Pariwisata
Pelonggaran Oleh Pemerintah dan Kebangkitan Pariwisata Gunungkidul Pasca Hantaman Pandemi






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Adanya kebijakan pelonggaran masker dan beberapa aspek lainnya oleh pemerintah pusat dimungkinkan memiliki dampak besar bagi dunia pariwisata. Saat ini, kunjungan wisatawan ke Kabupaten Gunungkidul terus mengalami peningkatan. Musim libur Lebaran serta momentum long weekend saat libur Waisak sendiri menjadi tonggak penting kebangkitan pariwisata Gunungkidul pasca dihantam pandemi sejak beberapa tahun terakhir ini.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Mohammad Arif Aldian mengatakan, secara psikis, dengan adanya pelonggaran sejumlah hal termasuk penggunaan masker akan semakin meningkatkan minat wisatawan berkunjung ke obyek wisata. Sebab, adanya pelonggaran ini, termasuk juga pelonggaran mobilitas antar daerah, mereka akan lebih leluasa saat berwisata.
“Pasti akan lebih meningkat lagi kunjungan wisatawan. Apalagi ini nanti akan masuk pada libur semester,” kata Arif Aldian, Rabu (25/05/2022).
Sebagai contohnya, pada Lebaran kemarin pemerintah memberikan kelonggaran mudik. Hal tersebut langsung berdampak positif pada sektor wisata di Gunungkidul. Selama libur lebaran kemarin ada 257.451 pengunjung yang masuk ke obyek wisata di Gunungkidul. Momentum ini kemudian disusul adanya 3 hari libur Waisak lalu yang mencatatkan kunjungan sebanyak 97.055 wisatawan di Kabupaten Gunungkidul.
Adanya peningkatan jumlah wisatawan yang masuk ini, pemerintah tetap menghimbau kepada wisatawan membiasakan diri untuk bermasker. Termasuk menerapkan pencegahan penularan covid19.







“Sudah ada kelonggaran mengenai penggunaan masker dan lainnya tetapi masyarakat tetap kami minta untuk prokes. Selain itu kami juga tetap aktifkan fasilitas prokes di masing-masing destinasi wisata. Kami juga masih menunggu instruksi resmi yang turun,” terang Arif.
Sementara itu, Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Gunungkidul, Sunyoto juga menilai pelonggaran masker menandakan semakin dekatnya status endemi covid19. Kendati demikian, pihaknya masih tetap meminta masyarakat untuk menerapkan prokes saat berada di tempat-tempat tertentu.
“Jika dilihat di lapangan masih ada yang nyaman menggunakan masker dan ada yang sudah mulai lepas,” terangnya.
Kebijakan pelonggaran yang diterapkan oleh pemerintah disambut baik oleh PHRI. Dengan demikian diharapkan kunjungan wisatawan dapat meningkat seiring dengan kebijakan yang berlaku.
Penerapan e-Ticketing di Obyek Wisata
Seiring dengan mulai meningkatnya tingkat kunjungan wisatawan, penggunaan aplikasi e-ticketing di kawasan wisata juga terus diupayakan oleh Dinas Pariwisata Gunungkidul. Penggunaan e-ticketing dapat mempermudah dan memperlancar laju antrian saat masuk ke kawasan wisata. Sebagaimana diketahui, manakala musim liburan, kemacetan memang sering terjadi di kawasan TPR.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Mohammad Arif Aldian, mengatakan e-ticketing menjadi bagian dari upaya dari pemerintah agar wisatawan beralih ke transaksi non-tunai. Dari laporan yang ia terima, wisatawan sudah mulai memanfaatkan adanya e-ticketing khususnya yang tersedia di TPR menuju pantai. Namun ia belum tahu persis berapa wisatawan yang telah menggunakan e-ticketing untuk masuk ke kawasan pantai.
“Kalau e-ticketing sudah tersedia melalui scan barcode di TPR, jadi sudah mulai dimanfaatkan oleh sebagian wisatawan,” ucapnya.
Ia menambahkan, selain penggunaan QRIS Barcode yang tersedia di TPR, wisatawan juga bisa melalui aplikasi visiting jogja milik Pemda DIY untuk masuk dan melakukan pembayaran tiket secara online.
“Teknisnya juga cukup mudah, tinggal scan barcode sudah langsung masuk,” imbuh Arif.
Namun demikian, penggunaan e-ticketing saat di kawasan wisata masih menemui sejumlah kendala. Salah satunya ialah ketersediaan sinyal internet yang terbatas di kawasan wisata khususnya pantai yang menyulitkan saat akan melakukan scan barcode. Pembayaran tiket on the spot juga masih mendominasi pilihan wisatawan yang akan masuk ke kawasan wisata.
“Sebagian wisatawan sudah menggunakan, menyesuaikan kesiapan dari wisatawan sendiri dan operator seluler yang digunakan,” terangnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Koordinator TPR Baron Utama, Heri Mulyono. Ia menyampaikan jika pembayaran tiket tunai di tempat masih menjadi pilihan wisatawan untuk masuk ke kawasan wisata. Namun sebagainya wisatawan juga sudah mulai beralih ke transaksi melalui e-ticketing meskipun jumlahnya masih kecil dibandingkan pembayaran tunai.
“Kemarin pas libur lebaran itu juga ada sebagian yang pakai e-ticketing, tapi kalau dirata-rata masih banyak yang memilih bayar tunai,” tutupnya.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
Sosial4 minggu yang lalu
Istri Wakil Bupati Gunungkidul Dilantik Jadi Ketua Tim Penggerak PKK, Ini Hal yang Akan Dilakukan
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Sejumlah Siswa SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul Lolos SNBP
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
bisnis3 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar