fbpx
Connect with us

Sosial

Rawan Beredar Isu Hoax Pasca Rentetan Gempa Yang Melanda Gunungkidul, Masyarakat Diminta Hati-hati

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Sepanjang Rabu (03/10/2018) kemarin, empat kejadian gempa bumi terjadi wilayah Kabupaten Gunungkidul. Namun demikian, lantaran pusat gempa berada cukup jauh dari daratan, tak banyak warga yang merasakan rentetan gempa tersebut. Terkait hal tersebut, warga masyarakat diminta untuk tetap tenang meski tidak meninggalkan kewaspadaan. Warga juga diminta tidak terpengaruh dengan isu-isu hoax yang mungkin beredar pasca sejumlah bencana gempa bumi yang terjadi tak hanya di Gunungkidul saja, akan tetapi di seluruh wilayah Indonesia.

Gempa bumi pertama, berkekuatan 4,6 SR terjadi sekitar pukul 04.38.44 WIB dengan lokasi 10.58 LS,109.38 BT atau 314 kilometer barat daya Gunungkidul dengan kedalaman pusat gempa 30 kilometer.

Gempa kedua terjadi dengan kekuatan 3.0 SR, sekitar pukul 06.03.01 WIN yang berlokasi di 8.43 LS,110.47 BT yaitu 47 km barat daya Gunungkidul dengan kedalaman pusat gempa 21 kilometer.

Berita Lainnya  Dua Orang Meninggal Dunia Akibat Demam Berdarah

Sementara gempa ketiga dengan kekuatan 3.4 SR, terjadi sekitar pukul 08.29.38 WIB dengan lokasi 8.88 LS,110.30 BT atau 100 kilometer barat daya Gunungkidul dengan kedalaman 11 kilometer.

Yang terakhir, gempa keempat dengan kekuatan 4,1 SR terhadi sekitar pukul 16.16.37 WIB dengan lokasi 10.70 LS,109.45 BT atau 323 kilometer barat daya Gunungkidul dengan kedalaman 21 kilometer.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Edy Basuki membenarkan perihal adanya laporan data gempa yang terjadi di Gunungkidul. Edy menambahkan, lantaran kekuaran magnitudo yang tidak terlalu besar serta jarak pusat gempa yang cukup jauh dari daratan, gempa yang terjadi tersebut tak sampai menimbulkan kerusakan maupun korban baik jiwa maupun luka.

“Gempa juga tidak berpotensi tsunami,” kata Edy ketika dihubungi pidjar.com, Kamis (04/10/2018) siang.

Dikatakan Edy, adanya serentetan gempa yang terjadi tersebut hendaknya tidak disikapi masyarakat secara berlebihan. Pihaknya meminta masyarakat untuk tetap tenang.

Berita Lainnya  Tambahan Kasus Covid19, Dinkes Gunungkidul Siapkan Tracing Anyar di Kapanewon Panggang

Adanya kejadian gempa besar di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah serta Lombok, Nusa Tenggara Barat diakui Edymemberikan dampak psikis serta trauma terhadap masyarakat. Lantaran hal inilah kemudian pihaknya menghimbau agar masyarakat tidak terpancing berita-berita yang belum jelas kebenarannya.

“Biasanya kalau keadaan seperti ini, banyak isu-isu yang berkembang di masyarakat yang disebarkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab. Saya meminta masyarakat tidak menerima mentah-mentah informasi yang berkembang, tetap berkembang informasi resmi dari pemerintah. Pasti akan kita sampaikan,” terangnya.

Edy mengatakan, mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana alam yang melanda Gunungkidul, BPBD Gunungkidul telah menyiapkan dana sebesar Rp 3 miliar. Satu miliar sendiri digunakan untuk biaya rehabilitasi dan rekonstruksi serta kedaruratan.

Berita Lainnya  Laporan Tidak Disertai Terlapor, Proses Penyelidikan Kasus Dugaan Perusakan APK Milik Suharno Dihentikan Bawaslu

“Baru terpakai sedikit untuk membantu korban kebakaran, karena kebakaran paling terjadi di Gunungkidul. Nanti jika kurang biasanya ada tambahan dari BNPB,” imbuh Edy.

Namun untuk ketersediaan tenda saat ini jumlahnya sangat minim. Sebab pihaknya hanya memiliki satu tenda untuk nanginya di fungsikan.

“Ada tenda besar 1 berukuran 12 meter. Kalau terpal kita ada 30an yang siap digunakan,” imbuh dia.

Ia menambahkan, untuk membentuk masyarakat yang tangguh bencana, pihaknya mengandalkan program Desa Tangguh Bencana (Destana). Melalui program ini, pihaknya memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai apa saja yang harus dilakukan manakala terjadi bencana alam.

“Harapannya warga bisa tahu dan sekaligus tidak panik jika terjadi bencana. Kalau warga sudah tahu apa yang harus dilakukan, korban jiwa bisa ditekan seminimal mungkin. Ini menjadi antisipasi saat kemungkinan terburuk datang,” pungkasnya.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler