Connect with us

Sosial

Sudah 1 Korban Meninggal Akibat Leptospirosis, Januari Hingga April Jadi Bulan Rawan Penyebaran Penyakit

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Memasuki musim penghujan tentunya masyarakat harus memperhatikan sejumlah penyakit yang dapat menyerang dan membahayakan tubuh. Menjadi harus diwaspadai secara serius lantaran tak jarang penyakit-penyakit tersebut sangat berbahaya dan mengancam keselamatan.

Salah satunya yakni penyakit Leptospirosis yang disebabkan oleh virus yang terkandung dalam kencing tikus. Bulan Januari hingga Maret, diklaim menjadi bulan paling rawan persebaran penyakit mematikan ini. Pasalnya intensitas curah hujan cukup tinggi dan aktifitas pertanian pun juga berada di masa-masa padat. Saat ini, sudah ada 1 orang warga Gunungkidul yang meninggal akibat penyakit Leptospirosis.

Fungsional Entomolog Kesehatan, Bidang Penyakit Tidak Menular, Dinas Kesehatan Gunungkidul, Eko Mujiarto memaparkan, penyakit Leptospirosis memang harus diwaspadai oleh semua kalangan masyarakat terutama yakni para petani. Pasalnya aktifitas di areal sawah sangatlah rawan terjangkit penyakit ini. Ia beberkan lebih lanjut, penularan Leptospirosis tidak hanya secara langsung dari kencing tikus, melainkan bisa dari sapi, kucing dan hewan lain yang positif Leptospirosis.

Berita Lainnya  Berbulan-bulan Paceklik, Nelayan Ngrenehan Kelimpungan

“Kajian dan pendataan yang kami lakukan, bulan Januari sampai Maret atau April adalah masa kritis atau waspada terkait persebaran Leptospirosis. Curah hujan tinggi dan aktifitas pertanian padat, tentu perlu langkah antisipasi ketat,” terang dia, Kamis (17/01/2019).

Penyakit ini sendiri memang sangat berbahaya karena jika tidak cepat ditangani, berpotensi merenggut nyawa penderitanya. Seperti yang terjadi selama ini, tahun 2017 lalu misalnya terdapat 64 kasus di mana beberapa orang korban diantaranya meninggal dunia. Beruntung berkat upaya keras dari jajaran pemerintahan maupun masyarakat, jumlah kasus berhasil ditekan pada tahun 2018 hingga tinggal terjadi 16 kasus. Dari jumlah ini, 1 orang penderita meninggal dunia. Sementara pada awal tahun 2019 ini, telah dilaporkan terdapat 3 kasus Leptospirosis. Dari tiga kasus yang ada, satu korban dinyatakan meninggal dunia oleh pihak medis karena terlambat mendapatkan perawatan.

“Satu korban ada di Kecamatan Ponjong dan 2 lainnya di Gedangsari. Tapi mereka tertular virus Leptospirosis tidak di wilayahnya yakni di Jogja dan Klaten. Untuk yang meninggal adalah warga Kecamatan Gedangsari,” imbuh dia.

Bedasarkan hasil pemetaan pula, daerah yang tergolong cukup rawan terhadap penyebaran penyakit ini berada di zona utara, seperti misalnya Gedangsari, Ngawen, Patuk, Nglipar, dan Semin. Karena areal pertanian di kawasan ini memang cukup luas dibandingkan di kecamatan-kecamatan lainnya. Namun tidak menutup kemungkinan jika di daerah lain juga tingkat kerawanannya tinggi, mengingat persebaran tikus cukup banyak dan yang positif Leptospirosis juga banyak.

Berita Lainnya  Keberanian Petani Bawang Merah Beli Air Untuk Keberlangsungan Lahannya Diapresiasi Pemerintah

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Gunungkidul, Priyanta Madya menambahkan untuk mengantisipasi resiko tertular, masyarakat disarankan ke ladang setelah matahari terbit. Di mana memang, virus yang terkandung dalam kencing tikus akan dengan sendirinya mati saat telah terkena sinar matahari. Namun memang kesadaran harus dipupuk dari masyarakat sendiri, karena kultur di Gunungkidul petani mulai berladang di saat matahari belum terbit.

“Dari lintas sektoral semua terlibat dalam penanganan dan pencegahan. Ada tim yang menangani kasus semacam ini, jika ada laporan langsung ditindak lanjuti,” ucap Priyanta.

Selain itu perlu adanya kesiapsiagaan dalam melakukan penanganan mulai dari memperhatikan luka terbuka yang dapat menjadi sarana penularan. Belum lagi mengenai pemeriksaan medis, selama ini lantaran keterlambatan penanganan sehingga tak sedikit korban jiwa yang berjatuhan.

Berita Lainnya  Panen Melimpah, Mangga Malam Petani Gunungkidul Dihargai Murah

“Perilaku hidup sehat dengan mandi bersih dan menjaga kebersihan lingkungan maupun badan juga sangat berpengaruh,” tutup dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler