Sosial
Akibat Insiden Jatuhnya Crew Paralayang, Dinas Minta FASI Perketat Standar Operasional Prosedur






Purwosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Selepas adanya insiden seorang crew paralayang terjatuh dari ketinggian usai membantu seorang penerbang melakukan take off di obyek wisata Watugupit, Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari sejumlah langkah terus diambil oleh Dinas Pariwisata Gunungkidul dan Satreskrim Polres Gunungkidul. Data-data dalam penanganan kejadian yang terjadi pada Sabtu (22/12/2018) siang kemarin terus dikumpulkan oleh pihak terkait.
Sekretaris Dinas Pariwisata Gunungkidul, Harry Sukmono mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Federasi Aero Sport Insonesia (FASI) dan pengelola obyek wisata Watugupit. Hal ini untuk mengetahui sejauh mana tingkat keamanan dalam pengoperasionalan wisata paralayang. Nantinya Standar Operasional Prosedur (SOP) diperketat oleh Dinas Pariwisata.
“Kami sudah koordinasikan dengan FASI dan komunitas lain yang ada di sana (Watugupit),” kata Harry Sukomono, Minggu (23/12/2018).
Meski langkah memperketat SOP ini akan diambil, dari Dinas Pariwisata sementara ini belum mengetahui secara detail SOP yang diberlakukan seperti apa, yang tahu dan membidangi adalah mereka yang berkecimpung di dunia paralayang yakni FASI dan komunitas lain.
Ia menambahkan, standar keamanan memang hal yang wajib untuk dipenuhi di obyek wisata ini. Pasalnya olahraga paralayang sangatlah membutuhkan keahlian khusus dan tidak semua orang mampu melakukan olahraga ini. Maka dari itu, memperketat SOP yang diterapkan dianggap langkah yang efisien untuk memberikan perlindungan pada para pengunjung atau lainnya.
“Memperketat SOP merupakan langkah dari pemerintah maupun komunitas untuk meminimalisir tidak terulangnya kejadian semacam ini hingga merenggut nyawa seseorang,” imbuh dia.
Lebih lanjut, nantinya akan diterapkan bagi pengelola atau pemandu tandem di obyek wisata ini harus memiliki standar-standar khusus, sehingga lebih ada jaminan keamanan kembali. Namun perlu ada pembicaraan kembali dengan FASI yang memgetahui secara persis kriteria yang diperlukan.







Disinggung mengenai apakah ada asuransi bagi korban meninggal usai terjatuh dari ketinggian puluhan meter itu, Harry mengungkapkan jika dalam waktu dekat pihaknya akan membantu proses pengurusan asuransi. Mengingat selama ini obyek wisata yang cukup menantang itu telah memiliki kerjasama dengan pihak asuransi jika sekiranya terdapat kecelakaan kerja.
Watugupit memang sering digunakan oleh FASI sejak belasan tahun lalu telah digunakan untuk melakukan aktivitas paralayang. Melihat potensi tersebut, dari pemerintah daerah lantas melakukan pengembangan sebagai spot tourism dengan memberikan fasilitas pendukung seerti pendopo, tempat parkir dan fasilitas lainnya.
“Tidak ada penutupan obyek wisata yang kami lakukan di Watugupit, mengingat tidak semua wisatawan yang berkunjung ke sana ingin melakukan paralayang. Panorama yang indah di sana seringkali dinikmati oleh wisatawan untuk menghabiskan waktu memandang indahnya sunset dan pemandangan lain,” terang dia.
Terpisah, Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Riko Sanjaya mengungkapkan adanya insiden terjatuhnya seorang crew paralayang saat membantu take off penerbang langsung menjadi perhatian jajarannya. Beberapa anggota dipimpin oleh Riko lantas mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan investigasi terkait penyebab pastinya kejadian tersebut.
“Sejauh ini kami masih melakukan penyelidikan. Data-data di lapangan dan keterangan saksi sudah kami kantongi namun masih membutuhkan waktu untuk mengungkap faktor apa yang menyebabkan insiden ini dapat terjadi,” paparnya.
Garis polisi masih dibentangkan di lokasi awal take off dan lokasi dimana korban terjatuh hingga meregang nyawa. Dari pihak kepolisian juga memiliki komitmen tinggi untuk melakukan pengamanan yang lebih lagi, bukan hanya karena insiden ini melainkan juga pengamanan lonjakan wisatawan di libur akhir tahun ini.
Sebagaimana diketahui, seorang crew paralayang di obyek wisata Watu Gupit, Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari, Suyadi (41) tewas usai terjatuh dari ketinggian ratusan meter, Sabtu (22/12/2018) siang. Insiden terjadi saat korban berusaha membantu penerbangan seorang penerbang dengan seorang siswa terbang.
Semula memang tidak ada kejanggalan, baik siswa maupun pilot dan crew melakukan persiapan penerbangan. Insiden maut mulai terlihat kala korban berusaha mendorong paralayang agar bisa terbang atau take off. Apesnya, saat paralayang sudah mulai beranjak terbang, tangannya masih memegang tali dari kendali paralayang tersebut.
Meski sempat dibantu dan diminta untuk bertahan hingga paralayang landing, namun genggaman Suyadi tidak sekuat dugaan. Ia justu terjatuh dari ketinggian 50 meter di pesisir sekitar pantai Klampok dan Parangendog, Desa Girijati, Kecamatan Purwosai. Naas korban dinyatakan meninggal lantaran luka yang dialami cukup parah.(arista)
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan1 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis4 minggu yang lalu
PT Railink Raih Penghargaan 7th Top Digital Corporate Brand Award 2025
-
Uncategorized3 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
bisnis3 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Peristiwa3 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh