Connect with us

Pariwisata

Skema Sektor Pariwisata Lumpuh Hingga Akhir Tahun, Kerugian Tembus Setengah Triliun

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Sektor pariwisata menjadi salah satu bidang yang terdampak luar biasa di tengah pandemi corona selama beberapa waktu terakhir. Bagaimana tidak, puluhan obyek wisata di Gunungkidul sejak Maret lalu tidak beroperasi. Lumpuhnya pariwisata ini tentu berdampak pada pelaku wisata yang kehilangan pendapatan atau bahkan kehilangan pekerjaan.

Sebagaimana diketahui, pariwisata sendiri merupakan sektor unggulan di Gunungkidul. Banyak orang yang bergantung pada sektor yang mendatangkan jutaan wisatawan setiap tahun ini. Perputaran uang yang terjadi sendiri sangat besar. Jika situasi ini terus berlanjut, diperkirakan hingga akhir tahun, kerugian yang harus ditangguk pelaku wisata mencapai setengah triliun.

Sekretaris Dinas Pariwisata, Harry Sukmono mengatakan, hingga saat ini ada 42 objek wisata yang ditutup sejak 24 Maret 2020 lalu. Dari penutupan ini, sebanyak 3.635 orang pelaku wisata terdampak pekerjaannya maupun ekonominya. Dinas Pariwisata sendiri selama penutupan destinasi telah melakukan proyeksi perhitungan potensi kerugian.

Berita Lainnya  Tingkatkan Pengetahuan Pelajar, Dinas Masukkan Batik dalam Kurikulum

“Sampai akhir Mei ini, diperkirakan kerugian yang ditanggung baik pelaku usaha maupun pengaruh PAD mencapai 100 miliar rupiah,” kata Harry Sukmono.

Adapun potensi kerugian sampai pada angka 100 miliar rupiah itu selain PAD pariwisata juga berkaitan dengan perputaran uang yang dibawa oleh para wisatawan. Survei yang pernah dilakukan, satu orang wisatawan paling tidak mengeluarkan uang sebesar Rp 125.000 untuk belanja selama berwisata di Gunungkidul. Dengan jutaan orang yang datang, tentu saja potensi kerugian menjadi sangat besar.

Lebih lanjut Harry mengatakan, jika kondisi seperti seksrang masih terus terjadi, dimana penyebaran Covid 19 tidak bisa ditekan dan justru terus meluas, potensi kerugian pun juga semakin banyak. Dari pemerintah sudah mulai melakukan hitungan potensi kerugian sektor wisata jika sektor ini lumpuh sampai pada akhir tahun 2020.

“Sekitar 500 miliar rupiah kerugian yang harus ditanggung baik pemerintah dan pelaku usaha. Mengingat jumlah itu dari pendapatan dan perputaran uang,” tambah dia.

Sebagaimana diketahui, bidang pariwisata sangatlah berpengaruh pada sumber pendapatan asli daerah. Tahun ini sendiri pemkab menargetkan capaian retribusi pariwisata mencapai 29 miliar rupiah. Pariwisata juga berkaitan erat dengan mereka pemilik usaha restoran, hotel dan jenis lainnya.

Berita Lainnya  Operasi Pasar Sasar Bahan Makanan Kebutuhan Hari Raya Oleh Petugas Gabungan, Bagaimana Hasilnya?

Akibat wabah global ini pun semuanya menjadi lumpuh. Pendapatan terus menurun, usaha hotel restoran juga sepi. Dinas pariwisata Gunungkidul kemudian mengambil langkah pelaku usaha yang terdampak. Koordinasi dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk melakukan pendataan bagi pelaku usaha.

“Kami ada koordinasi dengan Disnakertrans, pelaku wisata terdampak corna kami usulkan untuk mendapatkan kartu pra kerja,”jelasnya.

Langkah ini diambil agar pelaku wisata bisa tetap survive dalam melewati masa-masa ditengah pandemi corona. Mereka diharapkan mendapatkan pelatihan sesuai dengan bidangnya dan bisa mencari peluang usaha untuk mencukupi kebutuhan mereka.

“Untuk itu (stimulus) lainnya kami masih menunggu kebijakan pimpinan, baru kami rumuskan,” tegas Harry.

Melihat kondisi di lapangan, ada banyak pelaku wisata yang saat ini justru beralih profesi karena pekerjaan mereka benar-benar lumpuh. Seperti yang dilakukan oleh sejumlah pelaku eisata di Nglanggeran dan Jonge. Mayoritas dari mereka sekarang memilih bidang pertanian yang digeluti untuk pemenuhan kebutuhan mereka.

Berita Lainnya  Lelang Aneh Kawasan Parkir Kukup, Dokumen Peserta Dinyatakan Gugur Tapi Kembali Dipanggil

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul, Heri Nugroho mengatakan dirinya tidak memungkiri jika sektor pariwisata merupakan sektor yang terdampak sangat luar biasa. Untuk itu perlu penanganan khusus nantinya dalam pemulihan kondisi. Berkaitan dengan bantuan yang diberikan pemerintah, pihaknya saat ini memang mendorong OPD untuk mengusulkan pelaku wisata agar mendapat kartu prakerja.

“Di sisi lain mereka yang UMKM kan nanti juga dapat bantuan berupa jatah hidup. Paling tidak itu bisa membantu dalam pemenuhan kebutuhan,” tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler