Connect with us

Pemerintahan

Dampak Kekeringan Semakin Parah, BMKG dan BNPB Siapkan Hujan Buatan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Dampak kekeringan di beberapa daerah semakin meluas. Beberapa langkah terus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi dampak kekeurangan air yang dirasakan oleh masyarakat Gunungkidul ini. Salah satunya yakni dengan droping air untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kendati demikian, langkah ini masih belum begitu mampu menanggulangi dampak kekeringan secara keseluruhan.

Diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) jika puncak kemarau sendiri akan terjadi di bulan Agustus hingga September. Dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG saat ini tengah berkoordinasi untuk melakukan langkah cepat penanganan kekeringan yang semakin meluas. Salah satu yang tengah digagas oleh pusat yakni akan melakukan rekayasa cuaca menggunakan teknologi modifikasi cuaca.

Teknik ini akan dilakukan di daerah-daerah yang sekiranya dampak kekeringan terus meluas dan kawasan tersebut menetapkan darurat kekeringan. Kawasan yang diincar untuk dilakukan rekayasa cuaca adalah di kawasan DIY dan sekitar Nusa Tenggara. Di wilayah ini, sejak beberapa bulan sama sekali tidak terjadi hujan dan persediaan air mulai mengering.

Berita Lainnya  Sempat Diwarnai Aksi Demo, Calon-calon Kades Bunder Akhirnya Ditetapkan

Kepala BMKG DIY, Reni Kraningtyas mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BMKG Pusat. Rencana membuat rekayasa cuaca sendiri tengah diupayakan oleh sejumlah instansi terkait dengan dukungan data cuaca dari BMKG. Rencananya, teknik ini akan dilakukan dalam waktu dekat namun juga menyesuaikan kondisi cuaca terkini.

“Tadi sudah hubungi BMKG pusat memang akan ada rencana pembuatan modifikasi cuaca. Dari pusat khususnya BNPB nasih mengurus izin penggunaan pesawat,” kata Reni Kraningtyas, Kamis (01/08/2019).

Kondisi sekarang ini di beberapa daerah tak terkecuali di DIY, cuaca memang sangat kering. Sehingga nantinya akan dilakukan penyebaran garam di udara dan memicu terjadinya hujan buatan. Dengan demikian, diharapkan daerah-daerah terdampak kekeringan dapat mengalami hujan.

“Untuk target sendiri dikatakan semua provinsi atau kabupaten yang sudah menyatakan siaga hingga darurat kekeringan seperti Jawa dan Nusa Tenggara. Tim TMC nanti akan standby di posko yang ditunjuk,” imbuhnya.

Namun begitu, untuk teknologi modifikasi cuaca sendiri akan sangat bergantung pada kondisi cuaca terkini, mengingat kondisi cuaca cukup kering.  Artinya, jika nanti cuaca mendukung, baru akan dilakukan penyebaran garam. Menurut Reni, tim TMC akan stand by di pangkalan atau posko yang ditunjuk.

Berita Lainnya  Kontroversi Pembentukan Dinas Pemuda dan Olahraga, Ini Kata Bupati Sunaryanta

“Target yang akan dilakukan TMC ini menyeluruh, yakni di Jawa, Bali dan Nusa Tenggara,” terangnya.

Lanjut Reni, untuk puncak kemarau sendiri diprediksi akan terjadi di bulan Agustus ini. Kemudian hujan akan berangsur turun pada bulan Oktober di sebagian wilayah Sleman. Untuk daerah lain di DIY rata-rata hujan akan turun pada bulan November mendatang. Terkait cuaca yang sering mendung, menurut BMKG hal ini biasa terjadi, disarankan masyarakat tak perlu khawatir.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki menambahkan, akibat tak adanya hujan, persediaan air bersih di beberapa kawasan terus mengering. Saat ini terdapat 16 kecamatan telah terdampak kekeringan diantaranya yakni Kecamatan Girisubo, Rongkop, Purwosari, Tepus, Ngawen, Ponjong, Semin, Patuk, Semanu, Paliyan, Panggang, Gedangsari, Tanjungsari, dan Nglipar. Sedikitnya ada 134.929 jiwa yang terdampak kekeringan.

Berita Lainnya  Tinggal di Dekat Kawasan Terpapar Virus Corona, Warga Getas Tak Bisa Pulang Lantaran Biaya

“Untuk darurat kekeringan sudah sejak beberapa waktu lalu. Ada 8 kecamatan yang mengajukan dropping air ke BPBD sedangkan sisanya bisa tertangani oleh kecamatan,” ungkapnya.

Disinggung mengenai adanya rencana dari BMKG dan BNPB akan melakukan rekayasa cuaca, Edy masih belum mengetahui hal tersebut. Meski begitu, pihaknya telah berusaha melakukan droping air sesuai dengan aturan yang berlaku menggunakan dana yang dianggarkan oleh pemerintah. Bantuan air bersih dari pihak swasta dan dermawan juga terus berdatangan.

Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata2 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis4 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler