fbpx
Connect with us

Pemerintahan

Upaya Pemerintah Menekan Angka Bayi Kerdil di Tengah Virus Corona

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar.com)–Selama pandemi covid 19 ini pemerintah kabupaten Gunungkidul menaruh fokus penanganan kesehatan dan jaring pengaman sosial maupun ekonomi masyarakat. Untuk penanganan kasus ini membutuhkan konsentrasi lebih dan anggaran yang sangatlah banyak. Akan tetapi, selain fokus pada covid 19, bidang kesehatan lain yang menjadi fokus kerja pemerintah yakni berkaitan dengan kasus stunting atau bayi kerdil di Gunungkidul.

Pasalnya, selama ini kasus stunting di Bumi Handayani masih terus ditemukan. Dari pemerintah, terus berusaha melakukan penekanan angka penambahan dengan berbagai program kerja nyata. Di tengah pandemi, pemerintah juga masih terus berusaha merealisasikan sejumlah program untuk penanganan stunting. Hal ini dilakukan agar selama pandemi tidak ada pertambahan angka stunting.

Mengingat stunting sendiri ada beragam faktor pendorongnya mulai dari kemampuan ekonomi orang tua sehingga berpengaruh pada pemenuhan gizi balita, pola asuh orang tua, lingkungan dan beragam faktor lainnya.

Berita Lainnya  Minimnya Sosialisasi Jadi Sebab Pemanfaatan E Ticketing Kurang Maksimal

Berkaca pada kondisi sekarang ini, banyak masyarakat yang terdampak covid 19, sehingga ekonomi tidak stabil. Tidak sedikit masyarakat yang tidak memperhatikan asupan pangan dan gizi. Tentu hal tersebut dapat berpengaruh pada kasus stunting bagi yang memiliki anak bayi.

“Kita berharap angka stunting bisa terus ditekan dengan berbagai program,” kata Sri Suhartanta, Kepala Bappeda Gunungkidul, Minggu (12/07/20220.

Bedasarkan data yang tercatat di pemerintah, prosentase stunting di Gunungkidul saat ini mencapai 17,87 persen. Jumlah ini berada di bawah prosentase di tingkat nasional. Di Gunungkidul terdapat penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang berada pada sekitar 18,2 persen.

Pemerintah mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, serta Dinas Pertanian dan Pangan memiliki program masing masing dalam penanganan stunting. Bahkan pemerintah Kalurahan pun juga memiliki andil dalam pemutusan rantai kekurangan gizi, penanganan stunting di Gunungkidul.

Berita Lainnya  Kerumunan Dalam Antrian BST, Pemkab dan Polisi Siapkan Penindakan

“Bedasarkan keputusan Bupati Gunungkidul nomor 62/2020 ada 10 Kalurahan yang menjadi lokasi fokus prioritas stunting,”jelas dia.

Diantaranya Kalurahan Bohol, Kapanewon Rongkop; Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu; Kalurahan Terbah dan Salam Kapanewon Patuk; Kalurahan Mertelu, Kapanewon Gedangsari; Kalurahan Karangtengah, Kapanewon Wonosari; Kalurahan Dengok, Kapanewon Playen. Kalurahan Giriwungu, Kapanewon Panggang; Kalurahan Hargosari, Kapanewon Tanjungsari, dan Kalurahan Bendungan, Kapanewon Karangmojo.

Sepuluh kalurahan ini menjadi titik utama penanganan stunting 2020 ini. Beberapa program pemenuhan gizi spesifik mulai dari pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil, pemeriksaan rutin terus dilakukan dan dilakukan pemantauan perkembangan dari bulan ke bulan. PMT bagi balita terutama pada 1000 hari kelahiran dan kampanye gemar makan ikan.

“Dengan demikian diharapkan gizi yang dibutuhkan terpenuhi. Dari pemerintah hanya memberi tambahan, selebihnya tentu masyarakatlah yang bisa memenuhinya,”ungkap Sri.

Program pendukung lainnya yang diberikan diantaranya pembangjnan jamban sehat, pemenuhan kebutuhan air bersih dan gmsanitasi, pertanian dalam hal ini pangan, pemanfaatan pekarangan dan program lainnya.

Berita Lainnya  Target Tahun 2021, Pilkades di Gunungkidul Akan Terapkan e-Voting

“Dari dinas kesehatan juga berupaya melakukan screaning di lapangan. Memberikan pemahaman bagi masyarakat, melakukan pemeriksaan dan penanganan lainnya,” tambah dia.

Sementara itu, Kepala DP3AKBPMD Gunungkidul, Sudjoko melalui Kabid Pemberdayaan, Subiyantoro mengatakan dinas pemeberdayaan dan pemerintah kalurahan juga memiliki andil yang besar dalam penanganan stunting di Gunungkidul. Adapun anggaran yang dikelola pemerintah kalurahan, salah satunya Dana Desa dapat dimanfaatkan untuk penanganan stunting.

“Dana desa memang bisa digunakan untuk stunting. Seperti sekarang ini kan ada refocusing untuk penanganan covid dan pemberian BLT, sebagian juga difokuskan untuk stunting itu,” kata Subiyantoro.

Mulai dari pemberian PMT, sosilalisasi hingga pencanangan program penanganan stunting bisa.didanai dengan dana desa. Saat ini, memang stunting menjadi perhatian bersama.

“Harapannya angka stunting di Gunungkidul bisa ditekan,”tutupnya.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Berita Terpopuler