinggi mampu mengolah produk batik menjadi fashion yang modern dan memasarkan produksi lokal dengan nilai jual yang sepadan.
“Dengan demikian pelajar dibekali dan didorong untuk meningkatkan kualitas kabupaten pula. Syukur jika Gunungkidul selain menjadi daerah tujuan wisata juga menjadi pusat batik terbaik dengan segala macam motif dan cerita yang dimiliki,” tutupnya.
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Masa Jabatan Tinggal Menghitung Hari, Sunaryanta : Kembali ke Orang Tua dan Bertani
-
Sosial4 minggu yang lalu
Bupati Gunungkidul Dikukuhan Sebagai Ketua Pengurus Daerah Keluarga Organisasi Tarung Derajat
-
Sosial3 minggu yang lalu
Gilang dan Salma Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng Gunungkidul 2025
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Progam Makan Bergizi Gratis Mulai Dilaksanakan di Gunungkidul
-
Sosial3 minggu yang lalu
Festival Umuk Kampung, Merayakan Kelestarian Kota dengan Merawat Tradisi
-
Sosial3 minggu yang lalu
Berkenalan dengan Ekawati Rahayu Putri, Calon Ketum HIPMI DIY yang Visioner
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Asmat Pro Group Helat Jogja Fashion Parade 2025, Usung tema Pararellel Aesthetics
-
Sosial4 minggu yang lalu
Kasus Kesehatan Mental Tinggi, Gunungkidul Kolaborasi dengan IPI untuk Penanganan dan Antisipasi
-
film3 minggu yang lalu
LSB PP Muhammadiyah Luncurkan Film “Djuanda: Pemersatu Laut Indonesia”
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
Kasus Antraks Kembali Ditemukan di Gunungkidul
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Asmat Pro Berikan Award 2025 pada Sejumlah Model saat Wisuda, Termasuk Desainer Cilik
-
Sosial2 minggu yang lalu
Purna Tugas, Mantan Bupati Sunaryanta Pulang dengan Berlari 8 Km