Connect with us

Sosial

Tinggal di Dekat Kawasan Terpapar Virus Corona, Warga Getas Tak Bisa Pulang Lantaran Biaya

Diterbitkan

pada

BDG

Playen,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Raut wajah khawatir sejak beberapa waktu terakhir ini terus menghantui perasaan pasangan Kusyanta dan Maryatun, warga Padukuhan Gembuk, Desa Getas, Kecamatan Playen. Bagaimana tidak, anak pertama mereka yakni Arif Nur Rofiq (20), hingga saat ini ikut terisolasi di salah di China. Sebagaimana diketahui, saat ini di China, tengah terjadi wabah penyakit mematikan yang dinamakan Corona. Tentunya mereka khawatir dengan kondisi kesehatan sang anak di perantauan.

Ditemui di rumahnya, Kusyanta menceritakan kegundahan yang ia rasakan bersama sanak saudaranya. Arif sendiri memang saat ini tengah berada di China. Sejak satu tahun lalu, sang putra memang mendapatkan beasiswa kuliah di Yangzhou Polytechnic College. Yang semakin mengkhawatirkan, menurut Kusyanta, kawasan Yangzhou ini berdekatan dengan Kota Wuhan yang menjadi zona merah virus Corona. Sebagai informasi, lantaran banyaknya kasus yang terjadi, Kota Wuhan sendiri diisolasi oleh pemerintah China.

Berita Lainnya  Pabrik Tahu di Gunungkidul Meledak, Tutup Ketel Seberat 50 Kg Melayang Hingga 300 Meter

Kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Kusyanta menuturkan, awalnya, sejak virus ini mulai mewabah, Arif terus rutin berkomunikasi dengannya. Setiap perkembangan kondisi di sekitarnya selalu diceritakan. Namun sejak Senin lalu, pemuda tersebut justru sulit dihubungi oleh pihak keluarga. Hal ini tentunya membuat Kusyanta mengalami kekhawatiran yang luar biasa. Diperoleh informasi, meski beberapa teman-temannya berniat untuk kembali ke Indonesia, akan tetapi Arif memilih bertahan di Yangzhou. Faktor biaya kepulangan yang besar membuat sang putra bertekad untuk bertahan.

“Khawatir itu pasti karena ini masih sulit dihubungi. Pas bisa komunikasi itu, dia mengatakan jika ada beberapa temannya yang memilih pulang, tapi karena Arif tidak ada biaya, ia memilih untuk bertahan di sana,” kata Kusyanta, Kamis (30/01/2020).

Dari hari ke hari, sejak berita tentang virus Corona menyebar di media massa dan media sosial, kekhawatiran Kusyanta semakin menjadi. Ia selalu trenyuh dan teringat kondisi anaknya setiap kali ia melihat video-video yang beredar di dunia maya mengenai kondisi mereka yang ada di Wuhan. Tak jarang ia menangis atau sekedar menitikkan air mata jika teringat kondisi sang anak yang bertahan di tengah mewabahknya virus mematikan yang telah memakan korban ribuan orang tersebut. Tak hanya itu, saat terakhir kali anaknya memberikan kabar memberitahu jika di sana sudah sangat sulit mendapatkan bahan makanan, stok masker yang semakin menipis dan toko-toko yang sudah lama tutup.

Ia berharap dalam waktu dekat ini ada angin baik yang memberikan kabar anaknya dalam kondisi baik-baik saja. Kusyanta juga berharap sang putra bisa kembali ke tanah air.

Berita Lainnya  Resahnya Para Lurah Menyikapi Kabar Dana Desa Terancam Distop

“Mau hubungi siapa saya juga bingung. Ndak ada kenalan, dari pemerintah ataupun apa, hanya doa yang terus kami lontarkan,” tambahnya.

Arif sendiri memang selama ini dikenal sebagai anak yang mandiri. Bahkan selama berada di China, Arif memenuhi kebutuhannya tanpa mau merepotkan kedua orang tuanya. Selain kuliah, Arif juga diketahui bekerja di sebuah hotel. Selama menuntut ilmu di negeri China, Arif memang hanya mendapatkan fasilitas biaya kuliah dan asrama saja. Sementara untuk biaya hidup, tidak ada yang menanggung.

“Kuliah Arif saat ini sedang libur,” ujar Kusyanta.

Hanya satu hal yang saat ini menjadi harapan besar Kusyanta beserta keluarga besarnya, yaitu Arif bisa segera dipulangkan. Kusyanta meminta ada langkah dari Kedutaan Besar Indonesia di China serta pemerintah Republik Indonesia untuk untuk bisa memulangkan Arif kembali ke kampung halaman. Jangan sampai Arif ikut tertular virus berbahaya ini.

Berita Lainnya  Hanya Bermodal Ratusan Ribu Untuk Kampanye, Petani Cabe Ini Terpilih Jadi Anggota DPRD DIY

“Harapannya memang mas Arif bisa dievakuasi dan dipulangkan ke Gunungkidul. Bisa berkumpul dengan keluarga yang ada di sini,” kata ibunya.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata1 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler