fbpx
Connect with us

Sosial

Temuan Fosil Cacing Purba di Gedangsari, Gunungkidul Masa Lalu Diduga Adalah Lautan

Diterbitkan

pada

BDG

Gedangsari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Jejak biota laut zaman purba terlihat di wilayah Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, tepatnya di bawah jembatan Padukuhan Plosodoyong. Jejak berupa fosil itu merupakan jejak biota laut. Temuan ini menjadi bukti bahwa Gunungkidul dahulunya adalah lautan.

Pantauan di lapangan, keringnya sungai membuat lapisan batu di dasar sungai tampak berlapis-lapis. Nampak beberapa ornamen menyerupai hewan melata yang menyembul di bebatuan. Tak hanya satu, bahkan pada beberapa batuan juga tampak ornamen tersebut.

Salah seorang warga setempat, Slamet Sunyoto (43) mengatakan, warga sebelumnya tidak mengetahui bebatuan yang ada di bawah jembatan Ngalang adalah fosil biota laut. Bahkan, sebelum mengetahui hal itu, warga sempat mengambil bebatuan dari bawah jembatan tersebut.

“Kami sebelumnya belum tahu kalau ada fosil di situ (bawah jembatan Ngalang Gedangsari),” katanya beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, kebiasaan masyarakat untuk mengambil batu tersebut berhenti ketika di lokasi telah dipasang plakat Kayu geosite pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Bersamaan dengan itu, banyak pula mahasiswa yang berdatangan untuk melaksanakan riset di lokasi keberadaan fosil. Kendati demikian, warga belum memanfaatkan keberadaan fosil biota laut untuk pariwisata.

“Belum, belum ada yang mengelolanya (untuk pariwisata), parkir juga belum ada, paling kalau ada pengunjung yang parkir di Masjid seberang jembatan (Ngalang) dan itu gratis,” ujar Slamet.

Terpisah, Ketua Komunitas Georesearch Indonesia, Huri menyebut bahwa ornamen pada bebatuan di bawah jembatan Ngalang adalah fosil jejak atau Burrow fosil. Menurutnya, jejak itu berasal dari binatang purba.

Berita Lainnya  Prihatin Bencana Kekeringan, Info Cegatan Gunungkidul Droping Puluhan Tangki ke Sejumlah Titik Parah

“Yang di bawah jembatan Ngalang itu fosil jejak cacing laut purba, atau pergerakan cacing di pasir hingga membentuk fosil. Kalau dalam istilah geologi (fosil itu) terbentuk dari bioturbasi,” katanya.

Bioturbasi adalah salah satu proses pelapukan tanah dan sedimen secara biologi di dasar laut. Bioturbasi merupakan istilah yang diberikan terhadap destabilisasi substrat oleh aktivitas fauna yang juga dapat mengganggu keadaan di dasar laut.

“Karena itu bentuk batunya menonjol-nonjol, itu adalah pergerakan cacing laut purba saat bergerak di atas pasir. Untuk usia cacing itu diperkirakan dalam rentang 16 sampai 32 juta tahun yang lalu,” ucap Huri.

Ia menyebut bahwa ukuran cacing laut purba itu memiliki diameter sekitar 10 cm. Bahkan, ia mengungkapkan bahwa keberadaan fosil itu sebagai bukti bahwa Kabupaten Gunungkidul dahulunya adalah laut.

Berita Lainnya  Vaksin Anak Usia 6-11 Tahun Diizinkan, Dinas Masih Tunggu Instruksi Kemenkes

“Jadi dari riset kami, dulunya aliran sungai di bawah jembatan Ngalang adalah pesisir pantai. Sehingga Gunungkidul dulu bisa dikatakan lautan,” ujar Asik.

Menurutnya, fosil biota laut tersebut tergolong langka karena ukurannya yang besar dibanding fosil yang ditemukan di daerah Tasikmalaya, Jawa Barat dan Wangon, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Bahkan, ia menilai struktur batuan di aliran Sungai Ngalang terbilang lengkap dibanding lokasi penemuan fosil lainnya.

“Selain di sini (bawah jembatan Ngalang), struktur batuan lengkap seperti di sini hanya ada di Inggris. Karena itu saya harap Pemerintah ke depannya menjaga keberadaan fosil ini,” ucapnya.

Perlu diketahui, lokasi penemuan fosil jejak biota laut itu dikenal sebagai formasi Sambipitu. Di mana formasi itu masuk dalam salah satu Geosite di Geopark Gunungsewu.

Berita Lainnya  Dinas Kesehatan Temukan Dua Kasus Rubella di Gunungkidul

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Okupansi Hotel di Gunungkidul Hampir 100 Persen 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Momen libur natal dan tahun baru 2025 menjadi hal positif bagi Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) okupansi hotel sangat...

Pariwisata2 minggu yang lalu

10 Ribu Wisatawan Kunjungi Gunungkidul Dimalam Pergantian Tahun 

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Dinas Pariwisata Gunungkidul mencatat sebanyak 10 ribu wisatawan mengunjungi destinasi wisata di Gunungkidul saat perayaan malam tahun baru 2025....

Pariwisata2 bulan yang lalu

Miliki Daya Tarik Tersendiri, Wota-wati Bersolek Jadi Kawasan Green Tourism

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Girisubo,(pidjar.com)– Padukuhan Wota-wati yang berada di Kalurahan Pucung, Kapanewon Girisubo merupakan daerah yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan padukuhan lain...

Pariwisata4 bulan yang lalu

Daop 6 Yogyakarta Bersama Korlantas Polri Gelar Sosialisasi Keselamatan, Pelanggaran Lalu Lintas Ditindak

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4  Jogja, (pidjar.com) — Daop 6 Yogyakarta bersama Korlantas POLRI melakukan sosialisasi keselamatan dan penindakan pelanggaran lalu lintas di area...

Pariwisata4 bulan yang lalu

Gelaran Gunungkidul Tourism Festival Untuk Tarik Wisatawan Saat Low Season

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2024/12/VID-20241224-WA0007.mp4Wonosari,(pidjar.com)– Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus berupaya memperkenalkan obyek wisata yang dimiliki kepada khalayak ramai. Salah satu kegiatan Dinas Pariwisata Gunungkidul...

Berita Terpopuler