Hukum
Setelah Lurah Serut, Polisi Juga Tetapkan Ketua TPK Sebagai Tersangka Dugaan Korupsi Pembangunan Saluran Air Bersih
Wonosari,(pidjar.com)–Kasus dugaan korupsi pembangunan saluran air bersih di Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari terus berlanjut. Usai lurah ditetapkan sebagai tersanga, kini Ketua TPK, SN pun ikut terseret. Kendati demikian, keduanya belum ditahan.
Kasubbag Humas Polres Gunungkidul, Iptu Enny Widiastuti mengungkapkan, kasus dugaan korupsi merupakan pembangunan saluran air bersih 2 titik pada tahun 2017 lalu. Palam pembangunannya pihak kepolisian menemukan beberapa kejanggalan dan adanya potensi korupsi.
“Atas dugaan itu dari Polres Gunungkidul melakukan penyelidikan selama beberapa waktu terakhir,” ujar Eny, Kamis (29/10/2020).
Adapun pembangunan tersebut menggunakan anggaran sebesar 100 juta rupiah. Seharunya dana kegiatan 98,3 juta rupiah diterimakan ke rekanan proyek. Namun justru diterimakan ke Ketua TPK, dengan adanya surat kuasa palsu yang dibuat oleh pamong desa (Kalurahan) dengan persetujuan Lurah.
Dari situ, Sn hanya menyerahkan uang sebesar 20 juta rupiah ke rekanan untuk pembangunan saluran air bersih tersebut. Sisa dana sebesar Rp 80 juta itu digunakan untuk menutup kegiatan lain.
“Karena anggaran tidak sesuai, rekanan menagih ke kekurangan 80 juta itu, tapi tidak ada titik temu, pihak TPK tidak segera membayarkan kekurangan tersebut. Pihak rekanan kemudian mencopot mesin pompa yang sudah terpasang dan dikembalikan ke pompa air lama (pompa bantuan 2015 dari GKJ),” imbuhnya.
Selain itu juga ditemukan surat kuasa penerimaan dari bendahara ke supplier. Tak sampai disitu saja, Sn juga membuat surat penerimaan honor fiktif lantaran yang bersangkutan harus mempertanggungjawabkan pekerjaan tersebut.
“Proses penyelidikan agak panjang, melakukan pemeriksaan saksi, pengumpulan data hingga mengihtung kerugian negara,” paparnya.
Hitungan kerugian negara atas kasus ini mencapai 92,3 juta rupiah. Saat ini prosesnya masih bergulir di kepolisian. Kendati telah ditetapkan sebagai tersangka keduanya tidak dilakukan penahanan. Hal ini karena keduanya kooperatif dalam mengikuti proses pemeriksaan.
Keduanya disangkakan pasal 2 atau pasal 3 UU RI nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah UU RU nomor 20 Tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.
“Kerugian negara akan dikembalikan, keduanya juga kooperatif,” tandas Enny.
Beberapa waktu lalu, Ketua Semar Gunungkidul, Heri Yuliyanto mengatakan pihaknya akan memberikan pendampingan atas kasus yang menyeret lurah. Perkembangan kasus ini terus dipantau, bahkan sejak beberapa pekan lalu Sy sudah diberhentikan sementara dari jabatannya dan jabatan Lurah sudah ada Pelaksana Tugas.
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Selisih Tipis Antar Caleg PDIP, Bagaimana Nasib Ketua DPRD Gunungkidul?
-
Politik2 minggu yang lalu
Suara Jeblok, PDIP Akui Kalah Rekruitmen dan Salah Tunjuk Ketua Bapilu
-
Politik4 minggu yang lalu
Persaingan Sengit Antar Parpol, Golkar Optimis Raih 6 Kursi DPRD Gunungkidul
-
Politik3 minggu yang lalu
Hampir Separuh Incumbent Tumbang, Termasuk Ketua DPRD
-
Sosial2 minggu yang lalu
Beda Hitungan, Jamaah Aolia Gunungkidul Mulai Sholat Tarawih Malam Ini
-
Politik4 minggu yang lalu
Selisih Tipis dengan Incumbent, Timses Klaim Anti Kumala Sari Duduki Kursi Dewan dari Dapil IV
-
Politik2 minggu yang lalu
21 Caleg Baru Akan Duduki Kursi DPRD Gunungkidul
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Siswa Disabilitas SMP Negeri di Wonosari Dirundung Hingga Patah Jari
-
Pendidikan1 minggu yang lalu
Capaian Prestasi SMA Mubammadiyah Al Mujahidin di Olympicad Nasional
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Seorang Perempuan Ditemukan Gantung Diri
-
Info Ringan4 minggu yang lalu
Menghabiskan Waktu Libur Akhir Pekan di Pesisir Selatan Gunungkidul, Wisata Unik Nan Indah
-
Pemerintahan4 minggu yang lalu
25 Kambing Milik Warga Sawahan Mati Mendadak