Sosial
Empat Kecamatan Ini Menjadi Kawasan Paling Rawan Bencana Tanah Longsor






Wonosari,(pidjar-com-525357.hostingersite.com)–Jelang musim penghujan yang diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat ini, konsentrasi personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul harus terbagi. Di satu sisi, mereka harus terus mengantisipasi dampak kekeringan yang saat ini terus meluas, namun di sisi lain, para petugas dari BPBD juga sudah harus mulai melakukan pemetaan lokasi rawan bencana khususnya longsor yang memang rawan terjadi di kawasan Gunungkidul yang berkarakter pegunungan. Sedikitnya di seluruh Gunungkidul, terdapat empat titik yang dianggap paling rawan terjadi bencana tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki mengatakan, jika merujuk data bencana longsor pada tahun 2017, ada empat kecamatan dengan jumlah kejadian terbanyak yakni Kecamatan Gedangsari, Nglipar, Patuk dan Ponjong. Ia jelaskan lebih lanjut, di Kecamatan Patuk dan Nglipar pada tahun 2017 silam terjadi masing-masing 14 bencana tanah longsor. Sementara di Kecamatan Ponjong, tanah longsor terjadi sebanyak 23 kejadian.
“Di Kecamatan Gedangsari yang terbanyak, di sana ada 34 kejadian. Bencana longsor juga terjadi di Tepus, Semin, Karangmojo tapi jumlahnya sedikit,” kata Edy kepada pidjar-com-525357.hostingersite.com, Kamis (24/10/2018).
Ia mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya korban jiwa, pihaknya telah memasang alat Early Warning System (EWS) longsor di 30 titik. Alat tersebut menurut Edi akan sangat berguna dalam memberikan peringatan kepada masyarakat bilamana terjadi bencana longsor. Dengan adanya peringatan tersebut, warga bisa melakukan langkah antisipasi sehingga jumlah korban bisa ditekan seminimal mungkin.
“Seluruh kecamatan mempunyai EWS, rata-rata dua EWS di satu kecamatan,” imbuh dia.







Ia menjelaskan, selain pemasangan EWS pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di lokasi rawan longsor untuk selalu waspada. Jika kondisi tanah sudah labil, warga disarankan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Selain bencana tanah lomgsor, Edy juga menyampaikan bahwa menjelang musim penghujan ini ada bencana lain yang patut diwaspadai seperti banjir dan angin kencang.
“Kasus banjir pada tahun 2017 ada 246 kejadian, sedangkan bencana yang disebabkan angin ada 9 kasus,” terang dia.
Ia menyebut, selama kurung waktu satu tahun kemarin, bencana alam yang terjadi berdampak kepada 2.459 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa sebesar 5.271 orang. Ia berharap masyarakat dapat lebih waspada dan selalu siap siaga.
“Kita juga terus memberikan pelatihan kepada warga melalui Desa Tangguh Bencana (Destana),” pungkas dia.
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Bupati Endah Harapkan Tradisi Urbanisasi Mulai Berkurang
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Akhirnya Gunungkidul Akan Kembali Punya Bioskop
-
film2 minggu yang lalu
Diputar Bertepatan Momen Lebaran, Film Komang Ajak Rayakan Perbedaan
-
bisnis3 minggu yang lalu
Hadirkan Zona Baru, Suraloka Interactive Zoo Siap Berikan Pengalaman Interaktif dan Edukatif
-
Uncategorized4 minggu yang lalu
Milad ke 12, Sekolah Swasta Ini Telah Raih Ribuan Prestasi
-
bisnis4 minggu yang lalu
Sambut Lebaran 2025, KAI Bandara Beri Diskon Tiket dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis
-
Sosial1 minggu yang lalu
Komitmen HIPMI Gunungkidul Jaga Kebersamaan dan Dukung Kemajuan Investasi Daerah
-
Peristiwa2 minggu yang lalu
Kebakaran di Rongkop, Bangunan Rumah Hingga Motor Hangus Terbakar
-
Peristiwa4 minggu yang lalu
Jelang Lebaran, Polisi Himbau Warga Waspadai Peredaran Uang Palsu
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Pemeriksaan Selesai, Bupati Segera Jatuhkan Sanski Terhadap 2 ASN yang Berselingkuh
-
bisnis4 minggu yang lalu
Catat Kinerja Positif di Tahun 2024, WOM Finance Berhasil Tingkatkan Aset 4,68 Persen
-
Pemerintahan2 minggu yang lalu
Puluhan Sapi di Gunungkidul Mati Diduga Karena Antraks