Connect with us

Sosial

Merananya Hidup Mbah Senen, Tidur Hanya Beralaskan Kayu, Sekedar Piring atau Gelas pun Tak Punya

Diterbitkan

pada

BDG

Nglipar,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Kemiskinan masih menjadi momok bagi masyarakat Gunungkidul. Khususnya di pelosok-pelosok daerah, masih sering dijumpai warga yang hidup sangat memprihatinkan di bawah garis kemiskinan. Untuk sekedar memenuhi kehidupannya saja, warga-warga tersebut tidak mampu. Alhasil mereka harus hidup ala kadarnya.

Seperti halnya kehidupan yang harus dijalani oleh Mbah Senen (70) warga Padukuhan Kedungpoh Tengah, Desa Kedungpoh, Kecamatan Nglipar. Dalam masa senjanya, lelaki renta ini harus hidup dalam kondisi yang cukup miris.

Kehidupan pria yang akrab disapa mbah Senen ini sangatlah menyayat hati. Bagaimana tidak di sebuah rumah berukuran 4×2 meter itu ia gunakan untuk beraktifitas, kondisinya sudah sangat rusak. Rumah itu hanya terbuat dari anyaman bambu atau gedhek, separuhnya pun telah dalam kondisi rusak. Tak banyak yang bisa dilakukan oleh Mbah Senen untuk memperbaiki kerusakan yang terjadi. Hal ini lantaran kakek yang sudah tak bisa beraktifitas normal ini tidak memiliki biaya guna memperbaiki huniannya. Dengan kondisi dinding yang rusak ini, ia harus rela tiap malam terpapar dinginnya angin malam.

Berita Lainnya  Antisipasi Penimbunan Miras Oleh Pengedar Jelang Hari Raya, Polisi Awasi Ketat Jalur Masuk ke Gunungkidul

Masuk ke dalam rumah, hati orang yang normal ke sini pun semakin tersayat dan tertampar. Tak ada perkakas milik Mbah Senen yang patut digunakan. Di dalam rumah reot itu hanya terdapat 1 tempat tidur usang yang ia gunakan untuk tidur. Bahkan tak ada kasur yang memadahi. Setiap harinya, ia hanya tidur beralaskan kayu-kayu.

“Tidak ada perkakas rumah tangga. Gelas atau piring pun juga tidak punya. Pakaian pun hanya ada yang dipakai dan entah yang lain memiliki atau tidak,” kata Setyo Nugroho atau Genuk salah seorang warga sekitar.

Lagi-lagi hati dibuat miris dengan kondisi mbah Senen yang sudah sangatlah renta itu. Untuk makan sehari-harinya, ia hanya mengandalkan belas kasih dari para tetangganya. Jika ada yang memberikan makanan dengan senang hati ia menerima untuk mengisi perutnya, jika ada yang memberikan tempe mentah pun juga langsung ia lahap tanpa basa basi.

Berita Lainnya  Gilang dan Salma Dinobatkan Sebagai Dimas Diajeng Gunungkidul 2025

“Warga sekitar yang sering kasih makan. Kasihan wong sudah tua, kondisi kesehatannya pun juga perlu diperhatikan,” imbuhnya.

Yang cukup memprihatinkan lagi, meski hidup serba kekurangan tersebut, berdasarkan kroscek yang dilakukan, ternyata Mbah Senen sendiri belum pernah mendapatkan bantuan pemerintah. Mulai dari bantuan PKH hingga bantuan lainnya. Bahkan di usianya yang sudah tua itu, sampai sekarang ia belum memiliki KTP ataupun KK. Saat ini, beberapa relawan sosial dengan masyarakat lain tengah berkoordinasi untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh mbah Senen. Maklum pria renta ini memang tidak memiliki keluarga sehingga permasalahan ini akan ditanggung oleh masyarakat dan dengan pemerintah sekitar.

“Kami tergerak untuk memberikan keperdulian dan perhatian. Sudah ada bahasan untuk ke depan akan bagaimana, mudah-mudahan segera terpecahkan,” imbuhnya.

Adapun untuk sekarang ini yang dibutuhkan ialah pakaian layak pakai agar dapat digunakan bergantian oleh mbah Senen. Selain itu, Mbah Senen juga butuh bahan makanan agar kesehatannya lebih terjamin dibandingkan sekarang. Ditambahkan Genuk, akan lebih baik jika kemudian ada donatur yang dengan baik hati memberikan alas tidur yang memadahi serta beberapa peralatan lain. Jika memungkinkan pun bedah rumah akan dilakukan, namun untuk dana yang digunakan pun masih belum diketahui dari mana. Komunitas perduli sosial pun akan menggalang dana untuk bedah rumah maupun biaya kehidupan lansia tersebut.

Berita Lainnya  Martanty: Gunungkidul Masih Butuh Sentuhan Pemimpin Perempuan

“Belum pernah menikah selama ini. Kalau beliau 3 bersaudara tapi saudaranya ada yang sudah meninggal dan yang satu ikut dengan anaknya di luar kota,” tutup dia.

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler