Pemerintahan
Tak Ingin Ada Penundaan, Tiga Pasang Suami Istri Siap Bersaing di Pilkades Serentak 2019


Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Suhu politik dalam pemilihan kepala desa (Pilkades) Serentak mulai terlihat. Sejumlah tokoh yang hendak mengikuti demokrasi ini mulai muncul untuk mengenalkan diri di kalangan masyarakat, aroma persaingan pun juga mulai terlihat. Sejumlah tahapan baik pendaftaran hingga penetapan calon validasi sejumlah dokumen pun telah dilalui, uniknya dalam Pilkades serentak 2019 ini terdapat 3 pasangan suami istri yang bertarung untuk mendapatkan suara dari masyarakat.
Pasangan suami istri yang mencalonkan diri sebagai Kepala Desa di wilayahnya memang bukanlah hal yang baru. Dua tahun terakhir ini, terdapat pasangan suami istri yang bertarung dalam Pilkades. Keputusan tersebut diambil untuk menghindari adanya penundaan pemilihan Kepala Desa di wilayah masing-masing, sehingga diambillah keputusan tersebut.
Tahun 2019 ini, dalam Pilkades serentak yang bakal mencalonkan diri dari kalangan pasangan suami istri ialah Desa Rejosari, Kecamatan Semin; Desa Semin, Kecamatan Semin; dan desa Sambirejo, Kecamatan Ngawen.
Kepala Desa Semin, Tri Sudarno mengungkapkan, pada Pilkades 2019 ini tak ada calon lain yang maju menjadi calon Kepala Desa. Kondisi ini kemudian ia sikapi dengan mendorong sang istri yakni Parsi untuk menjadi lawannya. Keputusan ini sendiri tentu ia ambil dengan berbagai pertimbangan dan konsultasi dengan sejumlah tokoh-tokoh penting.
Salah satu yang menjadi pertimbangan yakni, ia tidak ingin penyelenggaraan Pilkades tertunda hingga beberapa tahun kedepan, kemudian tidak ingin jalannya pemerintahan desa juga terganggu.
“Alasan-alasan itu lah yang jadi pertimbangan saya. Makanya istri saya sendiri yang glsaja minta untuk maju menjadi lawan,” terang Tri Sudarno, Jumat (11/10/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan jika nantinya sesuai dengan prosedur atau tahapan yang harus dilalui, ia dan Parsi tentu akan menggelar kampaye untuk menjaring simpati dari masyarakat desa Semin. Visi misi yang diusung oleh pasangan suami istri yang menjadi lawan dalam pilkades pun juga berbeda.
“Tentu nantinya sessuai dengan tahapan kami akan memaparkan program kerja dan ketugasan kami. Pada intinya kita ingin sama-sama membangun desa dan masyarakat,” imbuh dia.
Selain Desa Semin, Desa Rejosari juga mengusung pasangan suami istri untuk menjadi lawan dalam Pilkades Serentak 2019. Adalah Paliyo dan Sri Handayani yang akan maju dalam Pilkades. Kemudian di Desa Sambirejo sendiri, untuk kades yang saat ini menjabat Yuliasih Dwi Martini mengungkapkan jika dirinya tidak lagi maju dalam pemilihan.
Namun demikian, pasangan suami istri juga akan maju dalam demokrasi ini. Sunardi yang tak lain meurpakan Kasi Pemerintahan Desa setempat akan mencalonkan diri sebagai Kepala Desa dengan melawan istrinya.
Sementarai itu, Kepala Bidang Pemerintahan Desa, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Muhammad Fakhan mengungkapkan jika pilkades yang diikuti oleh pasangan suami istri bukanlah hal yang baru. 2018 lalu pun 2 pasutri juga ikut dalam demokrasi, yakni Desa Kepek, Kecamatan Saptosari dan desa Dengok, Kecamatan Playen.
“Dalam aturan yang berlaku, tidak ada aturan atau larangan yang berkaitan dengan pasangan suami istri maju dalam pilkades,” kata Fakhan.
Dalam pelaksanaan Pilkades, minimal terdapat 2 calon yang siap bertarung. Apabila ahanya terdapat satu pendaftar hingga waktu pendaftaran habis, maka panitia wajib melakukan perpanjangan waktu. Jika tetap tidak ada pendaftar, maka dengan otomatis pilkades akan ditunda hingga pelaksanaan pilkades berikutnya.
“Sesuai aturan, kalau hanya calon tunggal terpaksa di tunda. Untuk tahun-tahun ini tidak ada penundaan,” pungkas dia. (arista)
-
Uncategorized2 hari yang lalu
Perebutan Gelar Triple Crown 2025 di Indonesia Indonesia Derby 2025
-
event2 hari yang lalu
Gunungkidul Geopark Night Specta Kembali Digelar, Simak Jadwal dan Bintang Tamunya
-
musik2 hari yang lalu
Tahun ke-11, Prambanan Jazz Festival Gaet Kenny G dan EAJ
-
Sosial18 jam yang lalu
Pelatihan Teknis Budidaya Kelapa Sawit Tingkatkan Kapasitas Petani di Sumatera Utara
-
Budaya2 hari yang lalu
Yogyakarta International Dance Festival Digelar di Jogja, Diikuti 8 Negara