Info Ringan
Enam Fakta Tentang Virus Corona






Jogja,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–11 Juta Penduduk kota Wuhan, Tiongkok, dibuat panik setelah banyak orang jatuh sakit sesudah berkunjung ke pasar seafood Huanan. Anehnya, jumlah korban semakin cepat. Padahal, sebagian besar dari mereka tak pernah berkunjung ke pasar tersebut. Fenomena apa yang terjadi? Setelah diselidiki secara mendalam, virus corona menjadi biang keladi utama dari kepanikan tersebut. Hal yang perlu digarisbawahi, virus ini bisa menular dengan cepat, hingga menimbulkan kematian. Lalu, bagaimana perkembang kasus virus corona secara global? Bagaimana respons pemerintah Indonesia terhadap kondisi ini? Lalu, apa kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terhadap virus misterius ini? Nah, berikut data dan fakta yang Halodoc himpun dari berbagai sumber internasional maupun nasional.
Menyebar ke Negara Lain
Virus yang dapat menyebabkan pneumonia tersebut pertama kali muncul di kota Wuhan, Tiongkok. Pemerintah Tiongkok mengatakan virus corona ini berasal dari hewan liar yang dijual di pasar seafood Huanan. Sejak itu, para pelancong yang terinfeksi dari Wuhan telah menularkan virus tersebut ke negara-negara lain. Sampai saat ini, virus corona sudah menyebar ke tujuh negara. Mulai dari Thailand, Jepang, Korea Selatan, Singapura, Taiwan, Vietnam, dan Amerika Serikat.
Diduga dari Kelelawar
Virus Corona merupakan penyakit zoonosis, artinya ditularkan antara hewan dan manusia. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) di Amerika juga telah menegaskan mengenai hubungan antara kelelawar dan virus Corona. Menurut ahli di sana, virus corona merupakan virus yang beredar pada beberapa hewan, termasuk unta, kucing, dan kelelawar. Sebenarnya virus corona jarang sekali berevolusi dan menginfeksi manusia dan menyebar ke individu lainnya. Namun, kasus di Tiongkok kini menjadi bukti nyata kalau virus ini bisa menyebar dari hewan ke manusia.







Kerabat dekat SARS dan MERS
Menurut para pakar di WHO, virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit flu, hingga penyakit yang lebih parah. Misalnya, Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV). Kilas balik ke belakang, SARS yang muncul pada November 2002 di Tiongkok, menyebar ke beberapa negara lain. Mulai dari Hongkong, Vietnam, Singapura, Indonesia, Malaysia, Inggris, Italia, Swedia, Swiss, Rusia, hingga Amerika Serikat. Epidemi SARS yang berakhir hingga pertengahan 2003 itu menjangkiti 8.098 orang di berbagai negara. Bagaimana dengan jumlah korbannya? Setidaknya 774 orang mesti kehilangan nyawa akibat penyakit infeksi saluran pernapasan berat tersebut.
Misterius, Belum Ada Vaksinnya
Virus yang menyebabkan wabah pneumonia di Wuhan, Tiongkok ini terbilang misterius. Para ahli mengidentifikasi sebagai virus corona jenis baru. Virus yang menyerang pernapasan itu dinamai dengan novel coronavirus atau 2019-nCoV. Sebenarnya terdapat beberapa vaksin pneumonia yang ditujukan untuk mencegah pneumonia. Akan tetapi, vaksin tersebut tak bisa mencegah pneumonia yang sedang mewabah saat ini karena virus corona jenis baru. Oleh sebab itu, pemerintah Tiongkok mengkarantina kota Wuhan yang berpenduduk 11 juta orang.
Sudah Memakan Korban
Hingga saat ini belum ada kasus virus corona yang masuk ke Indonesia. Akan tetapi, kita tak boleh abai dengan serangan virus misterius ini. Sebab, virus ini setidaknya sudah menjangkiti 830 orang yang sebagian besar terjadi di Wuhan. Menurut pemerintah, setidaknya 25 orang telah meninggal akibat serangan virus corona.
Dari Demam Sampai Nyeri Dada
Virus corona bisa menimbulkan beragam keluhan pada pengidapnya. Mulai dari demam, batuk, sulit bernapas, sakit tenggorokan, dan sakit kepala. Selain itu, menurut ahli di National Institutes of Health – MedlinePlus, virus yang menginfeksi saluran pernapasan atas ini juga bisa menyebabkan gejala yang parah. Infeksi virus ini bisa berubah menjadi pneumonia dengan beragam gejala. Contohnya, demam yang tinggi, batuk dengan lendir, sesak napas, hingga nyeri dada. Gejala-gejala ini bisa semakin parah bila terjadi pada pengidap penyakit jantung atau paru-paru, orang dengan sistem kekebalan yang lemah, bayi, dan lansia.
Risikonya Bisa Diminimalisir
Meski kini belum ada vaksin untuk mencegah infeksi virus corona, setidaknya ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko terjangkit virus ini. Melansir National Institutes of Health – Coronavirus, ada beberapa tips yang bisa dilakukan.
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik hingga bersih.
- Hindari menyentuh wajah, hidung, atau mulut saat tangan dalam keadaan kotor atau belum dicuci.
- Hindari kontak langsung atau berdekatan dengan orang yang sakit.
- Membersihkan dan mensterilkan permukaan benda yang sering digunakan.
- Tutup hidung dan mulut ketika bersin atau batuk dengan tisu. Kemudian, buanglah tisu dan cuci tangan hingga bersih.
- Jangan keluar rumah dalam keadaan sakit.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks