Connect with us

Sosial

Saat Anggota Geng Klithih Menangis di Lapas Anak Gunungkidul

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Jika mendengar kata Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) mungkin terlintas di dalam benak sebagai tempat yang menyeramkan karena menampung para pelaku tindak kejahatan. Namun, hal itu tidak berlaku ketika Selasa (17/04/2018) tadi ketika Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Gunungkidul mengadakan acara basuh kaki orangtua. Acara ini sendiri merupakan salah satu rangkaian acara menyambut Hari Bhakti Pemasyarakatan.

Isak tangis dan haru iringi prosesi ritual membasuh kaki orangtua yang dilakukan oleh anak-anak yang menjadi warga binaan LPKA Kelas IIB Gunungkidul. Puluhan anak laki-laki duduk bersimpuh di hadapan orangtuanya sembari menangis dan menatap mata sang ibu dan ayah mereka.

Suasana lapas yang menegangkan pun seketika berubah menjadi penuh haru. Tangisan tak hanya datang dari anak-anak dan orangtua tersebut, namun keluarga yang hadir maupun petugas lapas tak kuasan menahan emosi dan nampak meneteskan air mata saat acara tersebut berlangsung.

Berita Lainnya  Kesadaran Masih Minim, Kepek 1 Bentuk Forum Perduli Untuk Tangani Covid19

Satu diantara orangtua anak tersebut, Kris Handayani (48) terlihat tampak tegar walaupun matanya terlihat berkaca-kaca menahan tangis. Anaknya yang masih berusia 17 tahun ini harus menjadi satu diantara warga binaan Lapas Anak karena kasus klitih yang menjeratnya satu tahun silam. Ia merasa terharu ketika anak laki-laki tersebut mencuci kaki sang ibu seraya menangis lalu memeluk dan mencium ibunya.

"Merasa sangat trenyuh, karena selama ketemu di sini tidak pernah ada seperti itu. Biasanya kita hanya bertemu sebentar, dan ini kali pertama ada acara basuh kaki," kata ibu warga Kalasan, Kabupaten Sleman ini saat ditemui usai prosesi, Selasa siang.

Ia berharap, anaknya tersebut dapat mengambil pelajaran dari kejadian itu serta tidak mengulangi kesalahan di masa yang akan datang. Kris pun menggantungkan harapan pada anaknya agar kelak menjadi seseorang yang sukses meraih cita-cita sehingga apa yang diinginkan bisa terkabul.

Berita Lainnya  Bunga Tabebuya Warna-warni Bermekaran, Kawasan Kota Wonosari Kini Makin Cantik

"Tidak ada orangtua yang mau anaknya seperti ini. Tapi mungkin ini memang sudah garis hidup Tuhan yang harus diterima," ceritanya.

Acara basuh kaki tersebut merupakan salah satu rangkaian acara menyambut Hari Bhakti Pemasyarakatan ke-54 yang serentak dilaksanakan di seluruh LPKA di Indonesia. Kegiatan itu juga dirangkai dengan khataman Al-quran dan melukis. Sedangkan puncak peringatan akan dilaksanakan pada 27 April 2018 mendatang.

Ketua LPKA Klas IIB Gunungkidul Sri Lestari mengatakan, hari ini LPKA seluruh Indonesia bersamaan melakukan ritual basuh kaki orangtua. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan rasa kasih sayang dan hormat kepada orangtua. Selain itu, dengan kegiatan positif tersebut, diharapkan anak binaan dapat menjadi lebih baik.

"Tanggung jawab pembinaan anak bukan hanya menjadi tanggung jawab LPKA, namun juga orangtua dan lingkungan," terangnya.

Berita Lainnya  Ditambah Beragam Fasilitas, Taman Kota Wonosari Akan Makin Ramah Anak

Ia pun berharap, setelah kegiatan ini bisa menyentuh hati anak-anak binaan agar lebih sadar dan patuh dengan orangtuanya. Sekaligus mengingatkan mereka tentang peran orangtua yang penting sehingga ke depan mereka tidak mengulangi kesalahan yang serupa.

"Basuh kaki kepada orangtua untuk lebih memaknai arti permohonan maaf dan penyesalan tentang apa yang telah dilakukan hingga mereka berada di LPKA ini," ujar Sri.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler