Connect with us

Budaya

Melihat Belasan Remaja Bule Dengan Bangga Belajar Kehidupan dan Budaya Jawa

Diterbitkan

pada

BDG

Patuk,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Jawa memang dikenal memiliki keeksotisan tersendiri bagi banyak kalangan. Budaya Jawa sangat beragam, kental kaitannya dengan hubungan kehidupan dan makna yang cukup tinggi. Banyak dari budaya Jawa yang dijadikan pelajaran hidup lantaran penuh makna tersebut. Tak jarang banyak masyarakat dari suku lain atau bahkan orang asing ingin belajar memperdalam kebudayaan khas Jawa.

Salah satu daerah yang masih kental dengan budaya, adat dan tradisi adalah Gunungkidul. Daerah yang berada di pegunungan ini, masih begitu akrab dengan budaya-budaya nenek moyang. Sejumlah adat dan tradisi masih terus digelar, bukan sekedar hiburan namun juga sebagai bentuk pelestarian budaya. Alat musik dan lainnya juga masih sering diperdengarkan, misalnya gamelan, wayangan atau bahkan kethoprak.

Tidak hanya dari masyarakat yang masih terus berupaya melestarikan budaya yang ada, dukungan dari pemerintah daerah selama beberapa tahun belakangan ini terus dikucurkan. Jutaan bahkan ratusan juta dari pemerintah daerah dan provinsi yang berasal dari dana keistimewaan DIY digunakan untuk menggelar berbagai macam event budaya sehingga kemudian melestarikan adat tradisi serta budaya yang masih terus diuri-uri.

Berita Lainnya  Pasangan Seniman Yogya Imajinasikan Kedamaian dalam Lukisan

Seperti yang terlihat dalam suasana beberapa hari kemarin di Kampoeng Jelok, Desa Beji, Kecamatan Patuk. Sebanyak 15 siswa dari SMA Heerbeeck Collage dari Belanda memperdalam pengetahuan mereka tentang budaya Jawa. Selama berhari-hari, para remaja tersebut hidup dengan kesederhanaan serta penuh budaya Jawa yang berkembang di kampung tersebut.

“Kesan mereka di sini luar biasa sekali. Mereka sangat antusia karena keinginan mereka untuk belajar budaya Jawa cukup tinggi,” kata Pengelola Kampoeng Jelok, Sukriyanto, Jumat (12/10/2010).

Segala macam kegiatan masyarakat lokal selalu diikuti oleh 15 siswa itu. Mulai dari bercocok tanam, membatik, belajar memasak makanan Jawa, memainkan alat musik gamelan, tari tradisional dan beberapa hal lain. Dengan tekun mereka melihat, mengamati dan kemudian mempraktekan sejumlah kegiatan yang sebelumnya bisa jadi belum pernah mereka saksikan. Tak lupa pula para pengelola juga menceritakan sejumlah filosofi yang dapat dipetik dari berbagai kegiatan yang mereka lakukan tersebut. Hal ini tentunya semakin menambah minat para siswa asing itu.

Berita Lainnya  Usung Tema Ngayomi Ngayemi, Pekan Budaya Difabel 2022 Sinergikan Desa Wisata Kebon Agung

Sukriyanto menuturkan, mereka sangat terkesan dengan tata cara kehidupan masyarakat Jawa yang penuh dengan kesederhanaan. Kehidupan masyarakat jawa yang sederhana, dan kepribadian yang santun serta ramah memang menjadi ciri khas yang senantiasa menarik perhatian.

“Mereka juga tidur biasa di rumah-rumah warga. Mereka kagum sekali dengan kondisi di Gunungkidul. Budayanya kental, warganya ulet dan ramah, adem lah kalau istilah kita jadi mereka betah dan tertantang,” imbuh dia.

Kampoeng Jelok sendiri telah memiliki kerjasama dengan Heerbeeck Collage, Belanda. Selama 3 tahun ini, sering kali belasan siswa dikirim ke Kampoeng Jelok untuk belajar mengenai kebudayaan yang ada di Jawa, khususnya Gunungkidul. Selama 3 hari, para siswa mendapat pengalaman yang tidak pernah didapat di negaranya.

Para remaja bule berpakaian Jawa saat tinggal di Kampoeng Jelok

Sementara itu, pejabat di lingkungan Dinas Pariwisata Gunungkidul, Purnomo Sumardamto mengatakan, dengan sudah mulai banyak warga asing yang belajar budaya jawa, bukan tidak mungkin juga mendongkrak citra pariwisata Gunungkidul. Satu saja wisatawan asing terkesan dengan masyarakat, pariwisata dan budaya lokal bukan tidak mungkin dapat menularkan pengalamannya dan menarik wisatawan asing lain untuk berkunjung ke Gunungkidul. Konsep semacam ini disebut Purnomo sangat efektif dalam rangka pemasaran pariwisata Gunungkidul ke depannya.

Berita Lainnya  Dua Tahun Vakum Lantaran Pandemi, Rasulan Mulai Boleh Digelar Tahun Ini

“Yang paling terkesan mereka tampil memainkan alat musik gamelan. Ada perasaan bangga melihat mereka. Jangan berpikir negatif, kalau bule aja bisa harusnya generasi kita juga bisa. Bukan malah meniru budaya asing,” ucap pria yang akrab dipanggil Damto itu.

Pada intinya pemerintah daerah selalu terbuka bagi siapa saja yang ingin belajar budaya Jawa khususnya di Gunungkidul. Namun demikian, dari masyarakat lokal sendiri juga tidak boleh lupa siapa jati diri masing-masing. Globalisasi memang menggerus berbagai hal namun tidak untuk budaya, adat dan tradisi warga Gunungkidul.

“Budaya adalah kekayaan,” tutur dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata1 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler