Connect with us

Sosial

Dana Desa Diharapkan Bisa Sejahterakan Masyarakat Pedesaan

Diterbitkan

pada

BDG

Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Pemerintah daerah kabupaten Gunungkidul terus berupaya mendorong pemerintah desa untuk berinovasi dalam meningkatkan perekonomian, pendapatan, dan kesejahteraan masyarakat. Kucuran dana desa dari pemerintah pusat diharapkan menjadi solusi yang tepat dalam peningkatan derajat kesejahteraan masyarakat Gunungkidul. Namun demikian, dalam praktek penggunaan dana ini tentu tidak melulu hanya untuk pembangunan, inovasi pemberdayaan juga sangat dibutuhkan.

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DP3AKBPMD), Sudjoko memaparkan bedasarkan program dari Kementerian Desa terdapat sejumalah inovasi yang dibentuk dan dapat diadopsi oleh pemerintah desa di Gunungkidul. Beberapa inovasi yakni mulai dari sumber daya manusia, perekonomian masyarakat lokal dan infrastruktur.

Dana miliaran rupiah yang diterima oleh pemerintah desa wajib digunakan bedasarkan kebutuhan di wilayah masing-masing. Dengan demikian pemerataan tingkat perekonomian dan kesejahteraan tergambar jelas. Tanpa ada kesenjangan yang cukup jauh. Adanya Bursa Inovasi Desa ini, Sudjoko sangatlah mendukung. Demikian pemerintah desa mampu mengadopsi inovasi yang sesuai dengan kondisi di desa.

Berita Lainnya  Pantau Harga Sembako Secara Online di 4 Pasar Ini, Begini Caranya

“Ini kan kami tampilkan beberapa inovasi dari daerah lain yang menjadi unggulan Kemendes. Pemerintah desa dapat melihat, mencermati jika sekiranya cocok dapat diterapkan di desa masing-masing,” tutur Sudjoko, Rabu (17/10/2018).

Lebih lanjut ia memaparkan, pendampingan terhadap desa juga lebih ditekankan. Sehingga dalam proses penggunaan dana desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan desa. Meski saat ini, pemerintah daerah tengah mendongkrak dalam bidang pembangunan infrastruktur. Namun demikian pembanguanan tidak melulu di jalan atau sarana prasarana lainnya. Perlu ada inovasi baru dari pemerintah desa sebagai ciri khas desa.

Sejauh ini sudah mulai banyak desa yang berupaya berinovasi demi meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. Dari 144 desa yang ada telah  hampir separuh desa memiliki inovasi meski hal tersebut belumlah maksimal. Inovasi ini masih berkutst pada olahan makanan, dan kerajinan sebagai pendongkrak pendapatan.

Berita Lainnya  Belasan Kambing di Purwodadi Diserang Hewan Liar

“Jadi pada dasarnya penggunaan dana desa itu tidak melulu untuk pembangunan rabat beton, talud atau jalan. Sebagian harus digunakan untuk pengoptimalan inovasi agar desa itu ada nilai lebihnya, jangan hanya jalan ditempat saja,” tambah Sudjoko.

Sementara itu, Sekretaris daerah Kabupaten Gunungkidul, Drajad Ruswandono mengatakan bursa inovasi desa diharapkan mampu mendongkrak semangat pemerintah desa untuk lebih baik dan lebih maju kembali. Sehingga dalam proses jalannya pemerintahan dapat berjalan baik seiring dengan perkembangan teknologi dan informasi. Segala macam inovasi di daerah lain, dapat diadopsi sesuai dengan kondisi desa, namun demikian tetap harus perlu penyeleksian yang sekiranya pantas atau tidak.

Dirinya tidak memungkiri jika selama ini pemerintah desa masih kesulitan dalam penggunaan dana desa. Terutama dalam pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyrakat yang mengarah pada inovasi. Sejauh ini jika dari pemerintah bawah (desa) tidak intens dalam berkoordinasi dengan pendamping dan pemerintah daerah.

Berita Lainnya  Beras Kelas Medium Menghilang di Pasaran. Harga Beras Premium Terus Melambung Tak Terkendali

Drajad menyadari jika sumber daya manusianya kurang memadahi, sebagus apapu inovasi dan sekuat apapun pemerintahan tentu tidak akan berdampak maksimal pada masyarakat. Peran pendamping dalam hal ini juga sangatlah dibutuhkan, mengarahkan apa yang sesuai dan perlu ditingkatkan atau diperbaiki.

“Bursa Inovasi Desa ini sebagai penyemangat pemerintah desa. Jadi kedepan adopsi inovasi tidak semuanya. Desa didorong untuk mengetahui karakteristik masyarakat dan daerah, dari contoh itu diadopsi penerapannya, namun dengan model tersendiri,” tutur Drajad. (arista)

Iklan
Iklan

Facebook Pages

Iklan

Pariwisata

Pariwisata1 minggu yang lalu

Masa Angkutan Lebaran 2025, Penumpang KA Bandara Capai 390 Ribu

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – PT Railink KA Bandara Medan dan Yogyakarta mencatat sebanyak 390.475 ribu masyarakat menggunakan layanan Kereta Api...

bisnis2 minggu yang lalu

Libur Lebaran, Stasiun Yogyakarta Optimalkan Peran Sebagai Stasiun Integrasi Antarmoda

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja,(pidjar.com) – Stasiun Yogyakarta memiliki keunggulan sebagai stasiun integrasi antar moda yang mampu melayani pemudik dan masyarakat untuk berwisata...

bisnis3 minggu yang lalu

Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Dalam rangka menyambut momen Lebaran 2025, PT Railink KAI Bandara di Medan dan Yogyakarta memberikan diskon...

bisnis3 bulan yang lalu

Libur Panjang Isra Mi’raj dan Imlek, 79 Persen Tiket Terjual di Daop 6 Yogyakarta

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com)– PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daop 6 Yogyakarta mencatatkan penjualan tiket kereta api yang signifikan pada libur...

bisnis3 bulan yang lalu

Demi Lancarnya Perjalanan KA, Pusdalopka Rela Tak Ada Libur

https://pidjar.com/wp-content/uploads/2025/03/VID-20250327-WA0011.mp4  Jogja, (pidjar.com) – Salah satu elemen penting yang memainkan peran strategis dalam menjaga kelancaran operasional kereta api adalah Pusat...

Berita Terpopuler